ADHD
Dokter Spesialis |
Spesialis kedokteran jiwa (psikiater), spesialis saraf, spesialis anak |
Gejala |
Terburu-buru mengerjakan tugas, tidak memperhatikan tugas, tidak memperhatikan detail, tidak tampak mendengarkan saat diajak bicara, tidak menyelesaikan pekerjaan, sulit mengatur sesuatu, menghindari tugas yang melibatkan usaha mental, pelupa, gelisah, meninggalkan tempat duduk, memanjat, bersuara keras, berbicara berlebihan, sulit menunggu giliran, mengganggu orang lain |
Faktor Risiko |
Ibu hamil merokok, ibu hamil mengonsumsi alkohol, kelahiran prematur, riwayat keluarga ADHD, berat badan lahir rendah, cedera otak (brain injury) |
Diagnosis |
Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang |
Pengobatan |
Bergantung kondisi dan penyakit yang mendasari |
Obat |
Bergantung kondisi dan penyakit yang mendasari |
Komplikasi |
Gangguan tidur, merokok, penyalahgunaan zat, cedera fisik, aktivitas seksual berisiko, risiko bunuh diri |
Kapan harus ke dokter? |
Terdapat faktor risiko dan gejala ADHD |
Pengertian ADHD
ADHD singkatan dari attention deficit hyperactivity disorder merupakan gangguan perkembangan saraf dan kondisi kejiwaan yang ditandai dengan sulit memusatkan perhatian, cenderung hiperaktif dan impulsif. ADHD dapat terjadi sejak anak-anak hingga dewasa.
Penderita ADHD perlu memperoleh pengobatan yang tepat, agar gejalanya tidak menyebabkan penyakit penyerta. Bila berlanjut, kondisi ini dapat mengganggu prestasi akademis, meningkatkan risiko kecelakaan, seperti patah tulang, trauma kepala, dan lain-lain.
Artikel Lainnya: 7 Penyebab Anak Hiperaktif Alias Tidak Bisa Diam
Penyebab ADHD
ADHD dapat dialami oleh semua usia. Penyebab ADHD pada dewasa, remaja, dan anak-anak belum diketahui dengan pasti. Namun, beberapa penelitian mengungkapkan bahwa ADHD disebabkan oleh berbagai faktor yang mencakup faktor genetik dan lingkungan.
ADHD juga berhubungan dengan kelainan menyeluruh di otak. Terdapat bagian otak tertentu (anterior cingulate gyrus dan dorsolateral prefrontal cortex) berukuran kecil pada penderita ADHD. Keadaan ini diduga menyebabkan defisit perilaku.
Gejala ADHD
Gejala ADHD bervariasi, mulai dari ringan hingga berat. Keluhan biasanya muncul sebelum usia 12 tahun. Gejala ADHD pada anak, ADHD pada remaja, dan ADHD pada dewasa umumnya sama.
Gejala ADHD pada anak dan remaja
- Gejala gangguan pemusatan perhatian:
- Terburu-buru mengerjakan tugas
- Tidak memperhatikan tugas
- Tidak memperhatikan detail
- Tidak tampak mendengarkan saat diajak bicara
- Tidak menyelesaikan pekerjaan
- Sulit mengatur sesuatu
- Menghindari tugas yang melibatkan usaha mental
- Pelupa
- Gejala hiperaktif:
- Gelisah
- Meninggalkan tempat duduk
- Memanjat
- Bersuara keras
- Berbicara berlebihan
- Sulit menunggu giliran
- Mengganggu orang lain
Gejala ADHD pada dewasa
- Menunda pekerjaan
- Suasana hati tidak stabil
- Mudah marah
- Sulit menyelesaikan tugas
- Sulit mengelola stres
Artikel Lainnya: ADHD Dapat Terjadi pada Orang Dewasa, Kenali Gejala dan Penanganannya
Faktor Risiko ADHD
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko ADHD, yaitu:
- Ibu hamil merokok
- Ibu hamil mengonsumsi alkohol
- Kelahiran prematur
- Riwayat keluarga ADHD
- Berat badan lahir rendah
- Cedera otak (brain injury)
Diagnosis ADHD
Bila kamu atau yang berada dalam pengawasan mu mengalami keluhan di atas, sebaiknya tidak melakukan self diagnose. Kamu sebaiknya berobat ke dokter untuk memperoleh penanganan yang tepat.
Dokter akan menanyakan kondisi, riwayat medis, keluhan di sekolah, di tempat kerja, atau di rumah. Selain itu, informasi tentang gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial, pekerjaan, akademis, dan gangguan perilaku lainnya. Informasi ini dapat diperoleh dari orang tua, guru, pasangan, dan lain-lain.
