Pengertian
Irritable bowel syndrome (IBS) merupakan gangguan saluran pencernaan menahun yang biasanya menyerang usus besar. Penyakit ini ditandai dengan keluhan nyeri perut, diare dan/ atau sembelit.
IBS umumnya terjadi pada orang bekerja pada usia 20–45 tahun. Setidaknya satu dari sepuluh pekerja pernah mengalaminya. Perempuan lebih sering terkena dibandingkan laki-laki.
Penyebab
Irritable bowel syndrome (IBS) terjadi akibat kontraksi berlebihan dari usus besar. Namun penyebab kontraksi berlebihan ini belum diketahui pasti hingga kini. Diduga salah satu penyebabnya adalah rasa cemas dan stres yang berlebihan.
Rasa cemas dan stres mempengaruhi gerakan usus dan menyebabkan usus menjadi lebih sensitif terhadap rasa nyeri.
Diagnosis
Bagaimana menentukan diagnosis Irritable bowel syndrome (IBS)? Karena IBS dipicu oleh stres, sebenarnya tak ada pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan tambahan lain yang diperlukan.
Namun banyak penyakit di saluran pencernaan memiliki gejala yang mirip dengan IBS, misalnya penyakit malabsorpsi dan radang usus (kolitis). Oleh karena itu, untuk memastikan seseorang mengalami IBS, umumnya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan seperti pemeriksaan darah dan endoskopi.
Endoskopi bertujuan untuk meyakinkan bahwa bukan penyakit saluran pencernaan lain yang diderita pasiennya. Hal ini penting karena pengobatan berbagai jenis penyakit saluran cerna sangat bervariasi.
Gejala
Gejala utama Irritable bowel syndrome (IBS) adalah sakit perut. Perut seperti mengalami kram. Umumnya keluhan sakit perut ini terjadi dalam kondisi stress, dan sakit perut makin hebat bila penderitanya makan. Hal yang khas pada penderita IBS, sakit perut akan hilang begitu penderitanya buang air besar.
Selain itu, gejala lain dari IBS adalah:
- Diare (terutama terjadi di pagi hari setelah makan)
- Sembelit
- Perut terasa begah
- Sering sendawa
Pengobatan
Untuk mengobati Irritable bowel syndrome (IBS), umumnya diperlukan waktu beberapa bulan hingga satu tahun. Pengobatan yang utama adalah perubahan pola makan.
Penderita IBS yang dominan mengalami sembelit harus mengkonsumsi makanan yang tinggi seratnya, seperti sayur, buah, kacang-kacangan. Bila sembelit menyebabkan feses sangat sulit dikeluarkan, penggunaan obat yang mengandung lactulose dapat digunakan untuk mengurangi gejala yang dialami.
Sementara itu, penderita IBS yang dominan mengalami diare dianjurkan untuk mengurangi konsumsi susu sapi dan produk susu seperti yogurt, keju, atau es krim karena banyak penderita IBS yang ususnya tidak mampu mencerna laktosa (zat yang ada di dalam susu dan produk susu).
Karena IBS sering terkait dengan cemas dan stres, maka pengobatan untuk mengatasi kedua hal tersebut sangat penting. Dokter dapat memberikan obat antidepresan untuk membantu mengatasi kecemasan dan stres. Selain itu, konseling dan terapi hypnosis (self-hypnosis) juga dapat dilakukan.
Pencegahan
Pencegahan Irritable bowel syndrome (IBS) dilakukan dengan cara mencegah rasa cemas dan stress yang berlebihan. Hal ini dapat dilakukan dengan:
- Olahraga secara teratur 4–5 kali per minggu.
Rutin berolahraga akan menyebabkan tubuh mengeluarkan hormon endorphin (hormon yang menimbulkan rasa bahagia) sehingga stres dapat diredam.
- Atur pernapasan
Saat kecemasan melanda, libatkan otot-otot di perut saat bernapas. Saat menarik napas, regangkan otot perut (perut jadi terlihat membesar). Saat mengeluarkan napas, kontraksikan otot perut (perut jadi terlihat mengempis). Hal ini akan menyebabkan otot perut relaksasi sehingga keluhan kram perut tidak terjadi.
- Lakukan kegiatan untuk mengurangi stres
Sesekali ambil waktu untuk mendengarkan musik, berendam dalam air hangat, main game, membaca novel, dan sejenisnya agar tubuh mengalami relaksaasi sejenak.