Trombositopenia
Dokter spesialis |
Spesialis hematologi |
Gejala |
Bintik-bintik merah kecil yang muncul di kulit pada kaki bagian bawah, bercak-bercak ungu besar di kulit, mimisan yang berkepanjangan, gusi berdarah, kelelahan |
Faktor resiko |
Genetik, kondisi medis, paparan zat kimia berbahaya dan radiasi, alkohol, penggunaan obat-obatan. |
Metode diagnosis |
Pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (tes darah lengkap, apusan darah tepi, tes bekuan darah dan biopsi sumsum tulang) |
Pengobatan |
Transfusi trombosit, kortikosteroid, Imunoglobulin intravena, agonis reseptor thrombopoietin dan eltrombopag, plasmapheresis |
Obat |
Prednison, deksametason, rituximab, azathioprine, cyclosporine, cyclophosphamide, danazol, mikofenolat mofetil dan alkaloid vinca. |
Komplikasi |
Stroke iskemik, anemia, leukemia, sindrom HELLP, serangan jantung, perdarahan otak, perdarahan gusi dan hidung, perdarahan gastrointestinal |
Kapan harus ke dokter? |
Bila terjadi gejala yang serius seperti memar dan perdarahan. |
Pengertian Trombositopenia
Trombositopenia adalah kondisi jumlah trombosit (platelet) dalam darah lebih rendah dari normal. Trombosit sendiri merupakan keping darah yang berfungsi dalam proses pembekuan darah.
Terganggunya sumsum tulang yang menghambat produksi trombosit menjadi faktor utama penurunan trombosit. Hancurnya komponen darah ini juga dapat terjadi akibat efek samping obat, infeksi, gangguan autoimun, dan kekurangan nutrisi.
Penyebab lainnya, yaitu penggunaan trombosit secara berlebihan pada saat koagulasi intravaskular diseminata (DIC). Pada kondisi ini, terjadi pembekuan darah yang berlebihan di seluruh tubuh yang menyebabkan kehilangan trombosit.
Trombositopenia ditandakan dengan nilai trombosit kurang dari 150 × 103 per μL Bila berkurangnya trombosit lebih besar dari 50 × 103 per μL biasanya tidak menimbulkan gejala yang serius.
Namun, pada pasien 20 × 103 per μL akan muncul memar, seperti bercak atau ruam merah keunguan pada kulit. Sementara pasien dengan jumlah trombosit kurang dari 10×103 per μL berisiko tinggi mengalami perdarahan yang serius.
Kondisi trombositopenia diobati berdasarkan penyebabnya. Bila gangguan ini dipicu oleh penggunaan obat-obatan, penghentian obat adalah langkah pertama yang harus dilakukan.
Namun, hal ini akan berbeda jika penyebabnya adalah faktor imun. Terapi kortikosteroid merupakan salah satu perawatan yang disarankan. Pada kondisi trombositopenia parah perlu dilakukan transfusi trombosit.
Dalam menentukan diagnosa trombositopenia, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik terutama pada kulit dan melihat tanda-tanda perdarahan yang sudah terjadi. Pemeriksaan tambahan juga dapat dilakukan seperti tes darah lengkap dan asupan darah tepi.
Artikel lainnya: Efek Gangguan Pembekuan Darah pada Tubuh
Penyebab Trombositopenia
Trombositopenia umumnya disebabkan oleh terganggunya sumsum tulang yang menyebabkan produksi trombosit menurun. Gangguan ini juga dapat disebabkan oleh faktor genetik pada beberapa orang yang menyebabkan trombositnya rendah.
Berikut beberapa penyebab trombositopenia secara umum, antara lain:
- Trombositopenia imun primer (ITP): Saat antibodi menyerang trombosit yang menyebabkan kehancuran trombosit. Keadaan ini juga dapat dipicu oleh penggunaan obat-obatan, seperti heparin, kina, antibiotik sulfonamida, ampisilin, vankomisin, simetidin, ibuprofen.
- Trombositopenia non imun: Banyak faktor yang menyebabkan gangguan ini salah satunya obat-obatan yang mengganggu produksi trombosit seperti daptomycin dan linezolid.
- Infeksi virus: Berbagai infeksi seperti HIV, hepatitis C, virus Epstein-Barr, parvovirus, gondongan, varicella, dan rubella serta infeksi bakteri H Pylori, serta infeksi parasit malaria juga dapat memicu trombositopenia.
- Defisiensi vitamin dan mineral: Kondisi ini dapat mempengaruhi produksi trombosit salah satunya vitamin B12, folat dan tembaga.
- Trombositopenia gestasional: Hal ini ditandai dengan preeklamsia hingga Sindrom HELLP yang terjadi selama masa kehamilan.
