Pengertian
Medscab adalah sediaan obat topikal/luar dengan kandungan Permethrin 5% yang berfungsi untuk mengobati infeksi parasit yang menyebabkan penyakit pada kulit. Medscab merupakan obat golongan antiparasitik yang digunakan untuk mengobati kudis yang menempel pada kulit dan mencegah penularan kutu rambut yang hidup di kulit kepala. Medscab dapat bekerja dengan cara menghancurkan sel parasit sehingga membunuh tungau dan kutu, serta telurnya yang berada dikulit.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Obat Antiparasitik ( Scabies )
- Kandungan: Permethrin 5%
- Bentuk: Krim
- Satuan Penjualan: Tube
- Kemasan: Dus, Tube Plastik 30 gram.
- Farmasi: PT Surya Dermato Medica Laboratories.
- Harga: Rp. 73.000 - Rp. 130.000/ Tube
Kegunaan
Medscab digunakan untuk mengobati penyakit kulit, seperti scabies (kudis), infeksi parasit kulit, dan mencegah penularan kutu rambut yang hidup di kulit kepala.
Dosis & Cara Penggunaan
Medscab merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras, sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep Dokter. Selain itu, dosis penggunaan Medscab juga harus dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individunya tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.
Dosis penggunaan Medscab:
- Dosis dewasa : Oleskan tipis di permukaan kulit yang terinfeksi sebanyak 2-3 kali sehari.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 derajat Celcius.
Efek Samping
Efek samping penggunaan Medscab yang mungkin terjadi adalah:
- Sensasi terbakar pada kulit
- Menimbulkan rasa gatal
- Dapat terjadi alergi(kemerahan pada kulit)
Kontraindikasi
- Tidak digunakan pada pasien yang memiliki riwayat hipersensitif/ alergi terhadap komposisi obat.
- Tidak digunakan pada pasien yang sedang menggunaan obat infeksi parasit lainnya.
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Medscab ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).