Serangan Jantung (Infark Miokard)
Dokter Spesialis | Dokter di instalasi gawat darurat; Dokter spesialis: spesialis jantung dan pembuluh darah, spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskular |
Gejala | Nyeri dada berlokasi di bawah tulang dada, bagian tengah dada atau belakang tulang dada, dan sebelah kiri; nyeri seperti ditekan, ditindih benda berat, rasa terbakar, rasa diremas, seperti ditusuk, dan dipelintir; nyeri dada biasanya menjalar ke lengan kiri, dapat juga ke rahang bawah, gigi, leher, punggung, perut, dan lengan kanan; nyeri membaik dengan istirahat atau obat nitrat; gejala penyerta (mual, muntah, sesak napas, keringat dingin, cemas, dan lemas); faktor pencetus (latihan fisik, stres emosional, sesudah makan, atau udara dingin) |
Faktor Risiko | Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi: usia lanjut, laki-laki, riwayat penyakit jantung koroner di keluarga; hiperhomosisteinemia Faktor risiko yang dapat dimodifikasi: merokok, hipertensi, diabetes melitus, obesitas, dislipidemia, stres emosional, kurang mengonsumsi buah dan sayur setiap hari, aktivitas fisik yang kurang, penyalahgunaan obat-obat terlarang |
Cara Diagnosis | Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang |
Pengobatan | Bergantung kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan; Terapi obat ; Operasi |
Obat | Bergantung kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan; Suplementasi oksigen; aspirin; nitrogliserin; morfin; beta blocker; Tissue Plasminogen Activator (tPA), streptokinase, tenecteplase, atau reteplase; Clopidogrel atau prasugrel; Unfractionated heparin atau enoxaparin; captopril; atorvastatin atau rosuvastatin |
Komplikasi | Serangan jantung berulang, perluasan kerusakan otot jantung, angina, aritmia supraventrikular, aritmia ventrikular, sinus bradikardia, blok atrioventrikular, gagal jantung, ruptur jantung, perikarditis, efusi perikardial |
Kapan harus ke dokter? | Segera mencari pertolongan medis dengan cara mengunjungi layanan kesehatan terdekat atau instalasi gawat darurat di rumah sakit atau menghubungi layanan gawat darurat 119 bila kamu atau yang berada dalam pengawasanmu memiliki gejala dan tanda serangan jantung |
Pengertian
Serangan jantung adalah kondisi ketika otot jantung tidak menerima pasokan oksigen dan nutrisi akibat hambatan aliran darah menuju ke otot jantung.
Nyeri dada seperti ditindih beban berat, sesak napas, berkeringat dingin, mual atau muntah merupakan gejala yang dirasakan saat serangan jantung.
Serangan jantung dalam bahasa medis disebut dengan istilah infark miokard. Kondisi ini menyebabkan organ jantung tidak berfungsi secara normal sehingga tubuh kekurangan aliran darah dan berisiko menyebabkan kematian jantung mendadak.
Artikel Lainnya: Tanda Serangan Jantung yang Bisa Muncul Sebulan Sebelumnya
Penyebab
Otot jantung (miokard) merupakan organ penting bagi tubuh yang membutuhkan oksigen dan nutrisi untuk dapat bekerja dengan baik. Suplai oksigen dan nutrisi ini dibawa oleh pembuluh darah yang berada di otot jantung (arteri koroner).
Arteri koroner dapat mengalami penyempitan akibat berbagai kondisi, seperti penumpukan lemak dan zat lain yang membentuk plak (aterosklerosis). Kondisi ini menyebabkan penyakit jantung koroner (PJK)yang merupakan penyebab utama serangan jantung.
Ketika plak di dalam arteri koroner pecah, maka akan terbentuk bekuan darah. Keadaan ini menghalangi aliran darah menuju otot jantung sehingga menyebabkan iskemia (penurunan aliran darah) di otot jantung.
Iskemia jantung menyebabkan kematian (infark) sebagian otot jantung (miokard). Serangkaian proses ini menjadi penyebab seseorang bisa terkena serangan jantung (infark miokard).