- Penyakit autoimun: Gangguan lupus eritematosus sistemik dan artritis reumatoid dapat menimbulkan trombositopenia imun primer.
- Pembesaran limpa akibat koagulasi intravaskular diseminata (DIC): Kondisi ini menyebabkan pembekuan darah sehingga menggunakan banyak trombosit dan peningkatan tekanan darah pada pembuluh darah portal (hipertensi portal).
- Penyebab lainnya: Penyakit sirosis hati dan penggunaan alkohol dapat menekan produksi trombosit.
Artikel lainnya: Kelainan Sel Darah Putih yang Perlu Anda Tahu
Faktor Risiko Trombositopenia
Beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan mengalami gangguan pengecapan termasuk:
1. Faktor genetik
Trombositopenia bawaan yang menyebabkan beberapa orang mengalami gangguan terhadap produksi trombosit sehingga trombosit cenderung rendah.
2. Penggunaan obat-obatan tertentu
Beberapa obat dapat menginduksi trombositopenia seperti obat kemoterapi yang dapat merusak sumsum tulang sehingga produksi trombosit menurun. Selain itu, antibiotik seperti vancomycin, heparin, dan obat antikejang memiliki efek samping menyebabkan trombositopenia.
3. Penyakit kronis
Kondisi medis akan mempengaruhi trombosit seperti gangguan autoimun yang akan menyebabkan imunitas menyerang trombosit, gangguan sumsum tulang yang mempengaruhi produksi trombosit di sumsum tulang, kanker darah, serta penyakit hati parah yang dapat menyebabkan pembesaran limpa seperti sirosis, kondisi ini akan menurunkan trombosit.
4. Infeksi
Infeksi bakteri, virus dan parasit diketahui dapat menimbulkan trombositopenia. Hal ini terjadi pada kasus infeksi H. pylori dan malaria.
5. Kondisi kehamilan
Gangguan ini dapat terjadi pada ibu hamil dan biasanya terjadi tanpa gejala dan kembali normal setelah melahirkan, pengobatan biasanya dilakukan pada akhir trimester ketiga, kecuali pasien mengalami gejala dan nilai trombosit turun drastis.
6. Paparan zat kimia berbahaya dan radiasi
Kontaminasi dengan bahan kimia seperti insektisida, arsenik, dan benzena serta terapi radiasi dapat mempengaruhi produksi trombosit.
7. Prosedur medis
Gangguan trombositopenia dapat diakibatkan oleh beberapa tindakan medis seperti transfusi darah berulang yang dapat menyebabkan antibodi menyerang trombosit.
Gejala Trombositopenia
Trombositopenia dengan derajat ringan umumnya tidak menunjukan gejala. Bila gangguan ini semakin buruk akan menimbulkan beberapa gejala berikut:
- Darah pada urin atau feses
- Sering merasa lelah
- Darah menstruasi yang banyak dan periode berlangsung lebih lama
- Gusi berdarah
- Mimisan yang berkepanjangan
- Muntah darah
- Bintik-bintik merah kecil yang muncul di kulit pada kaki bagian bawah
- Bercak-bercak ungu besar di kulit
- Limpa membesar
Setiap orang dapat mengalami gejala trombositopenia yang berbeda-beda. Bahkan, ada beberapa yang mungkin mengeluhkan gejala yang tidak disebutkan di atas.
Artikel lainnya:Ini Cara Mudah Meningkatkan Trombosit Saat DBD
Diagnosis Trombositopenia
Diagnosis Trombositopenia akan ditentukan oleh dokter melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Setelah menanyakan keluhan dan faktor risiko, maka dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh, dan mengidentifikasi tanda-tanda yang mungkin berhubungan, seperti perdarahan dan memar.
Trombositopenia tidak dapat dipastikan hanya dengan menggunakan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dapat memberikan petunjuk awal namun, untuk kepastian diagnosa diperlukan pemeriksaan penunjang lainnya, meliputi:
1. Pemeriksaan darah lengkap (CBC)
Pengujian untuk mengukur jumlah trombosit, sel darah merah dan sel darah putih yang dilakukan dengan cara mengambil sampel darah pasien lalu dianalisis. Pemeriksaan darah lengkap untuk memastikan jumlah trombosit apakah lebih rendah dari normal.
2. Apusan darah tepi
Pengujian ini dilakukan untuk mengukur jumlah dan jenis sel darah yang mengalir pada tepi pembuluh darah.
Untuk melakukan pemeriksaan ini biasanya ditempatkan sebuah perangkat khusus diatas jari pasien untuk mengukur aliran darah dan jenis sel darah. Dari pemeriksaan ini akan didapatkan jumlah trombosit.
3. Tes bekuan darah
Pengujian bertujuan untuk melihat waktu yang dibutuhkan darah membeku termasuk waktu tromboplastin parsial (PTT) dan waktu protrombin (PT).
