Hiperglikemia
Dokter spesialis |
kolaborasi antarmultidisiplin kedokteran tergantung kondisi kesehatan pengidap, seperti dokter umum; dokter spesialis penyakit dalam (untuk pasien dewasa); dokter spesialis penyakit dalam konsultan endokrin, metabolik, dan diabetes; dokter spesialis anak (untuk pasien anak); dokter spesialis obstetri dan ginekologi; dokter spesialis gizi klinik; dokter spesialis mata; dokter spesialis bedah umum |
Gejala |
merasa haus dan lapar berlebihan, sering berkemih, penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas, merasa lemas, penglihatan kabur, nyeri kepala, kesemutan, kulit gatal, luka menjadi sulit sembuh, gatal di daerah kemaluan terutama pada perempuan, glukosa darah yang tinggi (kadar gula darah puasa ≥ 126 mg/dL atau kadar gula darah 2 jam setelah makan atau tes toleransi glukosa oral ≥ 200 mg/dL), terdapat glukosa dalam urine |
Faktor risiko |
riwayat keluarga mengidap diabetes melitus tipe 2, penduduk asli Amerika, orang Amerika keturunan Asia (Asian Americans), Hispanik, orang Amerika keturunan Afrika (African Americans), atau kepulauan Pasifik (Pacific islanders), pernah mengalami diabetes gestasional, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol darah tinggi, obesitas |
Cara diagnosis |
wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang |
Pengobatan |
modifikasi gaya hidup, obat, diet, pemantauan gula darah mandiri, edukasi |
Obat |
tergantung pada penyebab atau kondisi medis yang mendasari, seperti obat antihiperglikemik |
Komplikasi |
krisis hiperglikemia, hipoglikemia, stroke, serangan jantung, neuropati diabetik, retinopati diabetik, nefropati diabetik, penyakit arteri perifer, ulkus kaki diabetik atau gangren, amputasi anggota gerak |
Kapan harus ke dokter? |
periksakan diri ke dokter, bila terdapat gejala dan tanda hiperglikemia; segera ke instalasi gawat darurat, bila terdapat salah satu gejala: sesak napas, napas berbau buah (aseton), mulut kering, muntah, lemas, nyeri perut, berdebar dan berkeringat dingin, kejang, atau penurunan kesadaran |
Pengertian
Hiperglikemia (hyperglycemia) adalah kondisi kadar gula darah yang tinggi. Dikatakan hiperglikemia, bila kadar gula darah puasa ≥ 126 mg/dL (normal: 70-99 mg/dL) atau kadar gula darah 2 jam sesudah makan atau tes toleransi glukosa oral (TTGO) ≥ 200 mg/dL (normal: 70-139 mg/dL).
Hiperglikemia terjadi ketika tubuh tidak dapat menggunakan hormon insulin dengan baik atau jumlah insulin yang sangat sedikit.
Peningkatan kadar gula darah dapat terjadi pada segala usia. Kondisi ini umumnya dijumpai pada penyandang diabetes. Bila tidak dikendalikan, keadaan ini berisiko menimbulkan komplikasi seperti kebutaan, stroke, dan serangan jantung.
Selain istilah hiperglikemia, juga dikenal hipoglikemia yang menandakan kadar gula darah dibawah batas normal. Hipoglikemia maupun hiperglikemia merupakan masalah kesehatan yang sama-sama membutuhkan penanganan medis.
Penyebab
Penyebab hiperglikemia dipengaruhi oleh penggunaan glukosa yang menurun, produksi insulin yang sedikit, dan asupan glukosa yang meningkat. Glukosa umumnya didapatkan dari karbohidrat yang dimakan, seperti nasi, jagung, atau singkong.
Glukosa di aliran darah (gula darah) akan dibawa ke sel tubuh untuk menjadi energi. Pada proses ini, dibutuhkan peran insulin untuk membantu sel otot, lemak, dan hati dalam penyerapan glukosa di aliran darah.
Selain itu, insulin menjaga agar gula darah tetap normal dengan merangsang sel otot dan hati untuk menyimpan kelebihan glukosa. Bila proses ini tidak berjalan dengan baik, maka kadar gula darah menjadi tinggi (hiperglikemia).