Pengobatan ADHD
Secara umum, pengobatan ADHD bermanfaat untuk mengurangi berbagai gejala, bukan untuk menyembuhkan sepenuhnya.
Beberapa hal yang dapat kamu lakukan, bila memiliki anak menderita ADHD, yaitu:
- Mengajak anak berkomunikasi dan bercerita
- Mengatur waktu aktivitas dan istirahat anak
- Memberi instruksi yang jelas kepada anak ketika memintanya melakukan sesuatu
- Menjauhkan benda tajam atau berbahaya dari jangkauan anak
- Membawa anak untuk berobat dan kontrol rutin ke dokter
Beberapa hal yang dapat kamu lakukan sebagai penderita ADHD:
- Membuat rencana harian dan berusaha menerapkannya
- Menerapkan teknik relaksasi
- Berolahraga secara teratur
- Bila kamu memiliki pekerjaan, sebaiknya diskusikan kondisimu dengan atasan dan rekan kerja
- Berobat ke dokter dan kontrol rutin ke dokter
Pengobatan ADHD yang mungkin direkomendasikan oleh dokter yang merawat kamu, seperti:
- Psikoterapi
- Terapi perilaku kognitif
- Terapi obat (stimulan dan non-stimulan)
Artikel Lainnya: Mengenal People Pleaser yang Sulit untuk Berkata Tidak
Pencegahan ADHD
Upaya pencegahan ADHD adalah dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat diubah, terutama bagi ibu hamil, seperti:
- Tidak merokok
- Tidak mengonsumsi alkohol
- Menghadiri antenatal care rutin selama kehamilan
- Diet gizi seimbang dengan mengatur nutrisi dan hidrasi tubuh
- Mengelola stres dengan baik dan menumbuhkan self love
- Berolahraga secara teratur sesuai rekomendasi dokter
Komplikasi ADHD
Terdapat beberapa komplikasi ADHD, yaitu:
- Gangguan tidur
- Merokok dan penyalahgunaan zat
- Cedera fisik
- Aktivitas seksual berisiko
- Risiko bunuh diri
Obat Terkait ADHD
- Stimulan: Methylphenidate
- Non-stimulan: Antidepresan, alpha2 agonists
Kapan Harus ke Dokter?
Sangat penting untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan penanganan yang tepat untuk kondisi ADHD. Periksakan dirimu atau yang berada dalam pengawasanmu ke dokter bila memiliki faktor risiko dan gejala yang telah dijelaskan.
Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi ADHD, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter dan manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.
[LUF]
- Magnus W, Nazir S, Anilkumar AC, Shaban K. Attention Deficit Hyperactivity Disorder. National Library of Medicine - StatPearls. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441838/ Accessed 7 June 2023.
- American Psychological Association. ADHD. 2022. https://www.apa.org/topics/adhd Accessed 7 June 2023.
- Mayo Clinic Staff. Adult attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD). Mayo Clinic. 2023.
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/adult-adhd/symptoms-causes/syc-20350878 Accessed 7 June 2023.
- Verghese C, Abdijadid S. Methylphenidate. National Library of Medicine - StatPearls. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK482451/ Accessed 7 June 2023.
- Edinoff AN, Apgar TL, Rogers JJ, Harper JD, Cornett EM, Kaye AM, et al. Attention Deficit Hyperactivity Disorder and Bipolar Disorder: Diagnosis, Treatments, and Clinical Considerations: A Narrative Review. Psychiatry International. 2022.
- National Institute of Mental Health. Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder in Adults: What You Need to Know. 2021. https://www.nimh.nih.gov/health/publications/adhd-what-you-need-to-know Accessed 7 June 2023.
- Faraone SV, Banaschewski T, Coghill D, Zheng Y, Biederman J, Bellgrove MA. The World Federation of ADHD International Consensus Statement: 208 Evidence-based conclusions about the disorder. Neuroscience and Biobehavioral Reviews. 2021.
- Athanasiadou, A., Buitelaar, J.K., Brovedani, P. et al. Early motor signs of attention-deficit hyperactivity disorder: a systematic review. Eur Child Adolesc Psychiatry. 2020.
- Venables M, Ntzani E, Hsia Y, Gillies D. Alpha2 adrenergic agonists for attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). Cochrane Database Syst Rev. 2017.
- Nigg JT. Attention-deficit/hyperactivity disorder and adverse health outcomes. Clin Psychol Rev. 2013.
- CDC. What is ADHD. 2022. https://www.cdc.gov/ncbddd/adhd/facts.html Accessed 7 June 2023.