Tes darah ini dilakukan dengan cara memasukan sampel darah pasien pada sebuah tabung sitrat untuk melihat kecepatan bekuan darah.
4. Biopsi sumsum tulang
Pemeriksaan biopsi sumsum tulang jarang dilakukan, namun pengujian ini digunakan untuk melihat nilai trombosit. Prosedur dilakukan dengan mengambil sampel jaringan sumsum tulang pada pinggul atau tulang dada dengan jarum khusus lalu dilakukan analisis pada laboratorium.
Pengobatan Trombositopenia
Pengobatan trombositopenia akan berbeda-beda untuk setiap individu, beberapa faktor juga akan mempengaruhi terapi yang diberikan salah satunya penyebab dari trombositopenia.
Berikut pendekatan pengobatan yang disarankan pada pasien trombositopenia berdasarkan penyebab dan kondisinya, sebagai berikut:
1. Trombositopenia genetik (Bawaan)
Pada kasus trombositopenia genetik, pengobatan yang disarankan transfusi trombosit. Terutama pada kasus perdarahan atau sebagai pencegahan perdarahan sebelum dilakukan tindakan bedah.
Agonis reseptor thrombopoietin dan eltrombopag bekerja efektif dalam membantu mengobati trombositopenia akibat gangguan gen MYH9.
Selain itu, transplantasi sel induk alogenik juga dipertimbangkan untuk kondisi ini. Namun, tidak menjadi terapi utama melainkan cadangan bila kedua terapi sebelumnya tidak menunjukan perbaikan karena beresiko tinggi menyebabkan leukemia akut.
2. Trombositopenia imun (ITP)
Penggunaan kortikosteroid menjadi lini pertama pada pengobatan trombositopenia. Salah satu contohnya obat prednison dengan dosis 1 mg/kg/hari selama 21-28 hari. Bisa juga dengan pemberian deksametason 40 mg selama 4 hari.
Imunoglobulin intravena juga menjadi terapi awal gangguan ini, dapat diberikan bersamaan dengan kortikosteroid atau terapi tunggal dengan dosis 0,4 g/kg/hari hingga 5 hari. Prosedur pengangkatan limpa atau splenektomi menjadi lini terapi kedua pada trombositopenia akibat imun.
Namun, bila tidak melakukan splenektomi beberapa pilihan pengobatan lainnya dapat menjadi alternatif, seperti rituximab, agonis reseptor thrombopoietin, azathioprine, cyclosporine, cyclophosphamide, danazol, mikofenolat mofetil, dan alkaloid vinca.
3. Purpura trombositopenik trombotik
Pengobatan yang dilakukan pada kasus PTT adalah plasmapheresis atau prosedur memisahkan plasma dari darah dan menggantikan plasma. Bila tindakan plasmapheresis tidak efektif pemberian steroid dalam dosis tinggi dan rituximab dapat dilakukan.
4. Trombositopenia akibat obat
Bila trombositopenia terjadi akibat penggunaan obat, maka penghentian obat dapat dilakukan segera. Pada kondisi yang parah, transfusi trombosit dapat menjadi opsi pada pasien ini.
Sementara trombositopenia yang dikaitkan dengan penggunaan heparin dapat diberikan obat antikoagulasi lainnya, seperti lepirudin dan argatroban setelah penghentian heparin.
5. Trombositopenia pada kehamilan
Pengobatan trombositopenia pada ibu hamil biasanya tidak dilakukan di trimester pertama dan kedua kecuali trombosit turun dibawah 20 x 10 9 /L dan menunjukkan gejala.
Pada akhir trimester ketiga pemberian prednison dosis 10-20 mg/hari atau imunoglobulin intravena dapat dilakukan sebelum tindakan cesar.
Pada kasus ibu hamil yang sulit disembuhkan pemberian azathioprine sebagai terapi tunggal atau bersamaan dengan siklosporin juga disarankan.
Artikel lainnya: Kapan Waktu Terbaik untuk Melakukan Cek Darah?
Pencegahan Trombositopenia
Berikut berbagai tindakan yang bisa Kamu lakukan untuk mencegah trombositopenia:
- Berkonsultasi kepada dokter mengenai risiko obat yang akan dikonsumsi terutama obat-obatan yang berpotensi menimbulkan trombositopenia seperti antibiotik sulfonamida, heparin, dan obat kemoterapi.
- Trombositopenia dapat terjadi akibat perdarahan pada saat cedera atau trauma fisik. Penting untuk selalu berhati-hati dalam melakukan aktivitas.
- Hindari paparan zat kimia berbahaya atau radiasi. Bila Kamu bekerja pada lokasi yang rawan dan berpotensi menimbulkan kontaminasi, gunakan peralatan keselamatan kerja dengan lengkap dan bekerja sesuai prosedur yang tepat.
