Masalah Infeksi

Sindrom Steven Johnson

dr. Marsita Ayu Lestari, 05 Sep 2023

Ditinjau Oleh

Sindrom Stevens-Johnson (Stevens-Johnson syndrome) adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kelainan pada kulit dan selaput lendir (mata, mulut, dan alat kelamin).

Sindrom Steven Johnson

Sindrom Stevens-Johnson

Dokter Spesialis

Dokter di instalasi gawat darurat, spesialis terkait: spesialis kulit dan kelamin atau spesialis dermatologi dan venereologi, spesialis mata, spesialis bedah plastik, spesialis obstetri dan ginekologi

Gejala 

Kelainan di kulit, kelainan di selaput lendir, gejala penyerta

Faktor Risiko

Riwayat keluarga dengan sindrom Stevens-Johnson, memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (penderita HIV), Mengonsumsi obat (antikonvulsan, sulfonamid, allopurinol, nevirapine, antibiotik, parasetamol, OAINS terutama jenis oxicam)

Cara Diagnosis 

Wawancara medis, pemeriksaan fisik

Pengobatan 

Menghentikan penggunaan obat yang diduga sebagai pencetus, penderita dimonitor secara ketat, mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mencegah infeksi sekunder, pemberian nutrisi dan cairan

Obat

Bergantung pada kondisi penderita

Komplikasi

Sepsis, perubahan pigmen kulit, jaringan parut, kegagalan multiorgan, kebutaan

Kapan harus ke dokter?

Terdapat gejala dan tanda sindrom Stevens-Johnson

Pengertian Sindrom Stevens-Johnson 

Sindrom Stevens-Johnson (Stevens-Johnson syndrome) adalah kumpulan gejala yang ditandai dengan kelainan pada kulit dan selaput lendir (mata, mulut, dan alat kelamin). Kondisi ini merupakan bentuk kegawatdaruratan yang berisiko menimbulkan kecacatan dan kematian.

Kamu ingin tahu penjelasan selengkapnya? Yuk simak penjelasan selengkapnya mengenai apa itu Stevens-Johnson syndrome, penyebab, gejala, dan pengobatannya di sini.

Penyebab Sindrom Stevens-Johnson 

Sindrom Stevens-Johnson merupakan reaksi hipersensitivitas yang perkembangannya disebabkan oleh berbagai faktor. Berikut penyebab Stevens-Johnson syndrome:

Obat

Obat yang menyebabkan sindrom Stevens-Johnson adalah antikonvulsan, sulfonamid, allopurinol, nevirapine, antibiotik, parasetamol, dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) terutama jenis oxicam.

Infeksi

Secara umum, infeksi yang menjadi penyebab sindrom Stevens-Johnson adalah infeksi virus (herpes simplex virus, human immunodeficiency virus) dan infeksi bakteri (Mycoplasma pneumonia).

Artikel Lainnya: Bisa Atasi Kejang, Ini Daftar 7 Obat Epilepsi Paling Ampuh

Gejala Sindrom Stevens-Johnson

Berikut gejala sindrom Stevens-Johnson:

  • Kelainan di kulit: ruam kemerahan, bintil-bintil, kulit melepuh, dan koreng
  • Kelainan di selaput lendir: bercak kemerahan, erosi, nyeri di mata, mulut, dan alat kelamin

Sedangkan, gejala penyerta bergantung pada organ yang terlibat, seperti demam, batuk, frekuensi napas cepat, nyeri menelan, buang air besar berwarna hitam, dan penurunan kesadaran.

Faktor Risiko Sindrom Stevens-Johnson

Beberapa faktor yang membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap sindrom Stevens-Johnson, seperti:

  • Riwayat keluarga dengan sindrom Stevens-Johnson
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah (penderita HIV)
  • Mengonsumsi obat, seperti antikonvulsan, antibiotik, dan OAINS

Diagnosis Sindrom Stevens-Johnson

Dokter akan menentukan diagnosis sindrom Stevens-Johnson melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Dokter akan menanyakan keluhan, riwayat penggunaan obat (jenis, jumlah, dosis, cara pemberian, lama pemberian), riwayat sindrom Stevens-Johnson di keluarga, riwayat kesehatan penderita, dan faktor pencetus lainnya.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan memeriksa lesi pada tubuh penderita. Sedangkan, pemeriksaan penunjang direkomendasikan sesuai hasil wawancara medis dan pemeriksaan fisik.

