Infeksi Virus
Dokter Spesialis |
Bergantung penyakit; spesialis penyakit dalam, spesialis anak, spesialis kulit dan kelamin, spesialis saraf, spesialis paru |
Gejala |
Gejala bergantung pada lokasi dan penyebab; Demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot, kelelahan |
Faktor Risiko |
Bergantung cara penularan dan jenis virus |
Cara Diagnosis |
Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang |
Pengobatan |
Bergantung kondisi penderita; obat anti virus, pereda gejala |
Obat |
Bergantung kondisi penderita; obat anti virus, pereda gejala |
Komplikasi |
Bergantung penyakit |
Kapan harus ke dokter? |
Terdapat gejala dan tanda infeksi virus |
Pengertian Infeksi Virus
Infeksi virus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus yang masuk ke tubuh. Virus dapat menyerang berbagai organ tubuh, seperti menginfeksi saraf, saluran pernapasan, saluran pencernaan, kulit, dan kelamin.
Infeksi virus dapat terjadi pada semua rentang usia, seperti infeksi virus pada anak, bayi, dewasa, dan usia lanjut.
Penyebab Infeksi Virus
Virus adalah mikroorganisme yang berukuran sangat kecil dan hidup di sel makhluk hidup. Komponen virus berupa DNA (deoxyribonucleic acid) atau RNA (ribonucleic acid) dapat menginfeksi manusia dan berkembang di sel manusia, sehingga menyebabkan penyakit.
Penyebab infeksi virus berdasarkan organ tubuh yang terkena, antara lain:
1. Infeksi virus pada kulit
- Virus molluscum contagiosum menyebabkan moluskum kontagiosum
- Virus varicella-zoster menyebabkan varicella (cacar air) dan herpes zoster
- Morbillivirus menyebabkan campak
2. Infeksi virus pada saluran pernapasan:
- Human parainfluenza viruses (HPIVs) menyebabkan parainfluenza
- Rhinovirus menyebabkan selesma
- Respiratory syncytial virus menyebabkan bronkiolitis (peradangan bronkiolus/saluran napas bawah)
- Virus influenza menyebabkan flu
- SARS-CoV-2 menyebabkan COVID-19
3. Infeksi virus pada saluran pencernaan dan hati
- Rotavirus dan norovirus menyebabkan gastroenteritis (muntaber)
- Virus Hepatitis A, B, C, D, E, G menyebabkankan hepatitis
4. Infeksi virus pada saraf
- Lyssaviruses menyebabkan penyakit rabies
- Poliovirus menyebabkan poliomielitis
- Japanese encephalitis virus menyebabkan ensefalitis (peradangan otak)
5. Infeksi virus pada kelamin
- Herpes simplex virus menyebabkan herpes genital
- Human papillomavirus menyebabkan kondiloma akuminata (kutil kelamin)
6. Infeksi virus yang pada sistem kekebalan tubuh
- Human immunodeficiency virus (HIV) menyebabkan infeksi HIV/AIDS
- SARS-CoV-2 berhubungan dengan penyakit Henoch-Schönlein purpura (peradangan pembuluh darah kecil)
Virus penyebab penyakit ini dapat menginfeksi manusia dengan berbagai cara, seperti saat berhubungan seksual, melalui jarum suntik, melalui droplet ketika bersin atau batuk, hingga kontak langsung dengan penderita. Beberapa jenis virus seperti norovirus penyebab infeksi usus juga bisa menular melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Artikel lainnya: 3 Penyakit Infeksi yang Ditandai Sakit Kepala
Faktor Risiko Infeksi Virus
Seseorang juga lebih berisiko terkena infeksi virus jika memiliki kondisi seperti berikut:
- Gizi buruk
- Tidak mendapatkan imunisasi dasar lengkap
- Kekurangan (defisiensi) vitamin A
- Tinggal di hunian yang padat
- Menderita dermatitis atopik
- Melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom
- Penggunaan alkohol dan obat-obat terlarang
- Mengalami cedera jarum suntik yang tidak disengaja, misalnya, petugas kesehatan
- Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penyakit ginjal kronis, HIV/AIDS, dan keganasan
- Penggunaan obat yang menurunkan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid
- Menjalani kemoterapi untuk pengobatan kanker
- Menerima transfusi darah
- Menerima transplantasi organ padat dan sumsum tulang
- Memiliki pekerjaan tertentu yang berpotensi kontak langsung dengan cairan tubuh yang terinfeksi, misalnya, petugas kesehatan, pekerja di tempat penitipan anak.
