Amenorea
Dokter spesialis | Spesialis kandungan dan kebidanan |
Gejala | Tidak haid atau menstruasi |
Faktor risiko | Riwayat keluarga, aktivitas dan diet ekstrem, BB tidak ideal, genetik, stres, penyakit kronis |
Cara diagnosis | Anamnesis, Pemeriksaan Fisik, USG, histerosalpingografi, histeroskopi, MRI, kadar hormon FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing Hormone), Thyroid Stimulating Hormone (TSH), prolaktin, Estrogen/ Progestogen Challenge Test |
Pengobatan | Modifikasi pola hidup sehat, terapi hormon, suplemen vitamin d dan kalsium, pembedahan |
Obat | Hormon estrogen, suplemen vitamin D dan kalsium |
Komplikasi | Risiko patah tulang pergelangan tangan dan panggul, pengeroposan tulang, masalah kesuburan |
Kapan harus ke dokter? | Saat tidak haid lebih dari 3 tiga bulan |
Pengertian
Amenorea adalah kondisi saat wanita tidak mengalami haid atau menstruasi. Hal tersebut normal terjadi pada masa sebelum pubertas, kehamilan, menyusui, dan memasuki menopause.
Sementara itu, terdapat dua jenis klasifikasi amenorea, yakni:
1. Amenorea Primer
Amenorea primer adalah kondisi saat wanita hingga usia 16 tahun belum haid meski sudah terdapat tanda seks sekunder (payudara bertumbuh, tumbuh rambut pubis, dll). Atau, saat wanita berusia 14 tahun tapi tidak didapatkan perkembangan tanda seks sekunder.
Amenorea primer terjadi pada 0.1– 2.5 persen wanita usia reproduksi.
2. Amenorea Sekunder
Amenorea sekunder adalah kondisi seseorang mempunyai siklus haid yang normal.
Namun, ia kemudian berhenti menstruasi 3 bulan ataupun lebih, secara berturut-turut.
Artikel lainnya: Ragam Gangguan Menstruasi yang Anda Harus Tahu
Penyebab
Amenorea dapat disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
1. Amenorea alami
Misalnya pada kehamilan, menyusui, menopause, ataupun penggunaan kontrasepsi.
2. Faktor Gaya Hidup
Faktor gaya hidup, misalnya pada kondisi berat badan rendah, gangguan makan, olahraga berlebihan, dan stres mental juga bisa jadi penyebab Amenorea.
3. Obat-obatan
Obat-obat tertentu bisa memicu berhentinya periode menstruasi, termasuk kemoterapi kanker, antipsikotik, antidepresan, obat tekanan darah, serta obat alergi.
4. Ketidakseimbangan Hormon
Kondisi ketidakseimbangan hormon, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS), gangguan tiroid, tumor hipofisis, dan menopause dini, dapat menyebabkan Amenorea.
5. Masalah Struktural
Masalah struktural, misalnya jaringan parut rahim atau kelainan struktur vagina, juga bisa menyebabkan gangguan pada siklus menstruasi.
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko penyakit amenorea antara lain:
- Riwayat keluarga dengan amenorea atau menopause dini
- Kondisi genetik atau kromosom yang memengaruhi siklus menstruasi
- Obesitas atau berat badan kurang
- Gangguan Makan
- Olahraga ekstrem
- Diet ekstrem
- Stres
- Penyakit kronis
Diagnosis
Untuk mendiagnosis amenorea, dokter biasanya terlebih dahulu melakukan wawancara medis.
Dokter akan menggali informasi seputar mengenai pola makan, olahraga, perubahan berat badan, menstruasi sebelumnya (jika ada), penggunaan obat, adakah penyakit kronis, serta riwayat kesehatan lainnya.
Kemungkinan kehamilan harus selalu disingkirkan terlebih dahulu sebelum memikirkan ke arah penyebab lain.
Selanjutnya, pemeriksaan fisik pada kondisi amenorea bisa ditemukan kondisi seperti:
- Ditemukan kegagalan tumbuhnya organ seksual sekunder, seperti payudara dan pertumbuhan rambut pubis
- Pada kasus-kasus lain, bisa ditemukan juga gangguan pertumbuhan tubuh
Selanjutnya, dapat pula dilakukan pemeriksaan penunjang. Berikut penjelasannya.
- Pada amenorea primer, apabila didapatkan adanya perkembangan seksual sekunder, diperlukan pemeriksaan organ dalam reproduksi, seperti indung telur dan rahim.
- Pemeriksaan bisa dilakukan dengan prosedur ultrasonografi (USG), histerosalpingografi, histeroskopi, dan magnetic resonance imaging (MRI).
Apabila tidak didapatkan tanda-tanda perkembangan seks sekunder maka diperlukan pemeriksaan kadar hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone).
- Pada amenorea sekunder, tentu saja hal yang pertama-tama harus dilakukan adalah menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan.
