Pengertian Epilepsi (Ayan)
Ayan atau epilepsi adalah kejang berulang dalam rentang waktu lebih dari 24 jam akibat gangguan aktivitas otak dengan pemicu yang tidak jelas.
Kejang berulang merupakan ciri utama penyakit ayan (epilepsi). Jadi, orang yang mengalami kejang satu kali tidak mengidap penyakit ini. Biasanya, kejang demam sering dialami anak-anak.
Saat kejang terjadi, tubuh sebagian atau seluruhnya dapat bergerak secara tak sadar. Kadang kondisi ini bisa disertai dengan penurunan kesadaran dan dapat terjadi kapan pun, bahkan ketika tidur.
Ayan (epilepsi) merupakan penyakit tidak menular yang dapat terjadi pada segala usia, baik pada bayi, anak, maupun dewasa.
Bila tidak diobati, ayan berisiko menyebabkan keadaan yang mengancam jiwa, seperti serangan jantung, cedera serius akibat hilangnya kesadaran, dan status epileptikus.
Artikel lainnya: Bisakah Penderita Epilepsi Sembuh?
Jenis Epilepsi (Ayan)
Berdasarkan kejang yang dialami dan luasnya area otak yang terganggu, epilepsi terbagi atas dua jenis, yakni:
1. Epilepsi Umum
Jenis epilepsi ini terjadi akibat aktivitas sel saraf yang abnormal pada kedua sisi otak secara bersamaan. Gejalanya meliputi, otot kaku (tonik), badan tersentak (mioklonik), dan hilang kesadaran.
2. Epilepsi Parsial
Aktivitas sel saraf abnormal yang awalnya terjadi pada satu bagian otak, kemudian menyebar ke area lain. Gejala yang muncul dari ringan hingga berat, bergantung seberapa banyak area otak yang terganggu.
Gejala ringan kerap kali disebut sebagai aura, dan ketika terjadi penderita merasakan sensasi seperti menaiki roller coaster. Bila area otak yang terkena meluas, penderita akan linglung, mengalami tubuh gemetar (tremor) atau otot kaku.
Penyebab Epilepsi (Ayan)
Secara umum, penyebab epilepsi (ayan) belum diketahui dengan pasti. Meski demikian, terdapat beberapa faktor yang memengaruhi penyakit epilepsi, yaitu:
1. Idiopatik
Ayan yang penyebabnya tidak diketahui (idiopatik), biasanya bermula pada masa kanak-kanak. Contoh epilepsi idiopatik adalah epilepsi mioklonik pada remaja dan epilepsi absans pada anak (kejang singkat dan membuat penderitanya tidak responsif).
2. Didapat
Kejadian ayan (epilepsi) dipengaruhi oleh kelainan struktur otak. Kelainan ini disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu:
- Masalah pembuluh darah otak, seperti stroke
- Tumor otak
- Infeksi otak, seperti meningitis dan ensefalitis (radang otak)
- Cedera kepala berat
- Sklerosis (pengerasan jaringan) di area hipokampus, yakni struktur otak yang berfungsi dalam pembentukan memori jangka panjang
3. Kelainan Genetik
Perubahan gen terkait masalah perkembangan otak dan kelainan metabolisme dapat menyebabkan ayan (epilepsi).
Faktor Risiko Epilepsi (Ayan)
Terdapat beberapa faktor risiko ayan (epilepsi), yaitu:
- Riwayat ayan (epilepsi) di keluarga
- Masalah ibu semasa kehamilan/persalinan, seperti hipertensi, eklampsia, dan infeksi cytomegalovirus (CMV)
- Masalah kesehatan tertentu, seperti meningitis, ensefalitis, infeksi HIV (human immunodeficiency virus), stroke, tumor otak, cedera kepala berat, sklerosis hipokampus, gangguan kekebalan tubuh (penyakit autoimun), cerebral palsy, dan penyakit Alzheimer
- Masalah bayi ketika lahir, seperti asfiksia (oksigen tubuh yang rendah) dan berat badan lahir yang rendah
- Riwayat kejang demam
- Stres emosional
- Penyalahgunaan obat-obat terlarang
- Mengonsumsi alkohol secara berlebihan
Artikel lainnya: Mengenal Operasi Lesionektomi untuk Mengatasi Kejang Epilepsi
Gejala Epilepsi (Ayan)
Gejala utama ayan (epilepsi) pada orang dewasa dan anak-anak adalah kejang berulang. Bentuk kejang bergantung pada area otak yang terdampak. Secara umum, penderita epilepsi mengalami kejang berulang dengan pola yang sama.
