Pengertian
Hipoalbuminemia merupakan suatu kondisi di mana tubuh kekurangan albumin di dalam darah. Normalnya, kadar albumin di dalam darah adalah sebesar 3,5–5,9 gram/desiliter.
Albumin merupakan salah satu jenis protein yang berperan penting di dalam tubuh. Zat ini dihasilkan oleh hati dan berfungsi untuk menjaga agar darah di pembuluh darah tidak bocor ke luar dari alirannya.
Albumin berfungsi untuk mengikat berbagai jenis hormon, cairan tubuh, dan obat-obatan. Rendahnya kadar albumin dalam darah akan memengaruhi kerja senyawa ini. Salah satu akibatnya adalah cairan yang seharusnya diikat oleh albumin akan keluar dari jaringan tubuh dan memicu terjadinya edema (kondisi di mana tubuh membengkak). Selain itu, kekurangan albumin juga dapat memengaruhi fungsi ginjal dalam menyaring darah.
Penyebab
Ada beberapa kondisi dan penyakit yang dapat menyebabkan hipoalbuminemia. Di antaranya adalah:
- Asupan nutrisi kurang
- Infeksi berat
- Pasca operasi besar
- Luka bakar
- Diabetes
- Gagal ginjal
- Gangguan hati, misalnya hepatitis atau gagal hati (sirosis hepatis)
- Sindrom nefrotik
- Penyakit autoimun, misalnya lupus
Diagnosis
Untuk memastikan adanya hipoalbuminemia, diperlukan pemeriksaan kadar albumin darah di laboratorium. Penting pula dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab hipoalbuminemia yang terjadi pada seseorang.
Bila terdapat dugaan bahwa hipoalbuminemia terjadi karena infeksi, maka pemeriksaan sel darah putih penting untuk dilakukan. Jika penyebabnya karena gangguan ginjal (gagal ginjal, sindrom nefrotik), maka diperlukan pemeriksaan fungsi ginjal dan analisis urine. Dugaan gangguan hati sebagai penyebab kondisi ini akan mengarahkan dokter untuk merekomendasikan pemeriksaan fungsi hati dan USG.
Gejala
Tidak semua hipoalbuminemia menimbulkan gejala. Hipoalbuminemia ringan, biasanya tidak memiliki gejala apa pun. Masalah tersebut umumnya baru diketahui melalui pemeriksaan laboratorium.
Sementara itu, pada kasus hipoalbuminemia yang lebih berat penderita dapat menampakkan banyak gejala. Namun gejala yang paling utama adalah pembengkakan pada kedua tungkai dan di sekitar mata.
Selain bengkak di tungkai dan mata, hipoalbuminemia dapat disertai gejala lain berupa:
- Kulit kering
- Rambut menjadi tipis atau rontok
- Sesak napas
- Mudah lelah
- Diare
- Mata kuning
- Mual dan muntah
Kondisi hipoalbuminemia dapat menyebabkan beberapa komplikasi, seperti:
- Infeksi paru (pneumonia)
- Penumpukan cairan di rongga paru, disebut efusi pleura
- Penumpukan cairan di rongga perut, disebut asites
- Massa otot yang mengecil
Pengobatan
Untuk meningkatkan kadar albumin, asupan makanan yang mengandung protein seperti telur, ikan, dan susu perlu ditambah. Bila kadar albumin sangat rendah, pemberian albumin melalui infus juga kadang harus dilakukan.
Di luar tindakan pengobatan, yang juga penting adalah mengatasi penyebab hipoalbuminemia. Bila kondisi tersebut disebabkan karena gangguan ginjal, maka pengobatan dengan captopril atau obat golongan angiotensin converting enzyme inhibitor lainnya biasanya perlu dilakukan untuk memperbaiki fungsi penyaringan albumin di ginjal.
Bila disebabkan karena penyakit autoimun, biasanya steroid atau obat penekan sistem imun (imunosupresan) diperlukan. Tujuannya untuk memperbaiki kondisi hipoalbuminemia.
Pencegahan
Tidak semua kondisi hipoalbuminemia dapat dicegah. Namun memastikan tubuh mendapat cukup asupan protein merupakan salah satu cara untuk membantu menurunkan risiko hipoalbuminemia. Penuhi kebutuhan tubuh akan protein dengan sumber protein yang baik. Beberapa contoh makanan kaya protein antara lain telur, ikan, daging, susu, dan kacang-kacangan.