Mual dan Muntah pada Kehamilan
Dokter Spesialis |
Spesialis obstetri dan ginekologi |
Gejala |
Mual, muntah, hipersalivasi (air liur berlebihan), nyeri kepala, nyeri ulu hati, perut kembung |
Faktor Risiko |
Faktor hormon, infeksi H. pylori, gangguan motilitas usus, faktor terkait plasenta, faktor psikologis |
Diagnosis |
Anamnesis, wawancara medis, pemeriksaan penunjang |
Pengobatan |
Sebelum bangun dari tempat tidur, sebaiknya mengonsumsi makanan kering seperti roti dan biskuit; menjaga status nutrisi ; mengonsumsi makanan biasa dalam porsi kecil dan sering; menjaga kecukupan cairan; menggunakan aromaterapi; menjaga sirkulasi udara; terapi obat (bila perlu) |
Obat |
Pyridoxine (vitamin B6), antiemetik |
Komplikasi |
Dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, penurunan berat badan |
Kapan harus ke dokter? |
Mual/ muntah semakin berat, asupan makanan berkurang, berdebar, pusing, pandangan kabur, tanda-tanda dehidrasi |
Pengertian Mual dan Muntah pada Kehamilan
Mual dan muntah pada kehamilan merupakan keluhan yang banyak dirasakan oleh wanita hamil, terutama di awal kehamilan. Keluhan ini dapat berupa kondisi ringan hingga kondisi berat seperti hiperemesis gravidarum.
Mual dan muntah selama kehamilan sering disebut “morning sickness”. Meski demikian, kondisi ini tidak hanya terjadi di pagi hari, melainkan dapat terjadi sepanjang hari. Secara umum, kondisi ini dapat membaik sendiri tanpa perlu obat. Namun, bila kondisi ini mengganggu kualitas hidup, maka terapi obat diperlukan.
Artikel lainnya: 5 Keluhan Ibu Hamil Saat Bekerja
Penyebab Mual dan Muntah pada Kehamilan
Penyebab mual dan muntah pada kehamilan belum diketahui secara pasti. Namun, faktor hormon diduga berperan pada kondisi ini.
Gejala Mual dan Muntah pada Kehamilan
Mual dan muntah pada kehamilan biasanya dimulai pada usia kehamilan 6 - 8 minggu dan umumnya sembuh pada usia kehamilan 16 - 20 minggu. Ada beberapa gejala yang dapat menyertai mual dan muntah selama kehamilan, yaitu:
- Hipersalivasi (air liur berlebihan)
- Nyeri kepala
- Nyeri ulu hati
- Perut kembung
Pada kasus yang cukup berat, wanita hamil dapat merasakan mual dan muntah yang sangat hebat disertai kesulitan makan dan minum. Kondisi ini disebut hiperemesis gravidarum.
Faktor Risiko Mual dan Muntah pada Kehamilan
Penelitian melaporkan bahwa ada beberapa faktor yang berperan terhadap terjadinya mual dan muntah pada kehamilan, yaitu:
1. Faktor hormon
GDF15-GFRAL axis berperan dalam hal ini. Seorang ibu yang mengalami mual dan muntah selama hamil maka putrinya juga berisiko untuk mengalami kondisi tersebut. Selain itu, hormon kehamilan (hCG) juga berperan pada kondisi ini.
2. Infeksi H. pylori
Infeksi H. pylori dapat memperburuk keluhan ini.
3. Gangguan motilitas usus
Wanita yang mengalami keluhan ini mungkin memiliki ritme gelombang lambung yang lambat. Perubahan ritme selama kehamilan dapat disebabkan oleh peningkatan kadar progesteron dan estrogen.
4. Faktor terkait plasenta
Prostaglandin E2 (PGE2) plasenta berperan dalam mekanisme ini, disebabkan oleh efeknya pada otot polos lambung.
5. Faktor psikologis
Tingkat stres dan penyesuaian ibu mungkin berhubungan dengan tingkat keparahan mual dan muntah selama kehamilan.