Pengidap epilepsi dapat mengalami bentuk kejang umum dan kejang parsial sebagai ciri-cirinya. Berikut masing-masing penjelasannya.
1. Kejang Umum
Penderita epilepsi yang mengalami kejang umum dapat menunjukkan berbagai gejala, meliputi:
- Kejang absans (petit mal). Ditandai dengan Tatapan kosong selama beberapa detik (bengong), mulut mengecap, gerakan mengunyah, serta penderita tiba-tiba menghentikan aktivitas (tidak berbicara atau bergerak) dan beraktivitas kembali setelah serangan kejang absans berakhir.
- Kejang Tonik-Klonik (grand mal seizure). Digambarkan dengan kekakuan tubuh secara mendadak, terjadi gerakan menghentak pada lengan atau kaki secara berulang, dan kehilangan kesadaran.
- Kejang atonik. Ditandai dengan penderita terjatuh atau terkulai secara mendadak, dan berisiko menimbulkan trauma akibat terjatuh atau terbentur.
- Kejang mioklonik. Digambarkan dengan kedutan atau sentakan yang mendadak pada tubuh bagian atas atau anggota gerak tubuh. Periodenya singkat dan tanpa disertai kehilangan kesadaran.
- Kejang Tonik. Ditandai dengan anggota gerak atau seluruh tubuh terasa kaku. Periodenya berlangsung kurang dari 20 detik.
2. Kejang Parsial
Penderita epilepsi yang mengalami kejang pasial dapat menunjukkan berbagai gejala, meliputi:
- Kejang parsial sederhana (kejang fokal dengan kesadaran penuh). Selama serangan, penderita dapat mengalami kesemutan atau merasa sedih, gembira, dan mual tanpa sebab yang jelas. Perilaku ini bergantung pada area otak yang terdampak.
- Kejang parsial kompleks (kejang fokal dengan gangguan kesadaran). Selama serangan, penderita mengalami gangguan kesadaran. Perilaku selama serangan bergantung pada bagian otak yang terkena.
Pada kasus tertentu, ayan (epilepsi) dapat berkembang menjadi status epileptikus. Status epileptikus adalah keadaan darurat yang ditandai dengan kejang terus-menerus selama 5 menit/lebih atau kejang berulang tanpa pemulihan di antara kejang.
Kondisi ini membutuhkan penanganan segera. Bila tidak diobati secara efektif, berisiko menimbulkan gagal napas, serangan jantung, dan pneumonia aspirasi (infeksi paru) yang mengancam nyawa.
Artikel lainnya: Risiko dan Penanganan Epilepsi pada Ibu Hamil
Diagnosis Epilepsi (Ayan)
Dokter akan menentukan diagnosis ayan (epilepsi) melalui beberapa tahap, seperti:
1. Wawancara Medis
Dokter akan menanyakan keluhan (bentuk, lama, frekuensi, kondisi sebelum, selama, dan sesudah serangan).
Di samping itu, dokter juga menanyakan waktu munculnya serangan pertama kali, faktor pencetus, riwayat penyakit dan pengobatan penderita, riwayat ayan di keluarga, dan faktor risiko lainnya.
2. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai kesadaran, keadaan umum, tanda-tanda vital, dan tanda-tanda epilepsi. Di samping itu, dokter juga melakukan pemeriksaan untuk menilai fungsi persarafan, seperti pola pikir, daya ingat, dan kemampuan bicara.
3. Pemeriksaan Penunjang
Sementara, pemeriksaan penunjang dipertimbangkan sesuai hasil wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Berikut pemeriksaan penunjang yang dipertimbangkan:
- Elektroensefalografi (EEG) untuk mengukur gelombang aktivitas listrik di otak.
- Pemeriksaan pencitraan, seperti CT scan kepala, MRI otak, PET (positron emission tomography), atau SPECT (single-photon emission computerized tomography) untuk menilai struktur otak yang terdampak.