Berikut pemeriksaan penunjang yang dipertimbangkan:

  • Pemeriksaan laboratorium: darah rutin, glukosa darah sewaktu, serum urea, dan analisis gas darah
  • Uji kultur bakteri dan Candida
  • Pemeriksaan histopatologis 

Artikel Lainnya: 9 Penyebab Kulit Melepuh dan Cara Mengatasinya

Pengobatan Sindrom Stevens-Johnson

Bila terdapat gejala dan tanda sindrom Stevens-Johnson, maka segera ke instalasi gawat darurat. Pengobatan sindrom Stevens-Johnson memerlukan kerjasama antara dokter spesialis kulit dan kelamin dengan dokter spesialis lain, seperti spesialis mata, spesialis bedah plastik, dan lain-lain. Hal ini bergantung pada kondisi penderita.

Pengobatan sindrom Stevens-Johnson meliputi:

  • Menghentikan penggunaan obat yang diduga sebagai pencetus
  • Penderita dimonitor secara ketat dan sebaiknya dirawat di ruang intensif
  • Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
  • Mencegah infeksi sekunder
  • Pemberian nutrisi dan cairan

Beberapa pilihan pengobatan sindrom Stevens-Johnson, yaitu:

  • Terapi topikal untuk mencegah kulit terlepas lebih banyak
  • Terapi sistemik, seperti pemberian steroid, analgesik, dan antibiotik perlu dipertimbangkan

Mengenai Stevens-Johnson syndrome apakah bisa sembuh atau tidak, maka hal ini bergantung pada berbagai faktor. Misalnya, usia, denyut jantung, penyakit penyerta, luas area kulit yang melepuh, keterlibatan organ, parameter laboratorium tertentu, dan respons tubuh terhadap terapi.

Pencegahan Sindrom Stevens-Johnson

Upaya pencegahan sindrom Steven Johnson adalah:

  • Konsultasi kepada dokter mengenai obat yang akan dikonsumsi
  • Mencatat obat yang diduga sebagai pencetus alergi

Komplikasi Sindrom Stevens-Johnson

Berikut komplikasi sindrom Steven Johnson:

  • Sepsis
  • Perubahan pigmen kulit
  • Jaringan parut
  • Kegagalan multiorgan
  • Kebutaan

Artikel Lainnya: Sariawan di Vagina, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Obat Terkait Sindrom Stevens-Johnson

Obat sindrom Stevens-Johnson bergantung pada kondisi penderita. Berikut obat terkait sindrom Stevens-Johnson:

  • Steroid
  • Analgesik
  • Antibiotik

Kapan harus ke Dokter?

Segera ke instalasi gawat darurat, bila kamu merasakan gejala dan tanda di atas. Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi sindrom Stevens-Johnson, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter dan manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Konsultasi Dokter online.

[LUF]

  1. Panduan Praktik Klinis bagi Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Indonesia. PERDOSKI. 2017.
  2. Oakley AM, Krishnamurthy K. Stevens Johnson Syndrome. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459323/ Accessed 13 July 2023.
  3. Frantz R, Huang S, Are A, Motaparthi K. Stevens–Johnson syndrome and toxic epidermal necrolysis: a review of diagnosis and management. Medicina. 2021.
  4. Shanbhag SS, Chodosh J, Fathy C, Goverman J, Mitchell C, Saeed HN. Multidisciplinary care in Stevens-Johnson syndrome. Therapeutic Advances in Chronic Disease. 2020.
  5. Rahmasari AT, Indramaya DM, Lestari P. Profile And Treatment of Stevens-Johnson Syndrome Patients in DR. Soetomo General Hospital. Nusantara Medical Science Journal. 2019.
  6. Zou H, Daveluy S. Toxic epidermal necrolysis and Stevens‐Johnson syndrome after COVID‐19 infection and vaccination. Australasian Journal of Dermatology. 2023.
  7. Witarini KA. Diagnosis dan tatalaksana Sindroma Stevens-Johnson (SJS) pada anak: tinjauan pustaka. Intisari Sains Medis. 2019.