Pengertian
Sindrom mielodisplastik merupakan sekelompok gangguan darah akibat pembentukan sel darah yang kurang baik atau sel darah tidak berfungsi dengan baik. Kondisi ini dapat menyebabkan seseorang mengalami penurunan jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.
Tanda-tanda sindrom mielodisplastik bisa bervariasi, bergantung dari tipe sel darah yang terkena. Banyak orang dengan sindrom mielodisplastik tidak menunjukkan tanda dan gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan pada tahap awal.
Penyebab
Pada orang yang sehat, sumsum tulang selalu siap memproduksi sel darah baru dan imatur, yang kemudian menjadi matang seiring dengan berjalannya waktu. Sindrom mielodisplastik terjadi apabila terdapat gangguan pada proses tersebut yang menyebabkan sel darah tidak menjadi matang.
Alih-alih berkembang secara normal, sel darah merah tersebut umumnya mati di sumsum tulang atau sesaat setelah masuk ke aliran darah. Seiring dengan berjalannya waktu, akan didapati lebih banyak sel yang imatur dan mengalami kelainan dibandingkan dengan sel yang sehat.
Ini yang kemudian menimbulkan masalah seperti kelelahan, yang terjadi akibat kekurangan sel darah merah; infeksi, yang terjadi akibat kekurangan sel darah putih; atau perdarahan yang terjadi akibat kekurangan trombosit.
Sebagian sindrom mielodisplastik tidak memiliki penyebab yang diketahui dengan pasti. Sebagian lainnya disebabkan oleh paparan terhadap pengobatan kanker, seperti kemoterapi dan radiasi, paparan zat kimia berbahaya, seperti tembakau dan pestisida, atau paparan besi, seperti timbal.
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom mielodisplastik adalah:
- Usia yang lebih tua. Sebagian besar individu dengan sindrom mielodisplastik berusia di atas 60 tahun.
- Pengobatan dengan kemoterapi atau terapi radiasi. Kemoterapi atau terapi radiasi, yang keduanya digunakan untuk menangani kanker, dapat meningkatkan risiko terjadinya sindrom mielodisplastik.
- Paparan zat kimia tertentu. Zat kimia yang dikaitkan dengan sindrom mielodisplastik mencakup asap rokok, pestisida, dan zat kimia industri.
- Paparan besi. Besi yang dikaitkan dengan sindrom mielodisplastik adalah timbal dan merkuri.
Gejala
Pada tahap awal, sindrom mielodisplastik jarang menunjukkan tanda atau gejala tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu, beberapa tanda dan gejala yang dapat timbul pada sindrom mielodisplastik adalah:
- Kelelahan
- Sesak napas
- Pucat akibat penurunan sel darah merah
- Mudah timbul lebam atau perdarahan sebagai akibat dari jumlah trombosit yang rendah
- Titik-titik merah di bawah kulit yang disebabkan oleh perdarahan
- Infeksi berulang akibat jumlah sel darah putih yang rendah
Diagnosis
Umumnya, diagnosis sindrom mielodisplastik dapat ditentukan berdasarkan wawancara medis, pemeriksaan fisik secara langsung, dan pemeriksaan penunjang tertentu.
Dokter dapat menyarankan pemeriksaan darah untuk menentukan jumlah sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit, serta melihat adanya perubahan yang abnormal pada ukuran, bentuk, dan penampilan dari berbagai sel darah tersebut.
Selain itu, dokter bisa menganjurkan dilakukannya dua jenis pemeriksaan lainnya, yakni aspirasi sumsum tulang dan biopsi sumsum tulang. Dalam melakukan prosedur tersebut, jarum yang tipis dan berongga dimasukkan ke dalam tulang panggul untuk mengambil sampel sumsum tulang, darah, dan tulang guna dievaluasi lebih lanjut.
Penanganan
Penanganan sindrom mielodisplastik sering kali bertujuan untuk memperlambat progresivitas penyakit, mengendalikan gejala seperti kondisi yang lemah, dan mencegah perdarahan serta infeksi. Pada mereka yang tidak menunjukkan tanda dan gejala, dokter biasanya melakukan pemantauan dengan pemeriksaan laboratorium secara rutin untuk mengevaluasi progresivitas penyakit.
Beberapa metode penanganan yang dapat dilakukan adalah:
- Transfusi darah. Transfusi darah dapat dilakukan untuk mengganti sel darah merah, sel darah putih, atau trombosit pada individu dengan sindrom mielodisplastik.
- Pengobatan untuk sindrom mielodisplastik umumnya melalui pemberian obat-obatan untuk meningkatkan jumlah sel darah yang diproduksi oleh tubuh, obat-obatan untuk merangsang pematangan sel darah, dan obat-obatan untuk menekan sistem daya tahan tubuh.
- Transplantasi sumsum tulang. Saat transplantasi sumsum tulang, pasien akan diberikan obat-obatan kemoterapi dosis tinggi untuk mengeluarkan darah yang rusak dari sumsum tulang. Lalu, sumsum tulang yang abnormal diganti dengan sel sehat yang didonorkan.
Pencegahan
Karena sebagian penyebab sindrom mielodisplastik belum diketahui secara pasti, maka belum terdapat metode yang terbukti efektif dalam mencegah terjadinya kondisi ini.