Berikut keadaan yang dapat menyebabkan hiperglikemia:
- Diabetes tipe 1 karena produksi insulin yang rendah atau tidak ada
- Diabetes tipe 2 karena sel tubuh tidak merespons insulin dengan baik (resistensi insulin)
- Masalah pankreas, seperti kanker pankreas, fibrosis kistik, dan pankreatitis kronis
- Masalah endokrin, seperti akromegali (kelebihan hormon pertumbuhan), feokromositoma, dan sindrom Cushing (kelebihan kortisol)
- Diabetes pada ibu hamil (diabetes gestasional) yang diduga karena resistensi insulin selama kehamilan
- Penggunaan obat tertentu, seperti fenitoin, estrogen, dan glukokortikoid
- Stres emosional karena peningkatan hormon kortisol dan adrenalin
- Hiperglikemia di pagi hari pada penyandang diabetes karena metabolisme glukosa di hati yang meningkat sementara, dikenal dengan “dawn phenomenon”
- Hiperglikemia reaktif setelah menjalani operasi atau mengalami cedera
- Perubahan (mutasi) gen tertentu yang memicu hiperglikemia pada bayi baru lahir (diabetes neonatal)
- Hiperglikemia reaktif pada sakit kritis, seperti sepsis, infeksi COVID-19, stroke, dan luka bakar yang luas
Artikel Lainnya: 10 Ciri Gula Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai
Faktor Risiko
Setiap orang rentan mengalami kadar gula darah yang tinggi. Berikut faktor risiko hiperglikemia:
- Riwayat keluarga mengidap diabetes melitus tipe 2
- penduduk asli Amerika, orang Amerika keturunan Asia (Asian Americans), Hispanik, orang Amerika keturunan Afrika (African Americans), atau kepulauan Pasifik (Pacific islanders),
- Pernah mengalami diabetes gestasional,
- Penyandang hipertensi (tekanan darah tinggi),
- Pengidap hiperlipidemia (kadar kolesterol darah tinggi),
- Obesitas
Gejala
Tanda seseorang mengalami hiperglikemia adalah memiliki kadar gula darah puasa (kadar gula darah 2 jam setelah makan) ≥ 126 mg/dL atau TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral) ≥ 200 mg/dL.
Secara umum, berikut gejala dan tanda hiperglikemia:
- Merasa haus dan lapar berlebihan,
- Sering berkemih
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas,
- Merasa lemas
- Penglihatan kabur
- Sakit kepala
- Kesemutan
- Kulit gatal
- Terdapat glukosa dalam urine
- Luka menjadi sulit sembuh
- Gatal di daerah kemaluan terutama pada perempuan
- Glukosa darah yang tinggi
Artikel Lainnya: Gula Darah di Atas 400? Ini yang Harus Dilakukan
Diagnosis
Hiperglikemia merupakan kondisi yang dipengaruhi oleh berbagai faktor dan umumnya menyertai penyakit tertentu. Dokter akan menentukan kondisi atau penyakit yang mendasari hiperglikemia melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang.
Berikut pemeriksaan penunjang yang dianjurkan dokter:
1. Tes Gula Darah Sewaktu
Tes gula darah sewaktu biasanya dilakukan dengan mengambil sampel darah di ujung jari. Selanjutnya, diperiksa dengan glukometer. Bila kadar gula darah sewaktu ≥ 200 mg/dL maka disebut sebagai hiperglikemia.
2. Tes Gula Darah Puasa
Pasien dianjurkan untuk berpuasa (tidak ada asupan kalori) minimal 8 jam sebelum pemeriksaan. Selama berpuasa, diperbolehkan minum air putih tanpa glukosa.
Tes gula darah puasa umumnya dengan mengambil sampel darah pada pembuluh darah lengan. Setelah itu sampel diperiksa di laboratorium. Bila kadar gula darah puasa ≥ 126 mg/dL maka menandakan hiperglikemia.
3. Tes Toleransi Glukosa Oral
Pemeriksaan gula darah dengan beban glukosa 75 gram pada pasien dewasa. Seseorang disebut hiperglikemia, bila kadar gula darah 2 jam setelah TTGO ≥ 200 mg/dL.
4. Tes HbA1C
Hasil pemeriksaan hemoglobin terglikasi (HbA1C) akan menjelaskan kadar gula darah rata-rata dalam 2 hingga 3 bulan terakhir. Hasil HbA1C ≥ 6,5% menunjukkan hiperglikemia.
5. Tes Penyaring Komplikasi
Tes penyaring komplikasi bertujuan untuk mendeteksi komplikasi penyakit terkait hiperglikemia. Pemeriksaan ini dipertimbangkan menurut hasil wawancara medis dan pemeriksaan fisik menyeluruh.
