Gangguan Elektrolit
Dokter Spesialis | Dokter spesialis penyakit dalam |
Gejala | Lemas, gangguan irama jantung, kejang, penurunan kesadaran |
Faktor Risiko | Dehidrasi, diare, muntah |
Cara Diagnosis | Anamnesis, pemeriksaan fisik, elektrolit darah, EKG |
Pengobatan | Terapi oral, intravena, cuci darah |
Obat | Larutan pengganti elektrolit, elektrolit intravena |
Komplikasi | Gangguan irama jantung, penurunan kesadaran |
Kapan Harus ke Dokter? | Tidak membaik dengan larutan pengganti elektrolit, gejala sedang hingga berat |
Pengertian Gangguan Elektrolit
Gangguan elektrolit adalah kondisi ketika salah satu atau beberapa jenis elektrolit jumlahnya lebih rendah atau berlebihan dari kadar normal.
Umumnya, kondisi tersebut tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan dicetuskan oleh kondisi medis tertentu.
Sebenarnya, dalam kondisi normal, tubuh manusia terdapat beberapa jenis elektrolit, seperti natrium (sodium), kalium (potassium), kalsium, klorida, magnesium, dan fosfat.
Elektrolit yang terdapat di dalam darah, cairan tubuh, dan urine tersebut pada jumlah yang normal dibutuhkan tubuh agar sel bisa menjalankan semua fungsinya dengan baik.
Apabila gangguan elektrolit memberat, kondisi yang berbahaya bisa terjadi, seperti penurunan kesadaran, kejang, bahkan henti jantung mendadak.
Secara medis, beberapa jenis kondisi spesifik untuk gangguan elektrolit, misalnya:
- Hipernatremia (kelebihan natrium di dalam darah)
- Hiponatremia (kekurangan natrium di dalam darah)
- Hiperkalsemia (kelebihan kalsium di dalam darah)
- Hipokalsemia (kekurangan kalsium di dalam darah)
- Hiperfosfatemia (kelebihan fosfat di dalam darah)
- Hipofosfatemia (kekurangan fosfat di dalam darah)
- Hiperkalemia (kelebihan kalium di dalam darah)
- Hipokalemia (kekurangan kalium di dalam darah)
- Hipermagnesemia (kelebihan magnesium di dalam darah)
- Hipomagnesemia (kekurangan magnesium di dalam darah)
- Hiperkloremia (kelebihan klorida di dalam darah)
- Hipokloremia (kekurangan klorida di dalam darah)
Artikel lainnya: Ini yang Terjadi pada Tubuh Akibat Kekurangan Elektrolit
Penyebab Gangguan Elektrolit
Sebenarnya, manusia kehilangan mineral setiap hari, misalnya ketika berkeringat, berkemih, ataupun buang air besar.
Namun, hal tersebut tidak menjadi masalah karena mineral-mineral segera digantikan ketika kamu minum atau mengonsumsi makanan dengan kandungan mineral tersebut.
Hanya saja, apabila kamu tidak segera menggantikan mineral yang hilang dalam jumlah besar, gangguan elektrolit bisa terjadi. Misalnya, pada kondisi muntah dan diare berkepanjangan.
Selain itu, penyebab gangguan elektrolit lainnya adalah:
- Luka bakar yang luas
- Efek samping obat tertentu seperti obat golongan diuretik yang digunakan untuk mengobati hipertensi atau gagal jantung
- Gagal ginjal, baik akut maupun kronik
- Gangguan hormon paratiroid, bisa berupa hiperparatiroid maupun hipoparatiroid
- Kanker
- Efek samping kemoterapi
- Malnutrisi dan diet yang berlebihan
- Gagal hati (sirosis)
- Gangguan hormon tiroid, bisa berupa hipertiroid maupun hipotiroid
Faktor Risiko Gangguan Elektrolit
Selain itu, orang yang punya kondisi di bawah ini cenderung rentan untuk menderita gangguan elektorit tubuh:
- Masalah tiroid dan paratiroid
- Penyakit pernapasan kronis
- Gangguan makan, termasuk bulimia dan anoreksia
- Gagal jantung
- Gangguan kelenjar adrenal
- Kecanduan minum alkohol
- Luka bakar
- Gangguan fungsi ginjal
- Sirosis hati
- Patah tulang
Artikel lainnya: Berbagai Komplikasi Dehidrasi yang Harus Diwaspadai
Gejala Gangguan Elektrolit
Gejala gangguan elektrolit sangat bergantung pada seberapa berat kondisi serta jenis elektrolit yang terganggu.
Apabila kadar elektrolit hanya berkurang atau meningkat sedikit saja dari normal, umumnya tidak ada gejala apa pun yang dirasakan.
Namun, bila kadarnya berubah cukup signifikan, berbagai gejala mengganggu dapat dirasakan penderita.
Selain itu, gejala gangguan elektrolit dapat berbeda tergantung jenisnya. Akan tetapi, gejala umum yang terjadi dapat antara lain:
- Gangguan irama jantung, bisa berupa denyut jantung terlalu cepat, terlalu lambat, ataupun tak beraturan
- Mual dan muntah
- Lemas serta mudah lelah
- Kejang
- Diare
- Sembelit
- Kram perut
- Kelemahan otot hingga tangan dan kaki jadi sulit digerakkan
- Sakit kepala
- Baal atau kesemutan
- Penurunan kesadaran, dan bahkan koma
Apabila salah satu keluhan ini terjadi, perlu dilakukan penanganan medis segera.
Jika tidak, gangguan elektrolit tertentu bisa mengganggu komponen elektrolit lain, dan bisa berujung pada kondisi gawat yang mengancam nyawa.