Selain aterosklerosis koroner, serangan jantung juga bisa terjadi karena penyebab berikut:
- Kelainan kongenital pada arteri koroner
- Trauma pada arteri koroner
- Penyakit arteri koroner selain aterosklerosis, misalnya sindrom Kawasaki
- Emboli arteri koroner
- Giant cell arteritis
- Coronary artery spasm
- Arteritis Takayasu
Faktor Risiko
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko serangan jantung berhubungan dengan faktor yang berpengaruh pada kejadian penyakit jantung koroner. Berikut faktor risiko serangan jantung yang tidak dapat dimodifikasi:
- Usia lanjut
- Laki-laki lebih sering daripada perempuan
- Riwayat PJK di keluarga
- Hiperhomocisteinemia (peningkatan kadar homosistein dalam darah)
Berikut faktor risiko serangan jantung yang dapat dimodifikasi:
- Merokok
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Diabetes
- Obesitas
- Dislipidemia (kadar lemak dalam darah tidak normal)
- Stres emosional
- Kurang mengonsumsi buah dan sayur setiap hari
- Aktivitas fisik yang kurang
- Penyalahgunaan obat-obat terlarang, seperti amfetamin, kokain, methamphetamine, ganja dan heroin. Penyalahgunaan heroin berisiko menimbulkan serangan jantung disertai mulut berbusa.
Meski usia lanjut merupakan faktor risiko serangan jantung, kondisi ini juga ditemukan di usia muda. Di samping itu, serangan jantung juga dapat terjadi pada keadaan tidur atau ketika melakukan latihan fisik, olahraga, atau stres emosi. Kondisi ini dipengaruhi oleh berbagai faktor risiko di atas.
Gejala
Gejala spesifik serangan jantung adalah nyeri dada yang khas. Nyeri dada pada seseorang yang terkena serangan jantung bervariasi dari ringan hingga berat. Keadaan ini bergantung pada kerusakan otot jantung.
Munculnya serangan jantung dapat ditandai dengan gejala seperti berikut:
- Nyeri dada berlokasi di bawah tulang dada (substernal), bagian tengah dada atau belakang tulang dada (retrosternal), dan sebelah kiri (prekordial atau depan jantung)
- Nyeri seperti ditekan, ditindih benda berat, rasa terbakar, rasa diremas, seperti ditusuk, dan dipelintir
- Nyeri dada biasanya menjalar ke lengan kiri, dapat juga ke rahang bawah, gigi, leher, punggung, perut, dan lengan kanan
- Nyeri membaik dengan istirahat atau obat nitrat
- Mual dan muntah
- Sesak napas
- Keringat dingin
- Cemas
- Lemas
Artikel Lainnya: Tanda Serangan Jantung Saat Olahraga yang Perlu Diwaspadai
Diagnosis
Dokter akan menentukan diagnosis serangan jantung (infark miokard) melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan jantung penunjang.
Dokter akan menanyakan keluhan, riwayat penyakit penderita dan keluarga, riwayat penyalahgunaan obat, aktivitas fisik, stres emosi, dan hal terkait lainnya.
Kemudian, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi penilaian kesadaran, tanda-tanda vital, saturasi oksigen, habitus (bentuk tubuh), dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh. Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengidentifikasi tanda-tanda serangan jantung.
Sementara, pemeriksaan penunjang bergantung pada hasil wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Berikut pemeriksaan penunjang yang dipertimbangkan oleh dokter:
1. Elektrokardiogram (EKG)
EKG (elektrokardiogram) untuk menilai aktivitas listrik jantung dan mengidentifikasi kerusakan jantung.
2. Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar enzim jantung (troponin), elektrolit, dan koagulasi.
3. Rontgen Dada
Rontgen dada untuk menilai kondisi di organ dada (jantung, paru, pembuluh darah, dan struktur tulang).
4. Ekokardiogram
Ekokardiogram untuk menilai struktur dan fungsi jantung.
5. Cardiac Magnetic Resonance (CMR) atau MRI jantung
MRI jantung dilakukan untuk mengetahui struktur jantung secara terperinci.
6. Angiogram atau Kateterisasi Jantung
Angiogram atau kateterisasi jantung untuk memeriksa suplai darah menuju jantung.
