Pengertian
Lidah berambut atau hairy tongue merupakan kondisi lidah yang tak normal, yang ditandai oleh lapisan rambut pada permukaan lidah. Lidah berambut termasuk jenis gangguan yang jinak, dan biasanya terjadi tanpa ada gejala tertentu.
Pencegahan lidah berambut dapat dilakukan dengan meningkatkan kebersihan rongga mulut.
Jika tidak segera diatasi, lidah berambut dapat menyebabkan lidah terasa seperti terbakar, mual, hingga bau napas tidak sedap. Selain itu, lidah akan mengalami perubahan warna menjadi cokelat, kuning, hijau, atau bahkan hitam.
Diagnosis
Kondisi lidah berambut tidak sulit untuk didiagnosis. Dokter akan memeriksa apakah terjadi perubahan warna di permukaan lidah, dan pemanjangan titik-titik di permukaan lidah dengan panjang yang berlebihan.
Karena itu, dalam kasus ini, pengambilan sampel jaringan untuk dibawa ke laboratorium tidak diperlukan dalam menentukan diagnosis.
Gejala
Gejala-gejala lidah berambut adalah terjadinya perubahan warna pada lidah dari putih kekuningan hingga hitam atau kecokelatan, tergantung pada makanan yang biasa dikonsumsi serta bakteri dan jamur di mulut. Kelainan lidah ini banyak ditemukan pada lidah bagian belakang, dan biasanya melibatkan seluruh bagian permukaan atas lidah.
Pada umumnya, lidah berambut tidak menimbulkan gangguan, tetapi pada beberapa orang dapat menyebabkan rasa mual, ketidaknyamanan, dan bau mulut. Lidah berambut paling sering ditemukan pada pria dewasa dan jarang dijumpai pada anak-anak.
Pengobatan
Perawatan yang akan diberikan pada penderita lidah berambut bergantung pada keadaan masing-masing. Perawatan ini meliputi pembersihan lidah setiap pagi dalam jangka waktu 1 bulan atau lebih dengan cairan pembersih lidah.
Untuk kondisi lidah berambut yang sudah parah, dapat diatasi dengan menggunakan obat-obatan tertentu atas petunjuk dokter.
Penyebab
Penyebab dari lidah berambut belum diketahui secara pasti. Namun, terdapat beberapa faktor yang dikaitkan dengan terjadinya kondisi ini, seperti:
- Perubahan bakteri dan jamur dalam mulut
- Kebiasaan merokok
- Konsumsi alkohol yang berlebihan
- Penggunaan obat-obatan antibiotik
- Pengunaan obat-obatan untuk menekan atau mengurangi aktivitas sistem kekebalan tubuh
- Tingkat stres dan keadaan emosional
- Radiasi
- Penurunan aktivitas mulut (contohnya pada pasien rawat inap yang tidak mampu melakukan pembersihan gigi dan mulut dengan optimal)