Synalten
Golongan |
Obat Keras |
Kategori |
Antiinfeksi dan antiinflamasi |
Dikonsumsi oleh |
Dewasa dan Anak |
Bentuk Obat |
Krim |
Synalten untuk ibu hamil dan menyusui |
Kategori D: Terbukti dapat menimbulkan risiko pada janin. Obat ini hanya digunakan pada kondisi darurat ketika tidak ada persediaan obat lain yang lebih aman untuk ibu hamil. Peringatan Menyusui: Synalten dapat terserap ke dalam ASI. Konsultasikan pada dokter jika akan mengonsumsi obat ini saat hamil. |
Pengertian
Synalten adalah sediaan obat topikal yang digunakan untuk membantu mengatasi infeksi dan peradangan pada kulit karena adanya bakteri yang dapat menyebabkan peradangan pada kulit.
Synalten mengandung Gentamicin dan fluocinolone acetonide, obat yang termasuk antibiotik golongan aminoglikosida. Obat ini memiliki aktivitas sebagai bakterisid (membunuh bakteri) yang bekerja dengan cara menghambat sintesis protein pada bakteri fluocinolone. Bakteri ini termasuk golongan kortikosteroid yang bekerja sebagai agen antiinflamasi dengan cara menghambat migrasi leukosit polimorfonuklear dan meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga mencegah proses peradangan.
Synalten saat ini tersedia dalam bentuk Krim. Berikut info lengkap seputar Synalten.
Artikel lainnya: Infeksi Jamur Kulit Jangan Dibiarkan, Ini Bahayanya!
Keterangan
Synalten Krim
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Antibiotik, Anti inflamasi
- Kandungan: Mengandung fluocinolone acetonide 0.025%; Gentamicin sulfate 0.01%
- Kemasan: Tube @ 5 Gram
- Farmasi: Ifars
- Harga Synalten tetes mata: Rp 8.000/tube – Rp 18.000/tube
Kegunaan
Synalten digunakan untuk meredakan peradangan kulit yang disertai dengan infeksi bakteri .
Dosis & Cara Penggunaan
Synalten adalah obat keras yang dapat dibeli dan digunakan sesuai dengan resep dokter.
Gunakan Synalten sesuai instruksi dokter dan petunjuk yang tertera di dalam kemasan.
Tujuan: Infeksi kulit disertai peradangan
Bentuk: Krim kulit
- Oleskan tipis sebanyak 3 - 4 kali sehari atau sesuai petunjuk dokter
- Untuk infeksi berat dapat ditingkatkan hingga 6 kali sehari atau sesuai petunjuk dokter
Cara Menggunakan
- Gunakanlah Synalten sesuai petunjuk dan instruksi dokter
- Krim Synalten hanya digunakan untuk pemakaian luar
- Pastikan telah mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan obat ini
- Untuk krim, tekan perlahan obat dari tube, lalu oleskan tipis pada bagian dalam yang terinfeksi pada kulit
- Setelah obat ditetes atau dioleskan, tutup mata selama 2 - 3 menit agar obat dapat terserap dengan baik
- Jika lupa menggunakan obat ini, segera gunakan jika jeda antara dosis yang terlewat dengan yang selanjutnya masih jauh. Namun, jika jaraknya sudah dekat, lupakan yang terlewat agar tidak terjadi dosis ganda
- Jangan hentikan pengobatan tanpa konfirmasi dokter terlebih dahulu
- Beberapa kandungan mungkin dapat memicu reaksi alergi, ambil sedikit salep lalu oleskan pada area kulit yang bersih, tunggu beberapa saat. Jika tidak menunjukkan reaksi alergi, pengobatan dapat dilanjutkan
Artikel lainnya: Penyebab Dermatitis Herpetiformis, Radang Kronis di Kulit
Cara Penyimpanan
Simpan Synalten pada suhu di bawah 25 derajat celcius, di tempat yang kering, terhindar dari cahaya matahari langsung, dan jauh dari jangkauan anak-anak
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Synalten, yaitu:
- Reaksi hipersensitivitas seperti gatal, panas, perih pada kulit
- Nyeri sendi
- Gatal dan bengkak pada kulit
- Miliaria ( gangguan umum dari kelenjar keringat)
- Kulit kering
- Iritasi ringan
- Folikulitis (radang folikel rambut)
- Erupsi yang menyerupai Acne
- Striae (kelainan kulit berupa garis-garis putih
- Atrofi kulit (penipisan dan pengerutan kulit)
Overdosis
Penggunaan dosis berlebihan akan meningkatkan atau memperburuk risiko efek samping.
Segera pergi ke pelayanan medis terdekat apabila efek samping semakin memburuk atau tidak kunjung membaik. Penanganan kegawatdaruratan hanya boleh dilakukan oleh tenaga medis profesional.
Kontraindikasi
Hindari penggunaan Synalten pada pasien yang memiliki indikasi:
- Hipersensitif pada salah satu komponen Synalten
- Infeksi virus kornea dan konjungtiva (Keratitis herpes simpleks epitel, vaccinia, varisela)
- Infeksi mikobakteri atau jamur pada kulit
- Anak usia <1 tahun
Interaksi Obat
Penggunaan bersamaan dengan obat luar lain dapat memicu peningkatan efek samping dari salah satu obat yang digunakan.
Konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter apabila kamu akan menggunakan Synalten bersamaan obat
- Antiinflamasi non steroid seperti aspirin, ibuprofen, asam mefenamat karena akan memperlambat penyembuhan
- Pemakaian bersama antibiotik Cephalosporin meningkatkan risiko kerusakan pada ginjal
Peringatan dan Perhatian
- Sebaiknya jangan menggunakan Synalten apabila memiliki riwayat hipersensitif pada salah satu kandungan dari Synalten
- Obat ini tidak disarankan untuk riwayat katarak dan glaukoma
- Synalten menyebabkan efek samping masalah penglihatan, hindari melakukan aktivitas yang membutuhkan kesadaran dan konsentrasi tinggi selama menggunakan obat ini seperti menyetir dan mengoperasikan mesin
- Informasikan pada dokter jika akan menggunakan obat ini bersama dengan obat lain baik kimiawi atau pun herbal
- Hindari penggunaan Synalten pada ibu hamil dan menyusui
Artikel lainnya: Pakai Krim untuk Atasi Infeksi Jamur Kulit, Ini Tipsnya
Kategori Kehamilan
Kategori D. Terbukti dapat menimbulkan risiko pada janin. Obat ini hanya digunakan pada kondisi darurat ketika tidak ada persediaan obat lain yang lebih aman untuk ibu hamil.
Peringatan Kehamilan
Obat diberikan hanya jika manfaat yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
Peringatan Menyusui
Synalten dapat terserap ke dalam ASI. Konsultasikan dengan dokter jika akan mengonsumsi obat ini saat sedang menyusui
Penyakit Terkait
- Infeksi mata
- Peradangan mata
- Mata gatal
Alternatif Obat Lain
Punya pertanyaan seputar kesehatan? #JanganTungguSakit yuk download aplikasi KlikDokter dan manfaatkan fitur Tanya Dokter untuk konsultasi langsung dengan dokter 24 jam.
[LUF]
Medscape Drugs & Diseas (2022) Gentamicin ophthalmic (Rx)
MIMS.Com.11 September 2002. Gentamicin
Drugs.com. 11 September 2022.Fluiconolone