Cacar Monyet/Mpox/Monkeypox
Dokter spesialis | kolaborasi antarmultidisiplin kedokteran bergantung kondisi kesehatan pasien, seperti dokter umum, spesialis anak (bagi pasien anak), spesialis penyakit dalam (bagi pasien dewasa), serta spesialis kulit dan kelamin |
Gejala | demam, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri punggung, kelelahan, lemas, nyeri tenggorokan, batuk, hidung tersumbat, pembesaran kelenjar getah bening; Setelah 1-2 hari, muncul ruam di wajah, anggota gerak, dan menyebar ke seluruh tubuh |
Faktor risiko | tinggal di hutan, sering berburu atau berinteraksi dengan hewan liar, merawat pengidap cacar monyet, belum mendapatkan vaksinasi cacar, infeksi HIV, wanita hamil, melakukan hubungan seksual yang berisiko, laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki, riwayat perjalanan ke daerah wabah |
Cara diagnosis | wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang |
Pengobatan | isolasi, perawatan suportif, obat pereda gejala |
Obat | pereda gejala, seperti parasetamol |
Komplikasi | superinfeksi bakteri di kulit, jaringan parut atau bekas luka yang menetap, hiperpigmentasi, hipopigmentasi, kehilangan penglihatan, dehidrasi, pneumonia, ensefalitis, miokarditis, sepsis, balanitis, proktitis, uretritis, kematian |
Kapan harus ke dokter? | terdapat gejala dan faktor risiko cacar monyet (Mpox) |
Pengertian
Cacar monyet adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Monkeypox virus (MPXV). Gejala cacar monyet atau monkeypox ditandai dengan bintil bernanah pada kulit, demam, dan pembesaran kelenjar getah bening. Bila infeksi berlanjut, maka berisiko menimbulkan komplikasi seperti dehidrasi, radang otak, dan sepsis.
Secara umum, cacar monyet menyerupai cacar (Smallpox) dengan ciri-ciri bintil bernanah dan demam. Namun, pada cacar biasanya tidak ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening.
Cacar monyet dikategorikan ke dalam penyakit zoonosis, yaitu penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Kasus cacar monyet (Mpox) pertama kali yang menginfeksi manusia dikonfirmasi pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Menurut Centers for Diseases Control and Prevention, total kasus cacar monyet di dunia mencapai 91,328 kasus per September 2023.
Pada Agustus 2022, Kementerian Kesehatan RI mengonfirmasi satu kasus cacar monyet di Indonesia. Jumlahnya mengalami peningkatan sebanyak 27 kasus per 1 November 2023 dan ditemukan di DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Barat.
Semua yang terinfeksi cacar monyet adalah laki-laki usia 25-48 tahun. Satu pasien dinyatakan sembuh dan sisanya masih menjalani isolasi di rumah sakit.
Kamu dan keluarga di rumah perlu memahami penyakit cacar monyet mulai dari gejala hingga penularannya sebagai langkah antisipasi penyebaran penyakit.
Artikel Lainnya: Perbedaan Ruam Cacar Monyet dengan Ruam Biasa
Penyebab
Penyebab penyakit cacar monyet adalah infeksi Monkeypox Virus (MPXV). Virus Mpox termasuk virus DNA beruntai ganda dari genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Segolongan dengan virus Vaccinia, Variola (Smallpox), dan Cowpox. Penyakit cacar monyet dapat tertular dari hewan, seperti monyet, tikus, dan tupai (penyakit zoonosis).
Pada beberapa kasus, penularan Monkeypox antarmanusia dapat terjadi dalam waktu 1-4 hari sebelum gejala muncul. Pengidap cacar monyet juga dapat menularkan penyakitnya, sejak timbul keluhan sampai ruam menjadi pulih dan terbentuk lapisan kulit baru.
Berikut cara penularan virus Mpox ke manusia:
1. Kontak dengan Hewan Terinfeksi
Cara penularan cacar monyet dapat terjadi lewat kontak langsung dengan hewan terinfeksi MPXV melalui gigitan atau cakaran hewan liar, seperti tupai dan tikus. Selain itu, Monkeypox juga bisa menular dengan cara menyentuh koreng, ruam, atau cairan tubuh hewan yang terinfeksi.
2. Kontak dengan Manusia Terinfeksi
Penularan cacar monyet antarmanusia dapat terjadi melalui kontak erat dengan orang yang terinfeksi MPXV. Kondisi ini dapat ditularkan lewat hubungan seksual, berciuman, berpelukan, atau menyentuh alat kelamin.
