Pengertian
Anosmia adalah kondisi gangguan pada indra penciuman yang ditandai dengan hilangnya kemampuan menghidu secara sepenuhnya. Kondisi ini berbeda dengan hiposmia, yaitu ketika kemampuan menghidu mengalami penurunan tetapi tidak hilang sepenuhnya.
Selain itu, pada mereka yang mengalami anosmia, rasa makanan yang dikonsumsi juga dapat dipersepsi secara berbeda. Tetapi, anosmia bukanlah merupakan penyakit tersendiri. Melainkan suatu gejala atau kondisi yang dapat menjadi penanda adanya gangguan kesehatan lainnya.
Artikel Lainnya: Memahami Sebab Anosmia, Penyakit yang Tak Bisa Mendeteksi Bau
Penyebab
Anosmia bisa terjadi sebagai akibat dari berbagi gangguan yang memengaruhi indra penciuman. Kondisi seperti hidung tersumbat akibat pilek, alergi, infeksi sinus, atau kualitas udara yang kurang baik merupakan sebagian penyebab utama terjadinya anosmia.
Penyebab lain anosmia juga meliputi:
- Polip hidung, yang dapat ditandai dengan adanya benjolan jinak pada rongga hidung yang menghambat aliran udara melalui hidung.
- Cedera pada hidung dan saraf penciuman akibat trauma atau tindakan pembedahan.
- Paparan zat kimia yang beracun, seperti pestisida atau pelarut yang mengandung zat kimia tertentu.
- Pengobatan tertentu, termasuk beberapa jenis antibiotik, antidepresan, pengobatan antiradang, pengobatan jantung, dan sebagainya.
- Riwayat penggunaan obat-obatan terlarang, misalnya kokain.
- Usia tua, yaitu ketika kemampuan indra penciuman, seperti halnya indra penglihatan dan pendengaran, juga dapat melemah seiring dengan bertambahnya usia. Kemampuan indra penghidu diketahui mulai menurun setelah usia 60 tahun.
- Beberapa kondisi kesehatan tertentu, seperti penyakit Alzheimer, penyakit Parkinson, sklerosis multipel, defisiensi nutrisi, serta gangguan hormonal.
- Riwayat pernah mendapatkan terapi radiasi untuk menangani kanker pada daerah kepala dan leher.
Artikel Lainnya: Tidak Bisa Mencium Aroma, Ini 3 Penyebab Utama Anosmia
Gejala
Gejala anosmia adalah hilangnya kemampuan menghidu secara sepenuhnya. Hal ini dapat disadari apabila seseorang merasa familiar dengan aroma suatu obyek, tapi kemudian tidak dapat tercium lagi saat keluhan mulai timbul.
Diagnosis
Untuk menentukan penyakit yang melatarbelakangi terjadinya anosmia, dokter akan melakukan wawancara medis secara rinci, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang tertentu bila dibutuhkan.
Pada saat wawancara medis akan digali info seputar tanda dan gejala anosmia lain yang mungkin berkaitan dengan anosmia, seperti hidung tersumbat, pilek, riwayat alergi, riwayat cedera, penggunaan obat-obatan tertentu, paparan zat kimia atau asap, dan sebagainya. Pada pemeriksaan fisik dokter akan mengevaluasi adanya pembengkakan, peradangan, produksi cairan atau lendir, juga bila terdapat polip pada hidung.
Pada kondisi tertentu, saat diagnosis belum dapat ditentukan melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik, dokter dapat menganjurkan pasien menjalani pemeriksaan penunjang. Biasanya meliputi pemeriksaan laboratorium, pencitraan dengan menggunakan sinar X, computerized tomography (CT), atau magnetic resonance imaging (MRI).
Artikel Lainnya: Cara Mudah Menstimulasi Indra Penciuman si Kecil
Penanganan
Penanganan anosmia bergantung dari penyakit yang memicu terjadinya keluhan tersebut. Misalnya, apabila seseorang diduga mengalami infeksi pada rongga hidung, sinus, atau sejenisnya, dokter dapat meresepkan pengobatan yang dibutuhkan untuk masalah spesifik tersebut.
Demikian pula apabila ditemukan adanya polip hidung. Dokter dapat melakukan evaluasi untuk menentukan apabila dibutuhkan tindakan lebih lanjut untuk mengatasinya.
Artikel Lainnya: Cedera Kepala Ringan Dapat Merusak Indra Penciuman?
Pencegahan
Karena penyebab anosmia cukup bervariasi, pencegahannya pun bergantung dari masalah kesehatan yang menjadi pemicu timbulnya anosmia. Beberapa kondisi seperti usia lanjut, terapi radiasi, penyakit berat macam Alzheimer, Parkinson, atau cedera hidung misalnya, memang tak bisa dicegah begitu saja.
Akan tetapi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menjaga organ penciuman. Antara lain dengan menjauhi penggunaan narkotika dan obat-obatan terlarang lainnya; juga tidak sembarangan mengonsumsi dan menjadi ketergantungan pada jenis obat-obatan keras lainnya. Jaga pula organ penciuman Anda dari terlalu banyak paparan zat kimia pada aroma artifisial wewangian tubuh, pewangi ruangan, pembasmi serangga, pestisida, serta zat kimia beracun lainnya.