Gejala Infeksi Virus
Infeksi virus menunjukkan gejala bervariasi, bergantung pada lokasi dan penyebab.
Umumnya, gejala infeksi virus berupa:
- Demam karena infeksi virus umumnya adalah demam tinggi (> 39,5°C) dan mendadak. Lama demam bergantung pada virus penyebab. Pada infeksi saluran pernapasan, demam biasanya berlangsung 3 - 5 hari.
- Nyeri kepala
- Nyeri otot atau pegal
- Kelelahan
Gejala berdasarkan sistem organ tubuh, seperti:
- Gejala infeksi saluran pernapasan: bersin, nyeri tenggorokan, batuk
- Gejala infeksi saluran pencernaan: diare, mual, muntah
- Gejala infeksi kulit dan kelamin: ruam, kutil
Artikel lainnya: 8 Jenis Demam dan Penyebabnya yang Perlu Kamu Waspadai
Diagnosis Infeksi Virus
Dokter akan menanyakan keluhan, faktor risiko, dan hal terkait lainnya. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik. Sedangkan, pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan temuan pada wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Misalnya, pemeriksaan RT-PCR untuk mendeteksi virus corona.
Pengobatan Infeksi Virus
Cara mengobati infeksi virus bergantung pada kondisi penderita. Obat infeksi virus dan bakteri umumnya juga berbeda. Jika pada infeksi virus pengobatan dilakukan dengan antivirus, sedangkan pengobatan infeksi bakteri dengan obat antibiotik.
Jenis obat yang dipakai untuk mengatasi infeksi virus adalah antivirus atau antiviral. Namun beberapa infeksi virus ringan seperti flu atau pilek biasanya tidak membutuhkan pengobatan khusus, karena tubuh pada dasarnya memiliki sistem penyembuhan sendiri yang dapat mengobati penyakit dengan sendirinya tanpa obat khusus.
Beberapa jenis obat-obatan yang digunakan untuk menangani infeksi virus di antaranya adalah:
- Acyclovir
- Valacyclovir
- Oseltamivir
- Antiretroviral
- Nevirapine
- Interferon
- Ribavirin
- Antiemetik
- Dekongestan
- Loperamide
- Paracetamol
Dosis dan aturan pakai akan disesuaikan dengan keparahan gejala infeksi masing-masing pasien. Jika infeksi menyebabkan gangguan yang serius, perawatan intensif di rumah sakit atau pemberian infus mungkin saja dilakukan.
Pencegahan Infeksi Virus
Untuk mengurangi risiko terkena infeksi virus, dianjurkan untuk mengendalikan berbagai faktor risiko sebagai upaya pencegahan, seperti:
- Menerapkan gaya hidup sehat dengan diet gizi seimbang, berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup, dan mengelola stres
- Menghindari perilaku berisiko, seperti hubungan seksual multipel dan menggunakan NAPZA
- Mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir atau dengan pembersih tangan beralkohol secara teratur, terutama setelah berjabat tangan
- Menjaga kebersihan lingkungan sekitar
- Jaga kebersihan anak-anak yang berada di bawah pengawasanmu, seperti kebiasaan anak yang sering memasukkan mainan ke mulut
- Mengonsumsi makanan atau minuman yang sudah matang
- Mencuci sayuran atau buah sebelum dikonsumsi dengan air bersih
- Sedapat mungkin menghindari kontak dengan penderita yang terinfeksi virus
- Memakai masker
Artikel lainnya: Cegah Infeksi Virus, Ini Pentingnya Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Si Kecil
Komplikasi Infeksi Virus
Komplikasi infeksi virus bergantung pada jenis penyakit karena infeksi virus. Misalnya:
1. Komplikasi infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus)
- Tuberkulosis
- Meningitis
- Kandidiasis
- AIDS dementia complex
2. Komplikasi moluskum kontagiosum
- Selulitis
- Konjungtivitis
- Abses
Kapan Harus ke Dokter?