Setelah itu dapat dilakukan pemeriksaan thyroid stimulating hormone (TSH). Sebab, kadar hormon tiroid dapat memengaruhi kadar hormon prolaktin dalam tubuh.
Artikel lainnya: Penyebab Haid Tidak Teratur yang Perlu Diwaspadai
Selain itu, kadar hormon prolaktin dalam tubuh juga perlu diperiksa. Apabila kadar hormon TSH dan prolaktin normal, maka estrogen/progestogen Challenge test bisa dilakukan.
Hal ini untuk melihat kerja hormon estrogen terhadap lapisan endometrium dalam rahim. Selanjutnya dapat dievaluasi dengan MRI.
Pengobatan
Pengobatan amenorea dilakukan sesuai dengan penyebabnya. Jika menstruasi berhenti karena menopause atau kehamilan, amenorea tidak perlu diobati.
Dalam kasus lain, pengobatan akan tergantung pada penyebabnya, antara lain:
- Menurunkan berat badan melalui diet dan olahraga (jika kelebihan berat badan adalah penyebabnya)
- Menambah berat badan melalui rencana diet individual (jika penurunan berat badan yang ekstrem adalah penyebabnya)
- Teknik manajemen stres
- Mengubah tingkat latihan
- Perawatan hormonal (obat), sesuai instruksi dokter
- Pembedahan (untuk kasus yang jarang)
Selain itu, penyedia layanan kesehatan Anda dapat merekomendasikan beberapa perawatan untuk membantu efek samping amenorea, yakni:
- Terapi estrogen untuk meredakan hot flashes dan kekeringan pada vagina
- Suplemen kalsium dan vitamin D untuk menjaga tulang tetap kuat
- Latihan kekuatan
Perawatan bedah untuk pengobatan amenorea tidak umum dilakukan, tetapi mungkin direkomendasikan dalam kondisi tertentu, antara lain:
- Jaringan parut rahim. Jaringan parut ini terkadang terjadi setelah pengangkatan mioma, operasi caesar, atau kuretase (jaringan dikeluarkan dari rahim untuk mendiagnosis atau mengobati pendarahan hebat atau untuk membersihkan lapisan rahim pasca-keguguran).
Pengangkatan jaringan parut selama prosedur yang disebut reseksi histeroskopi dapat membantu memulihkan siklus menstruasi.
- Tumor hipofisis. Obat-obatan mungkin direkomendasikan untuk mengecilkan tumor. Jika ini tidak berhasil, pembedahan mungkin diperlukan untuk mengangkat tumor.
Tumor hipofisis tidak bersifat ganas, tetapi dapat menyebabkan masalah saat tumbuh. Tumor hipofisis dapat memberi tekanan pada pembuluh darah dan saraf di sekitarnya, seperti saraf optik sehingga dapat menyebabkan hilangnya penglihatan.
Kondisi amenorea ditangani oleh dokter spesialis kandungan dan kebidanan.
Artikel lainnya: Benarkah Pola Makan Pengaruhi Siklus Menstruasi?
Pencegahan
Gaya hidup sehat dapat membantu mencegah beberapa penyebab terjadinya amenorea sekunder. Hal-hal yang dapat dilakukan antara lain:
- Mempertahankan berat badan yang ideal dan menjalani pola makan sehat
- Memperhatikan siklus menstruasi secara rutin (sehingga tau kapan menstruasi terlambat)
- Secara rutin memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan, termasuk pemeriksaan organ reproduksi dan papsmear
- Istirahat dengan cukup dan teratur
Komplikasi
Amenorea tidak mengancam nyawa, tetapi dapat berakibat pada peningkatan resiko jangka panjang di kemudian hari.
Beberapa penelitian menyebutkan adanya peningkatan risiko terjadinya patah tulang pergelangan tangan dan panggul pada perempuan dengan amenorea. Ada juga risiko pada pengeroposan tulang dan masalah kesuburan.
Kapan Harus ke Dokter?
Anda harus memeriksakan diri ke dokter jika Anda melewatkan menstruasi dalam periode tiga bulan. Atau, Anda melewatkan satu periode haid dengan kondisi:
- Mengalami masalah dengan keseimbangan, koordinasi, atau penglihatan, yang dapat mengindikasikan kondisi yang lebih serius
- Menghasilkan ASI saat Anda belum melahirkan
- Pertumbuhan rambut tubuh yang berlebihan
- Berusia lebih dari 15 tahun dan belum mendapatkan menstruasi pertama
Manfaatkan layanan konsultasi dokter online gratis hanya di aplikasi KlikDokter.
[HNS/NM]
- Klein D, Poth M. Amenorrhea : an Approach to diagnosis and management. Am Fam Physician. 2013 Jun 1 ; 87 (11) :781-788.
- Amenorrhea. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/3924-amenorrhea