Berikut pemeriksaan yang biasanya dilakukan:
- Hitung darah lengkap
- Fungsi hati dan ginjal
- Elektrolit
- Analisis gas darah arteri
- Urinalisis (tes urine)
- Rontgen dada
- EKG
- Kadar lemak darah
Pengobatan
secara umum, penanganan hiperglikemia berguna untuk mengatasi gejala, memperbaiki kepekaan sel tubuh terhadap insulin, dan mencegah komplikasi.
Metode pengobatan hiperglikemia akan didiskusikan oleh dokter bersama pasien atau keluarga.
Berikut cara mengobati hiperglikemia:
1. Perubahan Gaya Hidup
Pasien dianjurkan untuk menerapkan gaya hidup yang sehat, seperti:
- Berolahraga 3-4 kali dalam seminggu
- Berhenti merokok
- Manajemen stres emosional dengan cara istirahat yang cukup, rutin berolahraga dan berjemur, serta menumbuhkan self love
- Membatasi asupan makanan tinggi gula dan garam, gorengan, bersantan, dan makanan cepat saji,
- Minum air putih sesuai kebutuhan tubuh
2. Penggunaan Obat
Terapi obat untuk hiperglikemia tergantung pada penyebab atau kondisi medis yang mendasari. Beberapa obat yang dianjurkan, yakni:
- Terapi insulin bagi pasien diabetes tipe 1
- Obat antihiperglikemik (Metformin, Glimepiride, Pioglitazone, Acarbose, dan sebagainya) untuk penyandang diabetes melitus tipe 2
- Insulin bagi pengidap diabetes gestasional yang tidak membaik dengan terapi nutrisi medis dan latihan fisik.
3. Diet
Pengaturan makan pengidap diabetes atau hiperglikemia dengan cara mengelola jadwal makan, jumlah kandungan kalori, dan jenis makanan. Hal ini dapat didiskusikan dengan ahli gizi atau dokter spesialis gizi klinik.
4. Pemantauan Gula Darah
Pemantauan glukosa darah mandiri (PGDM) dianjurkan pada pasien diabetes. Pemeriksaan gula darah di rumah oleh penyandang diabetes atau keluarga secara berkala dengan glukometer.
Tindakan ini untuk menilai kadar gula darah harian pasien. Target gula darah dan waktu pemeriksaan dapat didiskusikan bersama dokter.
5. Edukasi
Dokter akan menasihati upaya pencegahan komplikasi pada pasien hiperglikemia, seperti:
- Memeriksa HbA1C tiap 3-6 bulan
- Melakukan tes kadar albumin urine tiap 12 bulan
- Memeriksa kaki secara berkala ke dokter
- Mengecek mata secara berkala ke dokter spesialis mata
- Menjaga agar tekanan darah < 130/80 mmHg,
- Memulai terapi bagi pengidap hiperlipidemia.
Artikel Lainnya: Cara Menurunkan Gula Darah Pagi Hari Tanpa Minum Obat
Pencegahan
Secara umum, cara mencegah hiperglikemia adalah menerapkan pola hidup sehat:
- Rajin berolahraga terutama olahraga aerobik seperti jalan cepat, jogging, dan berenang, atau sesuai anjuran dokter.
- Membatasi makanan yang mengandung tepung, gula murni, gorengan, bersantan, cepat saji, dan tinggi garam.
- Menurunkan berat badan bila berlebih atau menjaga berat badan agar berada pada indeks massa tubuh normal (18,5-22,9 kg/m² bagi orang Asia). Kamu bisa mengecek indeks massa tubuh lewat Tools Kalkulator BMI.
- Tidak merokok atau menghindari paparan asap rokok
- Tidur yang berkualitas.
- Mengelola stres dengan baik.
- Rutin memeriksa kehamilan (antenatal care) bagi ibu hamil.
- Memeriksakan diri secara berkala ke dokter terutama bagi yang berisiko. Kamu bisa mengecek risiko diabetes dengan mudah lewat Tools Skiring Diabetes.
- Berobat sesuai anjuran dokter bagi penyandang diabetes.
Komplikasi
Bila tidak diobati dengan efektif, hiperglikemia dapat menyebabkan komplikasi. Hipoglikemia dan krisis hiperglikemia seperti ketoasidosis diabetik atau status hiperglikemia hiperosmolar merupakan komplikasi hiperglikemia yang mengancam jiwa.
Berikut komplikasi yang perlu diwaspadai akibat Hiperglikemia:
1. Ketoasidosis Diabetik
Ketoasidosis diabetik ditandai dengan sesak napas, napas berbau buah (aseton), mual dan muntah, nyeri perut, dehidrasi, dan penurunan kesadaran.
