Cacar Air
Dokter spesialis | Dokter spesialis kulit dan kelamin, anak |
Gejala | Vesikel seperti teardrop, diikuti dengan gejala demam, nyeri otot, lemas, hilang nafsu makan |
Faktor risiko | Belum pernah menerima vaksinasi cacar air, daya tahan tubuh rendah |
Cara diagnosis | Pemeriksaan fisik |
Pengobatan | Istirahat cukup, minum cukup, mengonsumsi obat-obatan simptomatik |
Obat | Parasetamol, antihistamin (loratadine, cetirizine, diphenhydramine), losion kalamin, antivirus (acyclovir, valacyclovir, famciclovir) |
Komplikasi | Pneumonia, infeksi bakteri sekunder, sepsis, dehidrasi, masalah kehamilan |
Kapan harus ke dokter? | Lesi cacar di mata, demam tinggi, penurunan kesadaran, sesak napas |
Pengertian
Cacar air (chickenpox) adalah penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh Varicella zoster. Penyakit infeksi ini juga disebut dengan nama varisela.
Sama seperti penyakit lainnya yang disebabkan oleh virus, chickenpox bisa sembuh dengan sendirinya atau bersifat self limiting disease.
Penyebab
Penyakit cacar air disebabkan oleh infeksi virus Varicella zoster.
Virus ini dapat menular dengan cepat melalui udara saat penderita batuk maupun bersin, serta kontak langsung dari cairan lendir, ludah, maupun dari lepuhan pada kulit.
Penderita cacar air dapat menularkan virus ini sejak 1-2 hari sebelum muncul ruam sampai lepuhan mengering.
Gejala
Gejala cacar air umumnya muncul 10-21 hari setelah terpapar virus varisela.
Gejala awal yang muncul adalah adanya bintik merah yang gatal dan umumnya muncul di area dada, punggung, wajah, lalu menyebar ke seluruh tubuh.
Dalam beberapa kasus, ruam cacar air dapat menyebar ke area lain, seperti mata, tenggorokan, hingga kelamin.
Ruam cacar air memiliki tiga tahapan yang khas, yakni:
- tahap 1: muncul bintik merah kecil yang menonjol di bagian tubuh
- tahap 2: bintik merah yang menonjol berisi cairan (vesikel) seperti tetesan embun dan berubah menjadi lepuh (blister). Pada tahapan ini penderita biasanya merasakan rasa gatal dan tidak nyaman
- tahap 3: ruam lepuh berubah menjadi kerak dan koreng. Lepuhan ini membutuhkan waktu beberapa hari untuk sembuh
Selain muncul ruam cacar air, ciri-ciri lain yang menyertai adalah:
- demam tinggi
- sakit kepala
- nyeri pada otot
- nyeri perut ringan
- kehilangan nafsu makan
- mudah lelah dan lemas
Artikel Lainnya: Mungkinkah Terserang Cacar Air Dua Kali?
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya penyakit cacar air, antara lain:
- belum pernah menderita cacar air
- belum menerima vaksin cacar air
- memiliki daya tahan tubuh yang lemah (immunokompromis), seperti orang dengan kanker, menjalani kemoterapi ataupun menggunakan obat-obatan kortikosteroid dosis tinggi, orang dengan HIV/AIDS
- orang yang bekerja di fasilitas umum, seperti sekolah, day care, dan rumah sakit
- bayi yang terlahir dari ibu yang terdiagnosis cacar air 2-5 hari sebelum melahirkan
- ibu hamil
- anak usia sekolah
Diagnosis
Dalam penegakan diagnosis chickenpox, umumnya dokter melihat secara klinis dari karakteristik lesi kulit yang ada.
Beberapa langkah diagnosis yang dilakukan, antara lain:
Wawancara Medis
Wawancara medis secara sistematis tetap dilakukan untuk memastikan diagnosis cacar air.
Dokter akan mengajukan pertanyaan, seperti kapan keluhan bintik atau ruam cacar air muncul, gejala yang menyertai, dan apakah ada kontak dengan penderita cacar air sebelumnya.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada orang dengan cacar air sangatlah khas, yaitu ditemukannya lesi kulit berupa vesikel yang berbentuk seperti tetesan embun (tear drops).
Selain itu, dapat juga ditemukan berbagai lesi kulit dalam berbagai tahapan.
Dalam beberapa kasus, pasien juga dapat mengalami infeksi bakteri sekunder yang memberikan gambaran bengkak, kemerahan, hingga keluar cairan nanah dari lesi cacar air.
Tes Tzanck
Pemeriksaan penunjang yang mudah untuk dilakukan dengan biaya yang terjangkau adalah tes Tzanck.
Tes ini dilakukan dengan cara mengambil sampel dari kerokan dasar lesi vesikel yang ada di kulit.
Sampel kerokan ini nantinya akan diwarnai dengan pewarnaan Giemsa dan dilihat di bawah mikroskop.
