Pengertian Gusi Berdarah
Gusi berdarah atau gingivitis adalah suatu penyakit periodontal akibat terjadinya peradangan pada gusi. Kondisi ini cukup banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya orang akan menyadari gusinya mengalami gingivitis ketika berdarah saat menyikat gigi.
Tingkat kelainan yang dialami oleh setiap orang berbeda-beda, bergantung dari penyebabnya. Terjadinya gingivitis ini juga dapat sejalan dengan masa puber karena adanya pengaruh hormone. Selain itu masalah kebersihan serta kesehatan gusi juga turut memengaruhi.
Artikel lainnya: 10 Pilihan Makanan untuk Bantu Atasi Gusi Berdarah
Penyebab Gusi Berdarah
Gingivitis biasanya disebabkan oleh buruknya kebersihan mulut. Namun selain itu masih banyak hal lain yang bisa memicu terjadinya gusi berdarah atau gingivitis. Berikut penyebab gingivitis pada umumnya:
-
Kebersihan mulut
Kurangnya kebersihan mulut dapat mengakibatkan terbentuk plak atau karang di bagian gigi yang berbatasan dengan tepi gusi.
Plak dan karang gigi mengandung banyak bakteri dan menghasilkan toksin. Hal ini tentu saja dapat menyebabkan infeksi pada gusi. Selain itu gusi bisa membengkak dan lunak.
Bila kebersihan mulut tidak ditangani, gingivitis akan bertambah parah dan berkembang menjadi periodontitis. Luka dan cedera pada gusi karena salah dalam menyikat gigi juga bisa menyebabkan gingivitis.
-
Penyakit sistemik
Selain karena masalah kebersihan mulut, gingivitis juga bisa dsebabkan karena adanya penyakit sistemik. Contohnya pada pasien penderita leukemia dan penyakit Wegner yang cenderung lebih mudah terkena gingivitis.
Sedangkan pada orang dengan penyakit diabetes atau HIV, adanya gangguan pada sistem imunitas (kekebalan tubuh) menyebabkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi bakteri berkurang. Ini termasuk pada gusi.
-
Penggunaan kawat gigi dan gigi tiruan
Kedua prosedur tersebut juga dapat memengaruhi kebersihan rongga mulut dan mengiritasi gusi. Akibatnya risiko Kamu terkena gingivitis pun meningkat. Begitu pula dengan tambalan yang kasar serta susunan gigi yang tidak beraturan juga berpeluang memicu gingivitis.
-
Perubahan hormonal dan obat-obatan
Adanya perubahan hormon pada masa kehamilan, pubertas, dan pada terapi steroid dapat membuat gusi lebih rentan terhadap infeksi bakteri.
Pemakaian obat-obatan pada pasien dengan tekanan darah tinggi dan paska transplantasi organ juga dapat menekan sistem imunitas sehingga infeksi pada gusi lebih mudah terjadi.
Faktor Risiko Gusi Berdarah
Gusi berdarah dapat disebabkan oleh berbagai faktor risiko adalah:
- Kebersihan mulut yang buruk
- Penyakit periodontal
- Perubahan hormonal
- Kekurangan nutrisi
- Penggunaan obat tertentu seperti antikoagulan (pengencer darah)
- Kondisi medis tertentu seperti diabetes, leukemia, dan gangguan pembekuan darah
- Merokok
- Stres
- Trauma atau cedera
- Gigi palsu atau alat ortodontik
Mengelola faktor-faktor risiko ini dan menjaga kebersihan mulut yang baik sangat penting untuk mencegah gusi berdarah dan masalah gusi lainnya.
Artikel lainnya: 5 Penyebab Gusi Anak Berdarah, Apakah Berbahaya?