Artikel lainnya: Mual Muntah Sepanjang Hari saat Hamil, Apa Sebabnya?
Diagnosis Mual dan Muntah pada Kehamilan
Dokter mungkin akan menanyakan keluhan yang dirasakan, waktu muncul keluhan, riwayat keluhan serupa di kehamilan sebelumnya, kualitas hidup, dan hal-hal terkait lainnya. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik.
Sedangkan, untuk pemeriksaan penunjang bergantung pada temuan dari hasil wawancara medis dan pemeriksaan fisik, seperti USG, pemeriksaan darah rutin, elektrolit, dan kadar hormon.
Artikel lainnya: Mengapa Bisa Pusing dan Mual Saat Hamil Muda?
Pengobatan Mual dan Muntah pada Kehamilan
Secara umum, keluhan ini dapat mereda tanpa adanya pengobatan. Upaya yang dapat kamu lakukan di rumah, diantaranya:
- Sebelum bangun dari tempat tidur, sebaiknya mengonsumsi makanan kering seperti roti dan biskuit
- Menjaga status nutrisi dengan cara mengonsumsi makanan yang tinggi protein, rendah lemak dan mudah dicerna
- Mengonsumsi makanan biasa dalam porsi kecil dan sering
- Menjaga kecukupan cairan dengan cara minum air putih yang cukup
- Menggunakan aromaterapi
- Menjaga sirkulasi udara dengan cara membuka jendela untuk menjaga agar udara tetap segar
Bila keluhannya berat dan asupan menjadi terbatas, sebaiknya berobat ke dokter. Terapi yang mungkin diberikan adalah pyridoxine (vitamin B6) dan antiemetik tertentu.
Pencegahan Mual dan Muntah pada Kehamilan
Beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mencegah mual dan muntah selama kehamilan, yaitu:
- Menghindari menyantap makanan dengan jumlah besar pada satu waktu
- Menghindari makanan pedas, gorengan, atau berminyak
- Hindari makanan dengan bau yang menyengat atau makan di tempat yang memiliki bau yang mengganggu
- Mengelola stress dan menerapkan teknik relaksasi
Artikel Lainnya: Mengapa Morning Sickness Bisa Terjadi Saat Malam Hari?
Komplikasi Mual dan Muntah pada Kehamilan
Bila keluhan mual dan muntah semakin parah, maka dapat menimbulkan komplikasi seperti:
- Dehidrasi
- Ketidakseimbangan elektrolit
- Penurunan berat badan
Obat Terkait Mual dan Muntah pada Kehamilan
Kapan Harus ke Dokter?
Kamu sebaiknya berobat ke dokter jika mengalami:
- Keluhan mual dan muntah menjadi semakin berat
- Asupan makanan berkurang
- Keluhan disertai berdebar, pusing, dan pandangan menjadi kabur
- Tanda-tanda dehidrasi, seperti bibir kering, lemas, jarang buang air kecil
Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi mual dan muntah pada kehamilan, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter dan manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.
[LUF]
- Liu C, Zhao G, Qiao D, Wang L, He Y, Zhao M, et al. Emerging Progress in Nausea and Vomiting of Pregnancy and Hyperemesis Gravidarum: Challenges and Opportunities. Front Med (Lausanne). 2022.
- Gadsby R, Ivanova D, Trevelyan E, Hutton JL, Johnson S. British Journal of General Practice. 2020; 70 (697): e534-9.
- Hinkle SN, Mumford SL, Grantz KL, et al. Association of Nausea and Vomiting During Pregnancy With Pregnancy Loss: A Secondary Analysis of a Randomized Clinical Trial. JAMA Intern Med. 2016;176(11):1621–7.
- Crozier SR, Inskip HM, Godfrey KM, Cooper C, Robinson SM; SWS Study Group. Nausea and vomiting in early pregnancy: Effects on food intake and diet quality. Matern Child Nutr. 2017;13(4).
- Zhang H, Wu S, Feng J, Liu Z. Risk Factors of Prolonged Nausea and Vomiting During Pregnancy. Dove Press journal: Risk Management and Healthcare Policy. 2020.