Hasil positif akan memberikan gambaran badan inklusi dan sel datia berinti banyak.
Polymerase Chain Reaction (PCR)
Salah satu pemeriksaan penunjang yang sensitif dalam menegakkan diagnosis cacar air adalah dengan polymerase chain reaction alias PCR.
PCR dilakukan dengan mengambil sampel dari lesi kulit, baik dalam bentuk vesikel hingga krusta.
Pemeriksaan Serologis
Pemeriksaan serologis dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya antibodi spesifik varisela. Meski demikian, pemeriksaan ini kurang sensitif dibandingkan PCR.
Serologi IgM yang aktif menunjukkan infeksi aktif, tapi tidak bisa membedakan apakah ini infeksi primer, reinfeksi, ataupun reaktivasi.
Selain itu, IgG yang aktif dapat menunjukkan infeksi baru atau imunitas yang dihasilkan dari vaksinasi.
Direct Fluorescent Antibody Assay (DFA) dan Kultur Virus
Selain PCR, teknik isolasi virus yang dapat dilakukan untuk menegakkan diagnosis varisela adalah direct fluorescent antibody assay (DFA) dan kultur virus.
Namun, kedua teknik ini tidaklah direkomendasikan mengingat tingkat sensitivitasnya lebih rendah dibandingkan dengan PCR.
Selain itu, mendapatkan hasil kultur virus juga membutuhkan waktu yang lebih lama.
Artikel Lainnya: Langkah Tepat Mengobati Cacar Air pada Orang Dewasa
Pengobatan
Mengingat cacar air disebabkan oleh infeksi virus dan self limiting disease, pengobatan yang diberikan umumnya bersifat suportif.
Terapi Obat-obatan
Dalam beberapa kasus, pemberian antivirus dapat dipertimbangkan, terutama bagi kelompok yang berisiko komplikasi.
Untuk meringankan gejala yang muncul, dokter dapat memberikan beberapa obat cacar air tertentu.
Untuk mengurangi gatal, dokter dapat menyarankan menggunakan losion kalamin yang diberikan secara topikal.
Selain itu, dapat juga disarankan menggunakan obat antihistamin seperti diphenhydramine, loratadine, cetirizine untuk membantu mengurangi gatal.
Untuk meredakan demam, sakit kepala, nyeri otot, dokter akan meresepkan obat parasetamol.
Hindari memberikan aspirin pada penderita cacar karena dapat menyebabkan komplikasi sindrom Reye.
Pastikan Anda berkonsultasi terlebih dahulu jika hendak memberikan obat-obatan pada penderita cacar, terlebih jika menggunakan obat yang dijual bebas.
Pada kelompok orang yang berisiko, pemberian antivirus dapat membantu meringankan gejala dan mengurangi komplikasi.
Beberapa antivirus yang umumnya digunakan antara lain:
- acyclovir
- valacyclovir
- famciclovir
Pemberian varicella zoster immunoglobuline (VZIG) dapat diberikan pada kelompok yang sangat rentan, yaitu bayi yang baru lahir dari ibu yang mengalami cacar air sebelum atau sesudah melahirkan, bayi prematur, anak usia kurang dari 1 tahun, serta ibu hamil.
VZIG ini direkomendasikan segera untuk diberikan atau hingga 10 hari setelah terpapar varisela.
Perawatan di Rumah
Selain mengonsumsi obat-obatan yang dianjurkan dokter, ada beberapa perawatan yang dapat dilakukan dirumah untuk membantu meringankan gejala.
- Minum cukup agar terhindar dari dehidrasi dan konsumsi makanan bergizi untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
- Istirahat cukup dan hindari kontak dengan orang lain untuk mencegah penularan cacar air.
- Hindari menggaruk lepuhan cacar. Menggaruk kulit dapat meningkatkan risiko infeksi bakteri sekunder, meninggalkan bekas, dan memperlambat penyembuhan.
- Pastikan Anda memotong kuku untuk menghindari terbentuknya luka akibat tidak sengaja menggaruk.
- Pada anak, Anda bisa mengenakan sarung tangan untuk menghindari si Kecil menggaruk pada malam hari.
- Gunakan pakaian yang longgar, nyaman, dan berbahan lembut.
- Tetap mandi dan menjaga kebersihan diri untuk menghindari infeksi bakteri sekunder. Saat mandi, hindari menggosok terlalu keras dan keringkan badan dengan cara ditepuk perlahan.
- Mengompres area yang gatal dengan air dingin atau mengoleskan losion kalamin.
Obat Terkait
Berikut rangkuman daftar obat yang terkait dengan penyakit cacar air:
- Losion kalamin
- Obat antihistamin seperti diphenhydramine, loratadine, cetirizine
- Parasetamol
- Acyclovir
- Valacyclovir
- Famciclovir
Pencegahan
Langkah pencegahan cacar air yang efektif adalah dengan melakukan vaksinasi cacar air.