Gejala Gusi Berdarah
Gejala yang dapat ditemukan pada gingivitis antara lain:
- Pembengkakan pada gusi
- Warna kemerahan menyala atau merah keunguan pada gusi
- Gusi terlihat bengkak dan mengkilat
- Perdarahan pada gusi, seperti pada saat menyikat gigi dan penggunaan dental floss (benang gigi)
- Bau mulut
- Gusi terlihat turun
- Adanya lapisan atau noda putih pada gusi
- Tidak timbul rasa sakit
- Gusi lunak
Diagnosis Gusi Berdarah
Diagnosis gusi berdarah melibatkan beberapa langkah dan pemeriksaan oleh dokter gigi atau ahli kesehatan gigi. Berikut adalah proses umum untuk mendiagnosis gusi berdarah:
-
Riwayat medis dan gejala
Dokter akan menanyakan tentang riwayat kesehatan umum, kebiasaan merokok, pola makan, dan gejala yang dialami seperti pendarahan, pembengkakan, atau nyeri pada gusi.
-
Pemeriksaan fisik
Dokter gigi akan memeriksa kondisi mulut dan gusi secara visual. Mereka akan mencari tanda-tanda peradangan, pembengkakan, kemerahan, dan pendarahan.
Lewat pemeriksaan fisik, dapat ditemukan gambaran laring yang kemerahan dan bengkak (meskipun menampakkan laring bukanlah suatu hal yang wajib).
-
Pengukuran kantong gusi
Menggunakan alat khusus yang disebut probe periodontal, dokter akan mengukur kedalaman kantong gusi di sekitar gigi untuk mendeteksi tanda-tanda penyakit periodontal (penyakit gusi). Kantong gusi yang lebih dalam dari biasanya bisa menunjukkan adanya infeksi atau peradangan.
-
Pemeriksaan plak dan tartar
Dokter akan memeriksa adanya plak dan tartar (kalkulus gigi) yang menumpuk di gigi dan gusi. Penumpukan plak dan tartar dapat menyebabkan peradangan dan infeksi pada gusi.
-
Rontgen gigi
Rontgen gigi dapat dilakukan untuk melihat kondisi tulang di sekitar gigi dan mendeteksi adanya kerusakan tulang atau kantong periodontal yang dalam.
-
Tes laboratorium
Dalam beberapa kasus, tes laboratorium mungkin diperlukan untuk mengevaluasi kondisi kesehatan umum atau untuk mendeteksi adanya infeksi bakteri spesifik.
-
Evaluasi faktor risiko
Dokter akan mengevaluasi faktor risiko lain seperti diabetes, penggunaan obat-obatan tertentu, atau kebiasaan buruk seperti merokok yang dapat mempengaruhi kesehatan gusi.
Setelah diagnosis, dokter akan memberikan rekomendasi perawatan yang tepat, termasuk pembersihan profesional, perubahan kebiasaan kebersihan mulut, dan pengobatan jika diperlukan.
Artikel lainnya: Coba Perhatikan, Penyebab Gusi Berdarah saat Hamil
Pengobatan Gusi Berdarah
Pengobatan gusi berdarah bergantung pada penyebab dan tingkat keparahannya. Berikut adalah beberapa langkah dan perawatan yang dapat dilakukan:
-
Kebersihan mulut yang baik
Pembersihan plak dan perbaikan kebersihan mulut adalah kunci utama dalam mengatasi gingivitis. Pada gingivitis dengan kondisi yang sangat parah, biasanya dibutuhkan bantuan antibiotik. Namun tentu saja hal ini memerlukan resep dari dokter gigi.
Menyikat gigi: Sikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride. Gunakan sikat gigi dengan bulu lembut untuk menghindari iritasi pada gusi Kamu.
Flossing: Bersihkan sela-sela gigi setiap hari dengan benang gigi untuk menghilangkan plak dan sisa makanan yang tidak terjangkau oleh sikat gigi Kamu.
-
Pembersihan profesional
Scaling dan root planing: Prosedur ini dilakukan oleh dokter gigi untuk menghilangkan plak dan tartar yang menumpuk di bawah garis gusi dan pada permukaan akar gigi Kamu.
Tindakan scaling menggunakan alat khusus diperlukan untuk membuang deposit/ tumpukan karang pada gigi yang menyebabkan terjadinya gingivitis. Dokter gigi juga akan memberikan pengarahan mengenai cara menyikat gigi yang benar serta membersihkan sela-sela gigi secara benar.