Penularan Monkeypox juga bisa melalui kontak langsung dengan cairan tubuh (urine, air liur, cairan mani), feses, atau luka yang terinfeksi MPXV. Selain itu, terhirup tetesan pernapasan pengidap ketika batuk atau bersin juga merupakan cara penularan cacar monyet.
3. Menyentuh Benda Terkontaminasi
Menyentuh benda yang terkontaminasi, misalnya handuk, pakaian, alas tidur, atau benda yang pernah disentuh oleh pengidap juga menjadi cara penularan penyakit Monkeypox.
4. Ibu hamil ke Janin
Infeksi Monkeypox dapat terjadi selama kehamilan. Virus ini dapat menyebar dari ibu hamil ke janin dengan melewati plasenta.
Faktor Risiko
Setiap orang rentan mengalami infeksi Monkeypox. Berikut faktor risiko infeksi virus Mpox yang perlu diketahui:
- Tinggal di hutan
- Sering berburu atau berinteraksi dengan hewan liar
- Merawat pengidap cacar monyet
- Belum mendapatkan vaksinasi cacar
- Wanita hamil
- Infeksi HIV
- Melakukan hubungan seksual yang berisiko, seperti hubungan seks dengan banyak pasangan atau tanpa memakai kondom
- Laki-laki yang berhubungan seks dengan laki-laki (homoseksual)
- Riwayat perjalanan ke daerah wabah
Gejala
Pengidap Monkeypox umumnya menunjukkan gejala 5-21 hari setelah terinfeksi virus. Gejala cacar monyet biasanya berlangsung 14-28 hari, namun dapat berlangsung lebih lama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Secara umum, ciri-ciri orang yang terkena cacar monyet akan menunjukkan gejala awal meliputi:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Nyeri punggung
- Kelelahan
- Lemas
- Nyeri tenggorokan
- Batuk
- Hidung tersumbat
- Pembesaran kelenjar getah bening
Setelah 1-2 hari, dapat muncul gejala dan tanda Monkeypox berupa ruam di wajah, anggota gerak, dan menyebar ke seluruh tubuh. Secara perlahan, ruam ini berkembang dari bercak kemerahan, bintil-bintil berisi cairan atau nanah, dan keropeng di kulit.
Artikel Lainnya: Kena Cacar Monyet, Berapa Lama Akan Sembuh?
Diagnosis
Dokter akan menanyakan keluhan dan faktor risiko, serta melakukan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis cacar monyet (Mpox). Selain itu, dokter akan mempertimbangkan pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR).
Tes PCR merupakan pemeriksaan laboratorium untuk mendeteksi virus. Pemeriksaan ini dengan cara mengambil sampel dari usap kulit, tenggorokan, atau anus.
Pengobatan
Pengobatan cacar monyet (Monkeypox) berupa perawatan suportif untuk meringankan gejala dan mencegah komplikasi. Berikut cara mengobati penyakit cacar monyet yang dianjurkan dokter:
- Isolasi sesuai praktik pengendalian infeksi
- Memakai masker bedah
- Menjaga luka agar tetap tertutup sampai semua keropeng terlepas dengan alami dan lapisan kulit baru terbentuk
- Istirahat yang cukup
- Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang
- Minum air putih sesuai kebutuhan tubuh
- Obat pereda gejala seperti parasetamol untuk mengatasi demam
- Memantau suhu tubuh dan gejala selama 21 hari
Sebagian besar kasus bergejala ringan dan dapat sembuh sendiri dalam waktu 2-4 minggu. Namun, pengidap cacar monyet dengan komplikasi atau daya tahan tubuh yang lemah mungkin memerlukan perawatan khusus di rumah sakit.
Sampai saat ini, belum ada terapi khusus untuk penyakit cacar monyet. Meski demikian, terdapat beberapa antivirus yang sedang diteliti untuk mengatasi penyakit ini, seperti Tecovirimat, Cidofovir, dan Brincidofovir.
Artikel Lainnya: Kiat Mencegah Cacar Monyet
Pencegahan
Upaya pencegahan cacar monyet (Monkeypox), meliputi:
- Vaksinasi Monkeypox terutama bagi yang berisiko tinggi seperti petugas kesehatan atau yang melakukan hubungan seksual berisiko
- Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun atau hand sanitizer secara rutin
- Menghindari kontak langsung dengan hewan sakit atau pembawa virus Mpox
- Menghindari kontak langsung dengan pengidap cacar monyet
- Tidak memelihara hewan yang belum diketahui status kesehatannya
- Mengonsumsi makanan yang matang
- Memakai alat pelindung diri bagi tenaga kesehatan atau keluarga yang merawat pengidap cacar monyet
- Tidak melakukan hubungan seksual yang berisiko
- Menghadiri antenatal care (pemeriksaan kehamilan) rutin bagi ibu hamil
- Menerapkan etika bersin dan batuk, seperti menutup mulut ketika batuk, bersin, dan mencuci tangan setelahnya.