Vaksinasi ini sangat dianjurkan bagi anak-anak dan orang dewasa yang belum menerima vaksin cacar air.
Berdasarkan jadwal imunisasi yang direkomendasikan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), vaksin cacar air pada bayi diberikan sebanyak 2 dosis. Vaksinasi dapat dimulai sejak usia 12-18 bulan dengan jeda pemberian 6 minggu sampai 3 bulan.
Apabila anak berusia 13 tahun atau lebih, pemberian vaksinasi cacar air tetap diberikan tapi interval antara dosis pertama dan kedua adalah 4-6 minggu.
Pada orang dewasa, vaksin cacar air dapat segera diberikan tanpa melihat patokan usia.
Sama halnya dengan vaksinasi pada anak, vaksin cacar air pada orang dewasa juga diberikan sebanyak 2 dosis dengan interval pemberian 4-8 minggu dari dosis pertama.
Meskipun menjadi langkah pencegahan yang efektif terhadap cacar air, vaksinasi cacar air tidak bisa diberikan pada kelompok ibu hamil, orang dengan sistem imun yang lemah, serta orang yang alergi terhadap gelatin dan antibiotik neomycin.
Jika Anda salah satu dalam kelompok ini, pencegahan yang bisa Anda lakukan adalah menghindari kontak dengan orang sakit cacar air.
Apabila salah satu anggota keluarga menderita cacar air, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan sebagai upaya pencegahan penularan infeksi di rumah, seperti:
- memisahkan penderita dengan anggota keluarga yang sehat di ruangan lain
- sebisa mungkin hindari kontak dengan penderita cacar air mengingat penyakit ini mudah menular lewat udara. Apabila memang harus merawat penderita, pastikan Anda menggunakan masker
- selalu cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan penderita cacar air
- usahakan untuk tidak berbagi peralatan pribadi dan peralatan makan dengan penderita cacar air
- pastikan untuk membersihkan secara rutin permukaan perabotan rumah atau bagian yang sering disentuh bersama-sama
- mengingatkan penderita cacar untuk tetap di rumah sampai ruam benar-benar kering dan sembuh
Artikel Lainnya: Kiat Efektif Mengobati Cacar Air pada Anak
Komplikasi
Setelah sembuh dari cacar air, virus Varicella zoster sejatinya menetap di dalam sel saraf.
Nantinya, virus ini akan aktif dan kembali dalam bentuk cacar ular atau yang dikenal dengan herpes zoster.
Penyakit ini dapat muncul biasanya dipicu karena adanya daya tahan tubuh yang rendah.
Meski secara umum penyakit ini tidak berbahaya, cacar air tetap memiliki komplikasi. Beberapa komplikasi cacar air yang muncul antara lain:
- terbentuknya jaringan parut
- infeksi bakteri sekunder yang bisa terjadi pada kulit, sendi, jaringan lunak
- sepsis
- dehidrasi
- pneumonia
- ensefalitis
- toxic shock syndrome
- kematian
Ibu hamil yang sedang terinfeksi cacar air dapat meningkatkan risiko komplikasi berupa pneumonia.
Efeknya pada janin, cacar air dapat menyebabkan komplikasi congenital varicella syndrome yang ditandai dengan terbentuknya berat badan lahir rendah, luka pada kulit, gangguan pada otak, mata, dan anggota gerak, serta masalah pada sistem pencernaan.
Apabila cacar air terjadi seminggu sebelum bayi dilahirkan atau beberapa hari setelah bayi dilahirkan, dapat meningkatkan risiko terjadinya neonatal varicella, yaitu infeksi yang mengancam nyawa.
Kapan Harus ke Dokter?
Sama halnya dengan penyakit virus lainnya, cacar air dapat sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan khusus.
Namun, jika Anda tidak yakin apakah gejala yang muncul adalah cacar air, Anda bisa memastikannya pada dokter.
Segera ke dokter apabila penderita cacar air berusia di bawah 6 bulan atau termasuk dalam golongan imunokompromis.
Selain itu, jangan tunda ke dokter apabila Anda menemukan ciri-ciri cacar air lain yang menyertai seperti:
- ruam cacar air menyebar ke area mata (salah satu atau kedua mata)
- ruam cacar air berubah menjadi merah, hangat, keluar cairan nanah, dan bahkan nyeri. Kondisi ini bisa menunjukkan adanya keterlibatan infeksi kulit lain
- demam tinggi
- penurunan kesadaran
- sesak napas
- batuk yang memburuk
- leher kaku
- muntah hebat
- kehilangan koordinasi otot
Dapatkan info lainnya seputar penyakit dan penanganannya dengan mengunduh aplikasi KlikDokter.
- CDC. Diakses 2022. Chickenpox.
- Mayo Clinic. Diakses 2022. Chickenpox.
- Cleveland Clinic. Diakses 2022. Chickenpox.
- NHS UK. Diakses 2022. Chickenpox.
- Medsacpe. Diakses 2022. chickenpox.