Pengobatan
Bila terdapat gejala dan tanda serangan jantung, maka segera menghubungi 119 atau segera ke instalasi gawat darurat.
Pengobatan serangan jantung (infark miokard) umumnya melibatkan kolaborasi antara dokter umum, dokter spesialis penyakit jantung dan pembuluh darah, dan spesialis penyakit dalam konsultan kardiovaskular. Kamu bisa konsultasikan kesehatan jantungmu lewat fitur Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.
Cara mengatasi serangan jantung yang direkomendasikan oleh dokter, seperti:
1. Terapi Obat
Terapi obat akan diberikan oleh dokter dengan mempertimbangkan kondisi kesehatan penderita secara keseluruhan. Berikut obat yang akan diresepkan oleh dokter untuk mengobati serangan jantung adalah:
- Suplementasi oksigen bila saturasi oksigen < 90 persen.
- Aspirin merupakan antiplatelet untuk mencegah gumpalan darah.
- Nitrogliserin adalah golongan nitrat untuk melebarkan pembuluh darah koroner.
- Morfin merupakan analgesik untuk mengurangi nyeri dada.
- Beta blocker untuk mengurangi frekuensi serangan nyeri dada dengan cara memperlambat denyut jantung.
- Tissue Plasminogen Activator (tPA), streptokinase, tenecteplase, atau reteplase merupakan terapi fibrinolisis untuk memecah gumpalan darah.
- Clopidogrel atau prasugrel merupakan obat golongan tienopiridin mencegah gumpalan darah.
- Unfractionated heparin atau enoxaparin merupakan antikoagulan untuk mencegah gumpalan darah. Biasanya digunakan selama percutaneous coronary intervention (PCI)
- Captopril merupakan ACE inhibitor untuk hipertensi atau gangguan fungsi ventrikel (bilik jantung) kiri
- Atorvastatin atau rosuvastatin untuk memperbaiki kadar lemak darah
2. Operasi
Selain dengan terapi obat, cara mengatasi serangan jantung adalah dengan pembedahan (operasi). Berikut tindakan pembedahan yang dipertimbangkan oleh dokter:
- Percutaneous Coronary Intervention (PCI): Dokter akan merekomendasikan PCI (intervensi koroner perkutan) dengan mempertimbangkan berbagai faktor, seperti waktu mulai gejala, risiko perdarahan dan komplikasi, serta adanya syok atau gagal jantung berat. Tindakan PCI biasanya dengan angioplasti koroner atau pemasangan ring atau stent untuk mengembalikan aliran darah.
- Coronary Artery Bypass Graft (CABG): Perawatan yang dikenal dengan sebutan operasi bypass jantung ini dilakukan dengan mengambil pembuluh darah dari bagian lain pada tubuh. Kemudian, memasangnya di area jantung dengan cara memotong bagian arteri koroner yang tersumbat.
Mengenai apakah serangan jantung bisa sembuh, maka hal ini bergantung pada berbagai faktor, terutama tingkat kerusakan otot jantung yang dialami oleh penderita.
Di samping itu, terdapat beberapa kondisi yang memengaruhi kesembuhan serangan jantung:
- Usia lanjut
- Diabetes
- Gagal jantung kongestif
- Depresi
Artikel Lainnya: Macam Penyakit Jantung yang Paling Sering Terjadi
Pencegahan
Cara mencegah serangan jantung adalah dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat dimodifikasi, seperti:
1. Berhenti Merokok
Merokok dan terpapar asap rokok dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Ini karena zat kimia rokok dapat menyebabkan gumpalan di dalam pembuluh darah dan arteri.
Jadi, berhenti merokok sekarang juga dan jauhi asap rokok di sekitarmu.
2. Ubah Pola Makan Jadi Lebih Sehat
Terapkan diet seimbang sesuai kebutuhan dan kalori tubuh dan mengonsumsi buah maupun sayur. Lakukan diet rendah garam, yakni membatasi konsumsi makanan tinggi garam.
Selain itu, batasi makanan yang mengandung gula murni (tepung-tepungan) dan makanan berlemak, seperti mie instan, gorengan, makanan bersantan, atau makanan cepat saji.