- Pungsi lumbal untuk memeriksa tanda-tanda infeksi otak melalui sampel cairan serebrospinal(cairan di sekitar otak dan sumsum tulang belakang).
- Pemeriksaan darah lengkap, kadar gula darah, dan elektrolit untuk mengidentifikasi infeksi atau penyebab kejang.
Pengobatan Epilepsi (Ayan)
Segera membawa penderita ke instalasi gawat darurat terdekat, bila terdapat gejala status epileptikus. Tujuan utama pengobatan ayan (epilepsi) dan status epileptikus adalah menghentikan aktivitas kejang, menjaga pernapasan, dan kondisi kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah).
Berikut pengobatan ayan (epilepsi) yang direkomendasikan dokter:
1. Minum Obat Antiepilepsi
Dokter akan meresepkan obat antiepilepsi, seperti asam valproat, ethosuximide, dan lamotrigin. Aturan mengonsumsi obat, lama pengobatan, dan pemantauan akan ditentukan oleh dokter yang merawat.
2. Pembedahan
Pembedahan atau tindakan operasi dianjurkan bagi penderita yang tidak membaik dengan terapi obat antiepilepsi.
Bedah reseksi atau hemisferektomi merupakan tindakan operasi untuk mengangkat area otak yang terdampak. Tindakan ini biasanya dilakukan oleh dokter spesialis bedah saraf.
3. Perawatan Tambahan
Selain dengan metode di atas, dokter akan memberi edukasi kepada penderita dan keluarga, yaitu:
- Mengonsumsi obat antiepilepsi sesuai anjuran dokter yang merawat.
- Melakukan kontrol rutin ke dokter.
- Mengenali pemicu kejang dan sedapat mungkin menghindarinya.
- Mengelola stres emosional dengan cara teknik relaksasi, terhubung dengan orang-orang tersayang, berjemur di pagi hari, dan menumbuhkan self love.
- Menerapkan perilaku hidup sehat dengan cara tidak mengonsumsi obat-obat terlarang, berolahraga rutin, diet ketogenik, dan tidur yang cukup.
Pengobatan ayan (epilepsi) bergantung pada usia dan kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan. Biasanya kondisi ini ditangani oleh dokter spesialis saraf. Pilihan pengobatan akan didiskusikan oleh dokter bersama penderita.
4. Pertolongan Pertama Epilepsi
Keberhasilan pengobatan tidak hanya bergantung pada pasien tapi juga keluarga dan ketanggapan orang lain dalam memberikan pertolongan ketika gejalanya kambuh.
Berikut pertolongan pertama yang dapat dilakukan ketika melihat seseorang yang kejang:
- Baringkan penderita di tempat yang aman
- Jauhkan penderita dari benda yang berbahaya
- Miringkan tubuh penderita
- Tidak menghentikan gerakan penderita yang tubuhnya tersentak
- SIsipkan benda yang lembut lembut dan datar di bawah kepala penderita
- Longgarkan pakaian, terutama di sekitar leher
- Hindari memasukkan benda ke dalam mulut penderita
- Nilai lama kejang dan segera hubungi layanan gawat darurat terdekat, misalnya 119
Artikel lainnya: Hidup Sendiri, Ini Tips Hidup Sehat dan Aman untuk Penderita Epilepsi
Pencegahan Epilepsi (Ayan)
Upaya pencegahan ayan adalah dengan mengendalikan faktor risikonya, seperti:
- Melakukan pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC) secara rutin ke dokter sebagai upaya mencegah penyulit selama kehamilan.
- Tidak merokok atau terpapar dengan asap rokok, mengendalikan kadar gula darah dan tekanan darah, sebagai upaya pencegahan stroke.
- Tidak mengonsumsi alkohol atau tidak menggunakan obat-obat terlarang.
- Mengelola stres emosional dengan baik.
- Bila anak mengalami kejang demam, maka periksakan diri ke dokter sebagai upaya pencegahan kejang epilepsi.
- Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun selama 15-20 detik, terutama setelah berjabat tangan atau mengganti popok anak sebagai upaya pencegahan infeksi CMV.