-
Penggunaan obat kumur antiseptik
Gejala-gejala gingivitis akan berkurang dan hilang dalam waktu satu sampai dua minggu setelah perawatan oleh dokter gigi. Pemberian obat kumur antibakteri akan dilakukan sesuai dengan kondisi Kamu.
Obat kumur antiseptik dapat membantu mengurangi bakteri di mulut dan mencegah infeksi lebih lanjut Kamu.
-
Perawatan medis
Antibiotik: Dalam kasus infeksi gusi yang parah, dokter mungkin meresepkan antibiotik untuk mengatasi infeksi bakteri Kamu.
Obat Anti-Inflamasi: Obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dapat diresepkan untuk mengurangi peradangan dan nyeri pada gusi Kamu.
-
Perubahan gaya hidup
Berhenti merokok: Merokok dapat memperburuk penyakit gusi. Berhenti merokok dapat membantu meningkatkan kesehatan gusi Kamu.
Diet seimbang: Mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin C dan K, serta nutrisi penting lainnya, dapat membantu menjaga kesehatan gusi Kamu.
-
Pemeriksaan rutin ke dokter gigi
Melakukan pemeriksaan gigi secara rutin setiap enam bulan untuk mendeteksi dan menangani masalah gigi dan gusi sejak dini Kamu.
-
Pengobatan rumah
Air garam: Berkumur dengan larutan air garam hangat dapat membantu mengurangi peradangan dan mempercepat penyembuhan gusi Kamu.
Kompres dingin: Mengompres bagian luar pipi dengan es dapat membantu mengurangi pembengkakan dan nyeri pada gusi yang berdarah Kamu.
Jika gejala gusi berdarah berlanjut atau memburuk, sebaiknya segera konsultasi dengan dokter gigi untuk mendapatkan perawatan yang lebih spesifik dan efektif Kamu Kamu.
Artikel lainnya: Benarkah Gusi Berdarah Bisa Berujung pada Kanker?
Pencegahan Gusi Berdarah
Gingivitis dapat dicegah dengan cara menjaga kebersihan rongga mulut. Lakukan sikat gigi dua kali sehari, pada pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum tidur. Lakukan flossing sekali dalam sehari untuk membersihkan plak dan sisa makanan di antara celah gigi.
Pada sebagaian orang yang rentan mengalami gingivitis, maka sikat gigi bisa dilakukan lebih sering yaitu ketika selesai makan. Lakukan kunjungan rutin ke dokter gigi setiap 6 bulan sekali untuk melakukan pemeriksaan dan pembersihan gigi secara menyeluruh.
Artikel lainnya: 5 Cara Menghentikan Pendarahan pada Gusi Anak
Komplikasi Gusi Berdarah
Bila gingivitis tidak ditangani dengan baik maka penyakit ini akan berlanjut menjadi periodontitis atau peradangan jaringan pendukung gigi. Selain itu dapat menimbulkan infeksi. Kemudian gigi dapat goyang dan resiko terjadinya kehilangan gigi lebih besar.
Obat Terkait Gusi Berdarah
Kapan Harus Ke Dokter?
Kamu harus segera mengunjungi dokter gigi jika mengalami salah satu atau beberapa kondisi berikut terkait gusi berdarah:
- Pendarahan berkepanjangan
- Nyeri parah atau ketidaknyamanan
- Pembengkakan ekstrem
- Bau mulut yang tidak hilang
- Gusi menurun atau terlepas dari gigi
- Perubahan pada gigi atau gigitan
- Adanya nanah di sekitar gusi
- Demam atau malaise umum
Mengunjungi dokter gigi secara teratur dan pada tanda pertama masalah gusi adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mulut dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
Jika Kamu punya pertanyaan seputar gusi berdarahdapat tanyakan langsung menggunakan layanan Tanya Dokter dan buatlah jadwal secara offline dengan Temu Dokter. Jangan lupa untuk hindari rokok dan #JagaSehatmu selalu.
Jangan lupa untuk selalu rutin cek kesehatan Kamu dengan pesan layanan pemeriksaan kesehatan bisa dilakukan secara online.Yuk, download aplikasi KlikDokter sekarang juga dan belanja keperluan kesehatan lainnya di KALStore.