Diagnosis Gangguan Elektrolit
Untuk menegakkan diagnosis, dokter akan melakukan wawancara medis atau anamnesis soal keluhan yang kamu alami. Dokter juga akan mencari kemungkinan penyebab.
Selain itu, dokter juga memeriksa fisik pasien secara menyeluruh, termasuk pemeriksaan otot dan juga saraf.
Kemudian, untuk memastikan terdapat gangguan elektrolit serta derajat keparahannya, dokter akan meminta penderita untuk melakukan pemeriksaan darah untuk melihat kadar masing-masing elektrolit di dalam darah.
Jika diduga gangguan elektrolit menyebabkan gangguan irama jantung, maka pemeriksaan EKG (elektrokardiogram) diperlukan untuk mendapatkan irama jantung.
Apabila gangguan elektrolit akibat adanya gangguan ginjal, pengecekan fungsi ginjal, seperti kreatinin, ureum, serta BUN (blood urea nitrogen), juga perlu dilakukan.
Pengobatan Gangguan Elektrolit
Pengobatan spesifik untuk gangguan elektrolit tergantung pada jenis elektrolit yang terganggu dan jenis gangguan yang dialami tubuh (kelebihan/kekurangan elektrolit).
Namun, secara umum, ada beberapa pengobatan yang biasa dilakukan untuk mengatasi gangguan elektrolit yaitu:
1. Pemberian Cairan Melalui Pembuluh Darah Vena
Pemberian cairan melalui infus umumnya dilakukan pada kondisi gangguan elektrolit yang disebabkan oleh kehilangan cairan tubuh (muntah, diare, dan lain-lain).
Cairan yang biasanya diberikan adalah natrium klorida.
2. Pemberian Obat Elektrolit Melalui Pembuluh Darah Vena
Jika terjadi kondisi kekurangan elektrolit yang berat, untuk dapat mengatasinya dalam waktu cepat, perlu dilakukan pemberian elektrolit yang disuntikkan melalui pembuluh darah vena.
Pengobatan ini umumnya dilakukan untuk kondisi kekurangan kalium atau kekurangan kalsium yang menimbulkan gejala yang berat.
Pada kondisi ini, kalium atau kalsium akan disuntikkan ke dalam pembuluh darah secara perlahan-lahan.
3. Pemberian Obat Elektrolit Oral
Pemberian elektrolit melalui tablet yang diminum umumnya diberikan pada kondisi gangguan elektrolit yang bersifat kronik, seperti pada kondisi gagal ginjal kronik atau pada penyakit hipoparatiroidisme.
4. Hemodialisis
Tindakan hemodialisis (cuci darah) perlu dilakukan pada kondisi gangguan elektrolit yang berat, yang tidak bisa diatasi dengan pemberian obat-obatan.
Tindakan ini umumnya diperlukan pada kondisi kelebihan kalium di dalam darah (hiperkalemia) yang mengakibatkan jantung berdenyut tidak teratur.
Artikel lainnya: Penyakit Penyebab Dehidrasi yang Perlu Anda Tahu
5. Obat
Pemberian obat untuk pasien dengan gangguan elektrolit biasanya tergantung dengan keparahan kondisi masing-masing.
Pada dasarnya, pada kondisi gangguan elektrolit ringan, biasanya diberikan terapi oral seperti larutan pengganti elektrolit.
Pada kondisi derajat sedang hingga berat, biasanya ditangani dengan pemberian elektrolit melalui intravena sesuai dengan jenis elektrolit yang mengalami kekurangan.
Selain itu, dokter tidak jarang menggunakan metode cuci darah untuk menetralkan gangguan keseimbangan elektrolit pada tubuh yang disebabkan oleh kondisi penurunan fungsi ginjal hingga gagal ginjal.
Pencegahan Gangguan Elektrolit
Tidak semua gangguan elektrolit bisa dicegah. Namun, kondisi gangguan elektrolit yang disebabkan kehilangan cairan tubuh dapat dicegah dengan cara mengonsumsi oralit bila mengalami muntah atau diare.
Kamu juga disarankan untuk mengonsumsi air putih dalam jumlah yang cukup setiap hari untuk mencegah terjadinya dehidrasi.
Komplikasi Gangguan Elektrolit
Kondisi gangguan keseimbangan elektrolit yang berat dapat menyebabkan gangguan irama jantung, penurunan kesadaran, hingga koma.
Kapan Harus ke Dokter?
Ketika mengalami dehidrasi sedang hingga berat yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan elektrolit sebaiknya segera ke dokter.
Terlebih ketika sulit untuk diberikan larutan pengganti elektrolit oral disertai dengan gejala, sangat disarankan untuk segera melakukan pemeriksaan diri ke dokter untuk dapat diberikan terapi yang tepat.
Konsultasikan penyakit gangguan elektrolit lebih dalam kepada dokter di fitur Tanya Dokter dan Temu Dokter. Jangan tunggu sakit memberat. Yuk, selalu #JagaSehatmu.
[HNS/NM]
- Balcı, A.K. et al. (2013) “General characteristics of patients with electrolyte imbalance admitted to emergency department,” World Journal of Emergency Medicine, 4(2), p. 113. Available at: https://doi.org/10.5847/wjem.j.issn.1920-8642.2013.02.005.
- Lippi, G., South, A. M., & Henry, B. M. (2020). Electrolyte imbalances in patients with severe coronavirus disease 2019 (COVID-19). Annals of Clinical Biochemistry: International Journal of Laboratory Medicine, 57(3), 262–265. https://doi.org/10.1177/0004563220922255
- Tazmini, K., Nymo, S. H., Louch, W. E., Ranhoff, A. H., & Øie, E. (2019). Electrolyte imbalances in an unselected population in an emergency department: A retrospective cohort study. PLOS ONE, 14(4). https://doi.org/10.1371/journal.pone.0215673