- Tidak melakukan hubungan seksual yang berisiko sebagai upaya pencegahan infeksi CMV dan infeksi HIV.
- Bagi yang memiliki faktor risiko ayan, sebaiknya memeriksakan diri secara berkala ke dokter atau menjalani medical check up.
Komplikasi Epilepsi (Ayan)
Berikut bahaya komplikasi ayan (epilepsi) yang dapat terjadi:
- Cedera kepala akibat terjatuh ketika serangan
- Status epileptikus
- Serangan jantung
- Depresi
- Pneumonia aspirasi
- Kematian mendadak (sudden unexplained death in epilepsy)
Artikel lainnya: Tanda Serangan Epilepsi pada Bayi yang Wajib Diketahui
Kapan Harus ke Dokter?
Segera mencari pertolongan medis ke instalasi gawat darurat terdekat, bila terdapat gejala dan tanda status epileptikus. Periksakan diri ke dokter, bila terdapat gejala dan tanda ayan (epilepsi) seperti di atas.
Jika Kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi ayan (epilepsi), yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter! Manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.
Kamu juga bisa langsung buat janji dengan dokter spesialis saraf dengan fitur Temu Dokter. Jangan lupa untuk #JagaSehatmu selalu dengan rutin cek kesehatan Kamu dan keluarga. Pesan layanan pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan secara online. Jika ingin membeli suplemen dan vitamin, Kamu bisa beli dengan mudah tanpa harus keluar rumah!
- Stafstrom CE, Carmant L. Seizures and epilepsy: an overview for neuroscientists. Cold Spring Harbor perspectives in medicine. 2015.
- World Health Organization. Epilepsy. 2023. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/epilepsy Diakses 11 Oktober 2023.
- National Institute of Neurological Disorders and Stroke. Epilepsy and Seizures. 2023. https://www.ninds.nih.gov/health-information/disorders/epilepsy-and-seizures# Diakses 11 Oktober 2023.
- Boon P, Ferrao Santos S, Jansen AC, Lagae L, Legros B, Weckhuysen S. Recommendations for the treatment of epilepsy in adult and pediatric patients in Belgium: 2020 update. Acta Neurologica Belgica. 2021.
- Anwar H, Khan QU, Nadeem N, Pervaiz I, Ali M, Cheema FF. Epileptic seizures. Discoveries. 2020.
- Oduah MT, Iwanowski P. Cardiovascular complications of epileptic seizures. Epilepsy & Behavior. 2020.
- Yang L, Wang Y, Chen X, Zhang C, Chen J, Cheng H, Zhang L. Risk factors for epilepsy: A national cross-sectional study from National Health and Nutrition Examination Survey 2013 to 2018.
- Jang Y, Kim DW, Yang KI, Byun JI, Seo JG, No YJ, Kang KW, Kim D, Kim KT, Cho YW, Lee ST. Clinical approach to autoimmune epilepsy. Journal of Clinical Neurology (Seoul, Korea). 2020.
- Liman MN, Al Sawaf A. Epilepsy EEG. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK558912/ Diakses 11 Oktober 2023.
- Attumalil TV, Sundaram A, Varghese VO, Vijayakumar K, Kunju PM. Risk factors of childhood epilepsy in Kerala. Annals of Indian Academy of Neurology. 2011.
- Wylie T, Sandhu DS, Murr N. Status epilepticus. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430686/ Diakses 11 Oktober 2023.
- Aliasgharpour M, Nayeri ND, Yadegary MA, Haghani H. Effects of an educational program on self-management in patients with epilepsy. Seizure. 2013.
- Vasan S, Olango GJ. Amphetamine toxicity. StatPearls [Internet]. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK470276/ Diakses 11 Oktober 2023.
- American Association of Neurological Surgeons. Epilepsy. https://www.aans.org/en/Patients/Neurosurgical-Conditions-and-Treatments/Epilepsy Diakses 11 Oktober 2023.
- Gnanavel S. Epilepsy and depression: a bidirectional relationship. Journal of Neurosciences in Rural Practice. 2017. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5602262/?report=reader Diakses 11 Oktober 2023.
- Cleveland Clinic. Epilepsy. 2022. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/17636-epilepsy#symptoms-and-causes Diakses 11 Oktober 2023.