- Bila Kamu memiliki riwayat penyakit kronis yang dapat menimbulkan trombositopenia, seperti penyakit autoimun, pastikan Kamu mengelola kondisimu dengan baik seperti patuh minum obat dan melakukan pemeriksaan berkelanjutan dengan dokter.
- Mencukupi nutrisi vitamin dan mineral seperti vitamin B12, zat besi, folat dari makanan penambah trombosit.
- Mengatur pola makan yang sehat dan seimbang.
- Mengelola stress dan menjaga mood agar tetap stabil.
- Berhenti merokok.
- Menghindari mengonsumsi alkohol dalam jumlah berlebihan, karena alkohol dapat mengganggu produksi trombosit.
Komplikasi Trombositopenia
Rendahnya trombosit dalam darah pada pasien trombositopenia akan menimbulkan berbagai komplikasi. Perdarahan adalah gejala yang sering dilaporkan pada kasus trombositopenia dan kondisi ini juga terjadi pada berbagai lokasi.
Selain itu, gejala lainnya juga berpotensi muncul bila trombositopenia tidak ditangani dengan baik. Berikut komplikasi yang dapat terjadi pada pasien trombositopenia, antara lain:
- Stroke iskemik
- Serangan jantung
- Anemia
- Leukemia
- Preeklampsia
- Sindrom HELLP (gangguan hati dan darah yang serta trombosit yang rendah)
- Petechiae (perdarahan kapiler pada kulit ditandai dengan bintik-bintik merah)
- Purpura (perdarahan dibawah kulit yang ditandai dengan bercak-bercak ungu)
- Epistaksis (perdarahan pada hidung)
- Perdarahan gastrointestinal (adanya darah pada feses hingga muntah darah)
- Hematuria (perdarahan pada saluran kemih yang ditandai dengan urin berdarah)
- Menorrhagia (perdarahan haid dalam jumlah yang banyak dan waktu yang panjang)
- Tromboemboli vena (penggumpalan darah di pembuluh vena)
Obat Terkait Trombositopenia
- Prednison
- Deksametason
- Rituximab
- Azathioprine
- Cyclosporine
- Cyclophosphamide
- Danazol
- Mikofenolat mofetil
- Alkaloid vinca
Kapan Harus ke Dokter?
Periksakan diri ke dokter, bila terjadi gejala perdarahan dan memar. Jika Kamu ingin tahu lebih mengenai trombositopenia, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter di Google Play dan App Store.
- AAPC.(2024).ICD-10-CM Code for Thrombocytopenia. https://www.aapc.com/codes/icd-10-codes/D69.6#:~:text=ICD%2D10%20code%20D69.,disorders%20involving%20the%20immune%20mechanism%20.
- Jinna S, Khandhar PB. Thrombocytopenia. [Updated 2023 Jul 4]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK542208/
- Ashworth I, Thielemans L, Chevassut T. Thrombocytopenia: the good, the bad and the ugly. Clin Med (Lond). 2022 May;22(3):214-217. doi: 10.7861/clinmed.2022-0146. PMID: 35584828; PMCID: PMC9135082.
- Izak M, Bussel JB. Management of thrombocytopenia. F1000Prime Rep. 2014 Jun 2;6:45. doi: 10.12703/P6-45. PMID: 24991422; PMCID: PMC4047949.
- Santoshi RK, Patel R, Patel NS, Bansro V, Chhabra G. A Comprehensive Review of Thrombocytopenia With a Spotlight on Intensive Care Patients. Cureus. 2022 Aug 5;14(8):e27718. doi: 10.7759/cureus.27718. PMID: 35949449; PMCID: PMC9356658.
- Gauer RL, Whitaker DJ. Thrombocytopenia: Evaluation and Management. Am Fam Physician. 2022 Sep;106(3):288-298. PMID: 36126009.
- National Cancer Institute.(2024). Thrombocytopenia. https://www.cancer.gov/publications/dictionaries/cancer-terms/def/thrombocytopenia
- Gauer, R.L. and Braun, M.M. (2012) Thrombocytopenia, American Family Physician. Available at: https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2012/0315/p612.html (Accessed: 13 June 2024).
- Mayo Clinic.(2024). Thrombocytopenia (Low Platelet Count). https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/thrombocytopenia/symptoms-causes/syc-20378293
- Cleveland Clinic. (2024). Thrombocytopenia: Symptoms, Stages and Treatment. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/14430-thrombocytopenia
- WebMD. (2024). Thrombocytopenia (Low Platelet Count). https://www.webmd.com/a-to-z-guides/thrombocytopenia-causes-treatment
- Health Direct. (2024). Thrombocytopenia - symptoms, cause, diagnosis and treatment. https://www.healthdirect.gov.au/thrombocytopenia