Komplikasi
Walaupun kebanyakan kasus cacar monyet bisa sembuh sendiri, komplikasi berbahaya dapat terjadi pada beberapa kasus terutama anak-anak, gizi buruk, infeksi HIV, wanita hamil, atau yang belum divaksinasi.
Berikut komplikasi cacar monyet (Monkeypox) yang dapat terjadi:
- Dehidrasi
- Kehilangan penglihatan karena jaringan parut di kornea (lapisan terluar mata yang bening)
- Pneumonia (radang paru-paru)
- Hipopigmentasi (area kulit lebih cerah daripada kulit sekitarnya)
- Ensefalitis (peradangan otak)
- Miokarditis (radang otot jantung)
- Hiperpigmentasi (area kulit lebih gelap dibandingkan kulit sekitarnya)
- Sepsis (infeksi darah dengan tanda peradangan yang meluas di tubuh)
- Jaringan parut atau bekas luka yang menetap
- Balanitis (peradangan di kepala penis)
- Superinfeksi (infeksi berulang) bakteri di kulit
- Proktitis (radang di lapisan rektum)
- Uretritis (peradangan uretra)
- Kematian
Artikel Lainnya: Cacar Monyet Bisa Sebabkan Kematian?
Kapan Harus ke Dokter?
Periksakan diri ke dokter untuk memperoleh penanganan yang tepat, bila terdapat gejala demam, ruam kulit, dan gejala lainnya serta faktor risiko yang telah dijelaskan di atas.
Jika kamu ingin tahu lebih banyak seputar cacar monyet (Mpox), yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter! Manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter Online.
Jika kamu ingin melakukan vaksin, kamu juga bisa pesan layanan vaksin online di aplikasi KlikDokter. Yuk, download aplikasinya sekarang!
(APR)
- World Health Organization. Mpox (monkeypox). 2023. https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/monkeypox Diakses 31 Oktober 2023.
- Centers for Disease Control and Prevention. Mpox: How It Spreads. 2023. https://www.cdc.gov/poxvirus/mpox/if-sick/transmission.html Diakses 31 Oktober 2023.
- Kasus Monkeypox Bertambah di Indonesia Akibat Sex Berisiko. 2023. https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20231023/1544066/kasus-monkeypox-bertambah-di-indonesia-akibat-sex-berisiko/ Diakses 31 Oktober 2023.
- World Health Organization. Disease Outbreak News: Multi-country monkeypox outbreak in non-endemic countries. 2022. https://www.who.int/emergencies/disease-outbreak-news/item/2022-DON385 Diakses 31 Oktober 2023.
- Frequently Asked Questions (FAQ) Monkeypox. https://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/FAQ_Monkeypox.pdf Diakses 31 Oktober 2023.
- Harris E. What to know about monkeypox. Jama. 2022.
- Moore MJ, Rathish B, Zahra F. Monkeypox. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK574519/ Diakses 31 Oktober 2023.
- Jayswal S, Kakadiya J. A narrative review of pox: smallpox vs monkeypox. The Egyptian Journal of Internal Medicine. 2022.
- Mitjà O, Ogoina D, Titanji BK, Galvan C, Muyembe JJ, Marks M, Orkin CM. Monkeypox. The Lancet. 2023.
- Ullah M, Li Y, Munib K, Zhang Z. Epidemiology, host range, and associated risk factors of monkeypox: an emerging global public health threat. Frontiers in Microbiology. 2023.
- Patel VM, Patel SV. Epidemiological Review on Monkeypox. Cureus. 2023.
- Dashraath P, Nielsen-Saines K, Rimoin A, Mattar CN, Panchaud A, Baud D. Monkeypox in pregnancy: virology, clinical presentation, and obstetric management. American Journal of Obstetrics and Gynecology. 2022.
- Miura F, van Ewijk CE, Backer JA, Xiridou M, Franz E, de Coul EO, Brandwagt D, van Cleef B, van Rijckevorsel G, Swaan C, van den Hof S. Estimated incubation period for monkeypox cases confirmed in the Netherlands, May 2022.
- BMJ Best Practice. Mpox (monkeypox). https://bestpractice.bmj.com/topics/en-us/1611/prognosis Diakses 31 Oktober 2023.
- Siegrist EA, Sassine J. Antivirals with activity against mpox: a clinically oriented review. Clinical Infectious Diseases. 2023.