Baiknya, mengolah makanan dengan cara dikukus atau direbus.
3. Mampu Mengelola Stres dengan Baik
Mengelola stress emosi dengan baik dengan cara menumbuhkan self love, terhubung dengan orang-orang tersayang, rutin berolahraga dan berjemur, dan teknik relaksasi.
4. Aktif Bergerak
Melakukan latihan fisik atau olahraga secara rutin. Jika duduk dalam waktu yang lama, pastikan untuk melakukan gerakan peregangan.
5. Mengendalikan Berat Badan
Menurunkan berat badan bila berlebih atau menjaga berat badan agar berada di rentang indeks massa tubuh (IMT) normal (IMT normal: 18,5-22,9 kg/m² untuk orang Asia). Kamu bisa mengecek indeks massa tubuh lewat fitur ini.
6. Rutin Cek Kesehatan
Melakukan kontrol rutin ke dokter, bila menderita penyakit kronis yang terkait penyakit jantung dan pembuluh darah seperti diabetes melitus, obesitas, dislipidemia, dan hipertensi.
Lakukan juga medical check up secara berkala bila kamu mempunyai faktor risiko serangan jantung. Cek risiko penyakit jantung lebih mudah lewat fitur ini.
Artikel Lainnya: Pertolongan Pertama Saat Terjadi Serangan Jantung
Komplikasi
Bila tidak mendapat penanganan secara efektif, serangan jantung berisiko menimbulkan komplikasi. Berikut komplikasi serangan jantung (infark miokard) yang mungkin terjadi:
- Serangan jantung berulang (reinfarction)
- Perluasan kerusakan otot jantung
- Angina pektoris
- Aritmia supraventrikular
- Aritmia ventrikular
- Blok atrioventrikular
- Sinus bradikardia
- Gagal jantung
- Ruptur jantung
- Perikarditis
- Efusi perikardial
Kapan Harus ke Dokter ?
Sangat penting untuk mendapatkan penanganan segera yang tepat untuk kasus serangan jantung.
Segera mencari pertolongan medis dengan cara mengunjungi layanan kesehatan terdekat/instalasi gawat darurat di rumah sakit atau menghubungi layanan gawat darurat 119 bila kamu atau yang berada dalam pengawasanmu memiliki gejala dan tanda serangan jantung.
Jika kamu ingin tahu lebih banyak seputar serangan jantung (infark miokard), yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter!
(APR)
- Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary DL. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktik Klinis. InternaPublishing. 2015.
- Alwi I. Infark Miokard Akut dengan ST Elevasi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 6. InternaPublishing. 2014.
- Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut. Edisi Ke Empat. 2018.
- Buku Ajar Advanced Cardiac Life Support (ACLS). 2019.
- Ojha N, Dhamoon AS. Myocardial Infarction. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537076/ Diakses pada 26 September 2023.
- Abdulsalam M, Feng J. Distinguish the stable and unstable plaques based on arterial waveform analysis. Procedia Structural Integrity. 2019.
- Zhan C, Shi M, Wu R, He H, Liu X, Shen B. MIRKB: a myocardial infarction risk knowledge base. Database. 2019.
- Singh A, Museedi AS, Grossman SA. Acute coronary syndrome. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459157/ Diakses pada 26 September 2023.
- Sinha A, Lewis O, Kumar R, Yeruva SL, Curry BH. Amphetamine abuse related acute myocardial infarction. Case Reports in Cardiology. 2016.
- Schwarzbach V, Lenk K, Laufs U. Methamphetamine‐related cardiovascular diseases. ESC Heart Failure. 2020.
- Karoli R, Fatima J, Singh P, Kazmi KI. Acute myocardial involvement after heroin inhalation. Journal of pharmacology and pharmacotherapeutics. 2012.
- Amornlertwatana Y, Narongchai P, Narongchai S. Heroin overdose masquerades as methomyl poisoning: a case report. Journal of Medical Case Reports. 2019.
- Dolinak D. Opioid toxicity. Academic forensic pathology. 2017.
- Saleh M, Ambrose JA. Understanding myocardial infarction. F1000Research. 2018.