Pengertian
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan. Hal ini dapat terjadi pada akhir kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. Kondisi yang disebut ketuban pecah dini preterm terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Selain itu, jika kondisi ketuban pecah dini terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan, maka disebut ketuban pecah dini memanjang. Sekitar 70% kasus ketuban pecah dini terjadi pada usia kehamilan yang cukup usia sehingga menjadi penyebab kelahiran prematur.
Kondisi ini dapat terjadi pada semua calon ibu. Berdasarkan penelitian, rata-rata 5-10% wanita mengalami ketuban pecah dini dan hanya sebanyak 1% mengalami kondisi ketuban pecah dini preterm.
Artikel Lainnya: Waspadai Risiko Air Ketuban Keruh pada Janin
Diagnosis
Dokter akan melakukan pemeriksaan komplit dalam mendiagnosis ketuban pecah dini, mulai dari wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Salah satu pemeriksaan dengan cara memeriksa langsung cairan yang merembes dengan kertas nitrazine.
Fungsi kertas ini adalah mengukur pH sehingga dokter bisa langsung menentukan apakah cairan yang merembes dari vagina merupakan ketuban atau bukan. Perhitungan pH normal dari vagina adalah 4-4,7 sedangkan pH cairan ketuban adalah 7,1-7,3. Kemudian, dokter juga dapat melakukan pemeriksaan melalui ultrasonografi (USG), untuk mengkonfirmasi jumlah air ketuban yang terdapat di dalam rahim.
Gejala
Gejala ketuban pecah dini adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina. Aroma air ketuban berbau manis dan tidak seperti bau amoniak.
Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di bawah biasanya ‘mengganjal’ atau ‘menyumbat’ kebocoran untuk sementara.
Bukan hanya keluarnya cairan, gejala ini juga disertai demam, bercak vagina yang banyak, dan nyeri perut. Terkadang calon ibu yang mengalami kondisi ini juga merasa bahwa denyut jantung janin bertambah cepat. Jika ini terjadi, Anda harus segera berkonsultasi ke dokter.Sebab ini merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi akibat ketuban pecah dini.
Komplikasi ketuban pecah dini paling sering terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu, yang adalah sindrom distress pernapasan. Komplikasi ini dapat terjadi pada 10-40% bayi baru lahir. Risiko infeksi pada janin meningkat pada kejadian ketuban pecah dini, terutama pada usia kehamilan kurang dari 23 minggu.
Oleh karena itu, semua ibu hamil dengan kondisi ketuban pecah dini sebaiknya dievaluasi untuk kemungkinan terjadinya radang pada tali pusat dan selaput ketuban. Selain itu, calon ibu juga bisa mengalami kejadian keluarnya tali pusar. Dan yang paling buruk, ketuban pecah dini dapat meningkatkan resiko cacat janin hingga kematian janin.
Pengobatan
Pengobatan ketuban pecah dini memerlukan tenaga profesional dan harus dilakukan oleh dokter di rumah sakit. Dokter kandungan akan mendiskusikan rencana terapi yang akan dilakukan. Namun hal tersebut tergantung dari berapa usia kehamilan dan tanda-tanda infeksi yang terjadi.
Ada dua resiko yang bisa terjadi karena ketuban pecah dini, yakni:
- Kelahiran bayi prematur
Untuk menentukan apakah kejadian ketuban pecah dini berakibat proses kelahiran yang lebih awal, maka dokter terlebih dahulu akan melakukan pemeriksaan. Pertama adalah pemeriksaan mengenai kematangan usia janin. Sebaiknya kelahiran prematur dilakukan terutama pada usia kehamilan 32-34 minggu. Hasil akhir dari kemampuan janin untuk hidup sangat menentukan langkah yang akan diambil.
Jika pecahnya ketuban sudah menimbulkan kontraksi dalam waktu 24 jam maka proses kehamilan sudah memasuki fase akhir. Semakin dini ketuban pecah terjadi maka semakin lama jarak antara ketuban pecah dengan kontraksi.
Jika tanggal persalinan sebenarnya belum tiba, dokter biasanya akan menginduksi persalinan dengan pemberian perangsang kontraksi dalam 6 hingga 24 jam setelah pecahnya ketuban. Tetapi, jika memang sudah masuk tanggal persalinan dokter akan segera memberi induksi karena penundaan bisa meningkatkan resiko infeksi.
Terkadang dokter akan menggunakan obat steroid untuk mematangkan usia janin sehingga dapat dilakukan proses kelahiran prematur. Meskipun begitu, penggunaan obat ini masih merupakan kontroversi.
Penelitan terbaru menemukan bahwa tidak ada risiko peningkatan terjadinya infeksi pada ibu dan janin. Obat steroid tersebut justru berguna untuk mematangkan janin, mengurangi risiko sindrom distress pernapasan pada janin, serta perdarahan pada otak. - Infeksi Kejadian Ketuban Pecah Dini
Apabila usia bayi belum matang maka dokter akan menganjurkan calon ibu untuk istirahat dan tidak melakukan pencepatan proses kelahiran (bila belum waktunya melahirkan) . Untuk mencegah terjadinya infeksi, maka dokter akan menyarankan penggunaan antibiotik.
Penggunaan antibiotik ini berfungsi untuk mencegah infeksi setelah kejadian. Selain itu, calon ibu yang mendapatkan antibiotik setelah kejadiah ketuban pecah dini akan mendapatkan keuntungan, yaitu proses kelahiran diperlambat hingga 7 hari. Hal ini membuat berkurangnya kejadian yang dapat merugikan pada bayi yang baru lahir.
Pantangan pada ketuban pecah dini adalah sebagai berikut:
• Jangan coba melakukan pemeriksaan dalam sendiri jika Anda mengalami ketuban pecah dini.
• Jangan berhubungan seksual atau mandi berendam jika Anda mengalami ketuban pecah dini.
• Jika selesai buang air besar atau buang air kecil, selalu bersihkan dari arah depan ke belakang untuk menghindari infeksi dari dubur.
Pencegahan
Untuk mencegah terjadi ketuban pecah dini, Anda dapat melakukan berbagai hal:
- Mengurangi aktivitas pada akhir triwulan kedua atau awal triwulan ketiga periode kehamilan.
- Jika mengalami keputihan yang gatal dan berbau selama kehamilan, segera konsultasikan ke dokter untuk mencegah pecahnya ketuban dini.
Sebagai pertolongan pertama saat ketuban pecah dini, segera hubungi dokter saat merasakan adanya rembesan cairan dari vagina. Kemudian gunakan pembalut wanita untuk penyerapan air ketuban yang keluar. Hal ini juga dapat menjaga daerah vagina tetap bersih dan terhindar dari infeksi.
Artikel Lainnya: Sudah Pembukaan Tapi Bayi Tidak Keluar, Apa Penyebabnya?
Penyebab
Penyebab ketuban pecah dini pada sebagian besar kasus belum ditemukan. Meskipun begitu, terdapat beberapa faktor yang memiliki kaitan dengan ketuban pecah dini yaitu riwayat kelahiran prematur, merokok, dan perdarahan selama kehamilan.
Beberapa faktor risiko lain dari ketuban pecah dini antara lain:
• Inkompetensi pada daerah leher rahim
• Adanya cairan ketuban berlebih
• Penderita memiliki riwayat ketuban pecah dini sebelumya
• Kelainan atau kerusakan selaput ketuban
• Kehamilan kembar
• Trauma
• Keadaan leher rahim yang pendek pada usia kehamilan 23 minggu
• Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis