Disulfiram
Golongan |
Obat Keras |
Kategori |
Obat Kesehatan Mental |
Dikonsumsi oleh |
Dewasa |
Bentuk Obat |
Tablet |
Disulfiram untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori C: Konsultasikan terlebih dahulu pada dokter jika akan mengonsumsi obat ini saat hamil. Peringatan Menyusui: Disulfiram dapat terserap ke dalam ASI. Sebaiknya sebaiknya tidak digunakan pada ibu menyusui atau informasikan pada dokter terlebih dahulu jika akan mengonsumsi obat ini saat hamil. |
Pengertian
Kecanduan alkohol adalah sebuah kondisi dimana seseorang memiliki ketergantungan yang tinggi akan alkohol dan sulit melepaskan diri dari rasa ingin mengonsumsinya. Kecanduan alkohol secara terus menerus justru akan membahayakan fisik orang tersebut.
Salah satu obat yang sering diresepkan dokter untuk mengatasi kondisi kecanduan alkohol adalah Disulfiram. Tapi, obat ini sebenarnya tidak hanya untuk mengatasi masalah kecanduan alkohol, melainkan untuk minuman lainnya yang memiliki efek candu.
Disulfiram bekerja dengan cara menghambat pemrosesan alkohol dalam tubuh. Dengan proses ini, diharapkan tubuh pun akan sulit mendeteksi kehadiran alkohol sehingga gejala kecanduan akan berkurang.
Disulfiram juga akan membuat pasien tidak lagi merasa nyaman saat mengonsumsi alkohol, misalnya dengan menghadirkan rasa panas di dada, jantung berdebar kencang, atau pun sakit kepala yang berat.
Keterangan
- Golongan : Obat keras
- Kelas terapi : Obat Kesehatan Mental
- Kandungan : Disulfiram 500 mg
- Kemasan : Strip @ 10 tablet
- Farmasi : -
- Harga : -
Kegunaan
Disulfiram digunakan untuk mengurangi rasa kecanduan akibat alkohol.
Artikel lainnya: Pecandu Alkohol Rentan Kekurangan Gizi, Benarkah?
Dosis dan Aturan Pakai
Dokter akan melakukan penyesuaian dosis pada masing-masing pasien tergantung dari kondisi kecanduan dan juga respon tubuh pasien terhadap obat.
Adapun dosis Disulfiram adalah sebagai berikut :
Tujuan : mengatasi kecanduan alkohol
Bentuk : tablet
- Dosis awal sebanyak 800 mg satu kali sehari
- Dosis lanjutan umumnya diturunkan yaitu sebanyak 200 mg/hari
- Dosis pemeliharaan adalah sebanyak 100 – 200 mg/hari
Cara Penggunaan
- Gunakan Disulfiram sesuai dengan petunjuk dokter atau informasi yang ada dalam label kemasan obat
- Jangan melebihkan atau pun mengurangi dosis dari yang dianjurkan karena akan meningkatkan risiko efek samping obat
- Selama 12 jam sebelum mengonsumsi dosis pertama Disulfiram, jangan mengonsumsi alkohol atau minuman apapun yang mengandung alkohol (wine, beer, dll). Begitu juga selama beberapa minggu setelah berhenti menggunakan obat
- Sebaiknya Obat dikonsumsi di pagi hari, boleh sebelum ataupun sesudah makan. Namun, jika obat menyebabkan kantuk berat, silakan untuk mengonsumsi obat ini di malam hari sebelum tidur
- Informasikan pada dokter terlebih dahulu jika akan berhenti mengonsumsi Disulfiram
Cara Penyimpanan
Disulfiram dapat disimpan dalam suhu ruangan, di tempat yang sejuk dan terhindar dari paparan sinar matahari langsung serta jauh dari jangkauan anak-anak.
Efek Samping
Disulfiram dapat menyebabkan efek samping yang berbeda pada tiap penggunanya. Berikut adalah efek samping yang mungkin terjadi:
- Ruam kulit
- Jerawat
- Sakit kepala ringan
- Mengantuk
- Perasaan lelah
- Rasa logam atau rasa seperti bawang putih di mulut
Artikel lainnya: 12 Bahaya Minum Alkohol bagi Kesehatan Tubuh
Hubungi dokter jika mengalami gejala yang lebih serius. Berikut gejala efek samping yang mungkin terjadi:
- Kelelahan yang berlebihan
- Kekurangan energi
- Kehilangan nafsu makan
- Sakit perut
- Muntah
- Kuning pada mata
- Warna urin gelap
Overdosis
Gejala umum yang mungkin terjadi saat kelebihan obat Disulfiram adalah gangguan pada pernapasan, seperti sulit nafas atau henti nafas. Segera hubungi dokter jika mengalami gejala ini.
Kontraindikasi
Jangan digunakan pada orang yang hipersensitif pada Disulfiram atau obat golongan sulfida lainnya.
Interaksi Obat
Beberapa obat mungkin berinteraksi dengan Disulfiram, karenanya konsultasikan dengan dokter jika akan mengonsumsi Disulfiram bersama dengan obat lain. Adapun obat yang bisa berinteraksi dengan Disulfiram adalah:
- Beberapa antikoagulan seperti teofilin dan phenitoin akan menyebabkan peningkatan efektivitas antikoagulan
- Terjadi risiko peningkatan toksisitas metronidazole saat digunakan bersama Disulfiram
- Kadar Disulfiram dalam darah akan meningkat saat digunakan bersamaan dengan obat golongan paraldehid
- Risiko terjadinya kerusakan otak apabila Disulfiram dikonsumsi bersama pimozide
Artikel lainnya: Efek Berhenti Minum Alkohol, Tubuh Lebih Sehat!
Peringatan dan Perhatian
- Informasikan pada dokter atau pun apoteker Anda jika sedang mengonsumsi obat lain terutama amitriptyline, antikoagulan seperti warfarin, isoniazid, metronidazol, fenitoin atau obat non resep yang mengandung alkohol
- Informasikan pada dokter jika memiliki riwayat:
- Diabetes
- Penyakit tiroid
- Epilepsi
- Kerusakan otak
- Penyakit ginjal
- Penyakit hati
- Hindari mengendarai kendaraan atau pun mengoperasikan mesin saat mengonsumsi obat ini, karena obat ini dapat menyebabkan kantuk dan sakit kepala
- Informasikan pada dokter jika dalam keadaan hamil dan menyusui atau dalam program kehamilan
Kategori Kehamilan
Kategori C: Studi pada hewan percobaan memperlihatkan efek samping pada janin. Namun belum ada studi terkontrol pada wanita hamil.
Peringatan Kehamilan
Obat boleh digunakan apabila manfaat yang didapat lebih besar dari risiko terhadap janin.
Peringatan Menyusui
Belum diketahui apakah Disulfiram dapat terserap ke dalam ASI atau tidak. Konsultasikan pada dokter jika akan mengonsumsi obat ini saat menyusui.
Penyakit Terkait
Alternatif Obat Lainnya
- Classic Mulberry Powder (CMP)
- Acamprosate
- Naltrexone
Jangan tunggu sakit. Manfaatkan layanan konsultasi kesehatan langsung dengan dokter di fitur Tanya Dokter online. Yuk, sama-sama #JagaSehatmu.
[LUF]
Medelineplus (2022). Disufiram (https://medlineplus.gov/druginfo/meds/a682602.html#why)
WebMd (2022). Disulfiram (https://www.webmd.com/drugs/2/drug-1446/disulfiram-oral/details)
Mims (2022). Disulfiram (https://www.mims.com/indonesia/drug/info/disulfiram?mtype=generic)