Hasil tes laboratorium umumnya menunjukkan kadar gula darah yang tinggi (300-600 mg/dL), asidosis, dan keton di darah atau urine.
2. Status Hiperglikemia Hiperosmolar
Status hiperglikemia hiperosmolar ditandai dengan demam dan dehidrasi. Hasil tes laboratorium biasanya menunjukkan kadar gula darah yang sangat tinggi (>600 mg/dL) dan tanpa asidosis.
3. Hipoglikemia
Gejala hipoglikemia meliputi rasa lapar, berkeringat, gelisah, berdebar, pucat, pusing, pandangan kabur, dan kejang. Kadar gula darah yang rendah (<70 mg/dL) menjadi indikator hipoglikemia.
Selain komplikasi yang telah dijelaskan, berikut komplikasi hiperglikemia terutama pada kasus diabetes:
- Stroke
- Serangan jantung
- Neuropati diabetik
- Retinopati diabetik
- Nefropati diabetik
- Penyakit arteri perifer
- Ulkus kaki diabetik atau gangren
- Amputasi anggota gerak
Artikel Lainnya: Hiperglikemia atau Hipoglikemia yang Lebih Bahaya Saat Puasa?
Kapan Harus ke Dokter?
Periksakan diri ke dokter, bila terdapat gejala dan tanda seperti di atas. Segera ke instalasi gawat darurat, bila terdapat salah satu gejala:
- Sesak napas
- Napas berbau buah (aseton)
- Mulut kering
- Muntah
- Lemas
- Sakit perut
- Jantung berdebar dan berkeringat dingin
- Kejang-kejang
- Penurunan kesadaran
Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang hiperglikemia, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter! Manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter Online.
(APR)
- Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary DL. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktik Klinis. InternaPublishing. 2015.
- Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2021.
- Adam JMF, Purnamasari D. Diabetes Melitus Gestasional. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 6. InternaPublishing. 2014.
- Purnamasari D. Diagnosis dan Klasifikasi Diabetes Melitus. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 6. InternaPublishing. 2014.
- Soegondo S. Farmakoterapi pada Pengendalian Glikemia Diabetes Melitus Tipe 2. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 6. InternaPublishing. 2014.
- Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2021.
- Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Diagnosis dan Penatalaksanaan Hiperglikemia dalam Kehamilan. 2021.
- Konsensus Nasional Pengelolaan Diabetes Melitus Tipe-1 Edisi Ketiga. UKK Endokrinologi Anak dan Remaja. Ikatan Dokter Anak Indonesia.
- American Diabetes Association. Standards of medical care in diabetes—2022 abridged for primary care providers. Clinical Diabetes. 2022.
- Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Pedoman Pemantauan Glukosa Darah Mandiri. 2021.
- Schwartz SS, Epstein S, Corkey BE, Grant SF, Gavin III JR, Aguilar RB. The time is right for a new classification system for diabetes: rationale and implications of the β-cell–centric classification schema. Diabetes care. 2016.
- Greenwood DC, Threapleton DE, Evans CE, Cleghorn CL, Nykjaer C, Woodhead C, Burley VJ. Glycemic index, glycemic load, carbohydrates, and type 2 diabetes: systematic review and dose–response meta-analysis of prospective studies. Diabetes care. 2013.
- American Diabetes Association. https://diabetes.org/living-with-diabetes/treatment-care/hyperglycemia Diakses 1 November 2023.
- Mouri M, Badireddy M. Hyperglycemia. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430900/ Diakses 1 November 2023.
- Chávez-Reyes J, Escárcega-González CE, Chavira-Suárez E, León-Buitimea A, Vázquez-León P, Morones-Ramírez JR, Villalón CM, Quintanar-Stephano A, Marichal-Cancino BA. Susceptibility for some infectious diseases in patients with diabetes: the key role of glycemia. Frontiers in public health. 2021.
- Marik PE, Bellomo R. Stress hyperglycemia: an essential survival response!. Critical care. 2013.
- Xiao F, Zhou YC, Zhang MB, Chen D, Peng SL, Tang HN, Li L, Tang CY, Liu JY, Li B, Zhou HD. Hyperglycemia and blood glucose deterioration are risk factors for severe COVID‐19 with diabetes: a two‐center cohort study. Journal of Medical Virology. 2022.
- DeLonge T, Levenda P. Sekret Machines: Gods: An official investigation of the UFO phenomenon. To The Stars; 2017. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430893/Diakses 1 November 2023.
- Zinn SL. Body size and habitus. Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. 1990. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK243/ Diakses 1 November 2023.