Sangat penting untuk mendapatkan diagnosis yang akurat mengenai penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus. Periksakan diri kamu ke dokter bila merasakan dan tanda infeksi virus.
Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi infeksi virus, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter dan manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Konsultasi Dokter online.
[LUF]
- Chi-Chung Cheng V, Fuk-Woo Chan J, FN Hung I, Yuen KY. Viral Infections, an Overview with a Focus on Prevention of Transmission. Reference Module in Biomedical Sciences. 2016.
- Cheng VCC, Chan JFW, Hung IFN, Yuen KY. Viral Infections, an Overview with a Focus on Prevention of Transmission. International Encyclopedia of Public Health. 2017.
- Dronina J, Samukaite-Bubniene U, Ramanavicius A. Advances and insights in the diagnosis of viral infections. J Nanobiotechnol. 2021.
- Corman VM, Landt O, Kaiser M, Molenkamp R, Meijer A, Chu DK, et al. Detection of 2019 novel coronavirus (2019-nCoV) by real-time RT-PCR. Euro Surveill. 2020.
- CDC. Shingles (Herpes Zoster). 2020. https://www.cdc.gov/shingles/about/treatment.html Diakses pada 11 Mei 2023.
- CDC. Norovirus. 2023. https://www.cdc.gov/norovirus/index.html Diakses pada 11 Mei 2023.
- El-Radhi AS. Fever in Common Infectious Diseases. Clinical Manual of Fever in Children. 2019.
- Vaillant AA, Gulick PG. HIV Disease Current Practice. StatPearls [Internet]. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK534860/ Diakses pada 11 Mei 2023.
- Badri T, Gandhi GR. Molluscum contagiosum. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441898/ Diakses pada 12 Juli 2023.
- Ayoade F, Kumar S. Varicella-Zoster Virus (Chickenpox). StatPearls [Internet]. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448191/ Diakses pada 12 Juli 2023.
- de Vries RD, Duprex WP, de Swart RL. Morbillivirus infections: an introduction. Viruses. 2015.
- Branche AR, Falsey AR. Parainfluenza Virus Infection. Semin Respir Crit Care Med. 2016.
- Gupta M, Shorman M. Cytomegalovirus. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459185/ Diakses pada 12 Juli 2023.
- Cascella M, Rajnik M, Aleem A, Dulebohn SC, Di Napoli R. Features, evaluation, and treatment of coronavirus (COVID-19). StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK554776/ Diakses pada 12 Juli 2023.
- Odenwald MA, Paul S. Viral hepatitis: Past, present, and future. World J Gastroenterol. 2022.
- Scott TP, Nel LH. Lyssaviruses and the Fatal Encephalitic Disease Rabies. Front Immunol. 2021.
- Mehndiratta MM, Mehndiratta P, Pande R. Poliomyelitis: historical facts, epidemiology, and current challenges in eradication. Neurohospitalist. 2014.
- Garcia MR, Leslie SW, Wray AA. Sexually transmitted infections. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK560808/ Diakses pada 12 Juli 2023.
- Nikolaishvili M, Pazhava A, Di Lernia V. Viral Infections May Be Associated with Henoch-Schönlein Purpura. J Clin Med. 2023.