Pengertian
Vfend merupakan obat antijamur yang di produksi oleh Pfizer Indonesia. Obat ini tersedia dalam bentuk serbuk injeksi 200 mg, dan tablet salut selaput 200 mg. Vfend mengandung Voriconazole yang diindikasikan untuk terapi Aspergillosis invasif; candidemia pada pasien non-neutropenia; infeksi Candida invasif serius termasuk C. krusei kandidiasis esofagus, infeksi jamur serius yang disebabkan oleh Scedosporium apiospermum dan Fusarium sp termasuk Fusarium solani, pada pasien yang tidak toleran terhadap atau refrakter terhadap terapi lain. Vfend bekerja dengan menghambat enzim sitokrom P450, sehingga menghambat sintesis ergosterol dalam membran sel jamur. Zat aktif yang terkandung dalam Vfend memiliki spektrum aktivitas yang luas terhadap semua spesies Candida (termasuk strain yang resisten terhadap flukonazol), Aspergillus spp., Scedosporium spp., dan Fusarium spp.
Keterangan
- Vfend Serbuk Injeksi 200 mg
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Obat Antijamur
- Kandungan: Voriconazole
- Bentuk: Serbuk Injeksi 200 mg
- Satuan Penjualan: Vial
- Kemasan: Dus, 1 Vial @ 200 mg
- Farmasi: Pfizer Indonesia.
- Vfend Tablet Salut Selaput 200 mg
- Golongan: Obat Keras
- Kelas Terapi: Obat Antijamur
- Kandungan: Voriconazole
- Bentuk: Tablet Salut Selaput 200 mg
- Satuan Penjualan: Strip
- Kemasan: Dus, 1 Strip @ 10 Tablet Salut Selaput
- Farmasi: Pfizer Indonesia.
Kegunaan
Vfend diindikasikan sebagai pengobatan infeksi yang diakibatkan oleh jamur.
Dosis & Cara Penggunaan
Obat Keras. Harus dengan Resep Dokter.
- Sediaan tablet dapat diberikan setelah pasien dapat mentolerir obat yang diberikan melalui mulut.
- Dewasa dan Remaja (12-16 tahun), Pasien dengan Berat Badan > 40 kg
- Dosis pemeliharaan: 1 tablet 2 x sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 300 mg 2 x sehari jika respons tidak memadai. Dosis dapat dikurangi 50 mg hingga minimal 200 mg 2 x sehari jika tidak dapat mentoleransi pengobatan.
- Dosis pemuatan: 2 tablet 2 x sehari (untuk 24 jam pertama).
- Pasien dengan Berat Badan Dosis pemeliharaan: 100 mg 2 x sehari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 150 mg 2 x sehari jika respons tidak memadai. Dosis dapat dikurangi 50 mg hingga minimal 100 mg 2 x sehari jika tidak dapat mentoleransi pengobatan.
- Dosis pemuatan: 1 tablet 2 x sehari (untuk 24 jam pertama).
- Anak Usia ≥2 tahun: Dosis pemeliharaan: 1 tablet 2 x sehari.
- Pemberian bersamaan dengan fenitoin meningkatkan dosis perawatan oral hingga 2 tablet 2 x sehari pada pasien dengan berat badan > 40 kg dan 1 tablet 2 x sehari pada pasien dengan berat badan
- Sediaan Injeksi melalui Infus Intravena
- Tingkat maksimum: 3 mg / kg berat badan/ jam lebih dari 1-2 jam. Mulai pengobatan dengan dosis pemuatan 6 mg / kg setiap 12 jam untuk 2 dosis, dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan 4 mg / kg setiap 12 jam. Jika pasien tidak dapat mentoleransi pengobatan, kurangi dosis perawatan injeksi intravena menjadi 3 mg / kg setiap 12 jam.
- Dosis Pemeliharaan Anak: 7 mg / kg berat badan di berikan 2 x sehari. Jika anak tidak dapat mentoleransi pengobatan, kurangi dosis pemeliharaan injeksi intravena hingga 4 mg / kg 2 x sehari. Pemberian bersama dengan fenitoin, dosis pemeliharaan injeksi intravena ditingkatkan hingga 5 mg / kg setiap 12 jam.
Efek Samping
- Gangguan penglihatan
- Demam
- Menggigil
- Sakit kepala, sakit perut
- Nyeri dada, detak jantung cepat
- Hipertensi atau hipotensi
- Gangguan saluran pencernaan
- Trombositopenia (penurunan jumlah trombosit)
- Anemia
- Leukopenia (penurunan jumlah sel leukosit)
- Gangguan metabolisme dan nutrisi
- Pusing, ruam
- Gatal seluruh tubuh
- Ruam fungsi ginjal abnormal
- Gagal ginjal akut.
Kontraindikasi
Tidak boleh diberikan pada pasien yang hipersensitif terhadap komponen yang terdapat dalam produk.
Interaksi Obat
- Tidak boleh diberikan bersamaan dengan terfenadine, astemizole, cisapride, pimozide, quinidine, sirolimus, rifampicin, carbamazepine, barbiturat long-acting, rifabutin, alkaloid ergot (ergotamine, dihydroergotamine).
- Pantau bila digunakan bersamaan dengan siklosporin, tacrolimus, warfarin, dan antikoagulan oral lainnya, sulfonilurea, statin, benzodiazepin, alkaloid vinca, dan penghambat saluran Ca, opiat kerja pendek (substrat CYP3A4).
- Penyesuaian dosis, dan pemantauan diperlukan saat digunakan bersama fenitoin, omeprazol, dan inhibitor pompa proton lainnya.
- Pantau toksisitas obat ketika inhibitor protease HIV atau inhibitor transkriptase non-nukleosida digunakan bersama.
Kategori kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Vfend ke dalam Kategori D:
Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).