Tetanus Neonatorum
Dokter Spesialis |
Dokter di instalasi gawat darurat, Spesialis terkait: Spesialis anak, Spesialis anak ahli neonatologi |
Gejala |
Bayi tidak dapat menyusu dengan baik, mulut mencucu seperti mulut ikan, ekspresi wajah meringis, sulit bernapas, kejang, leher dan dinding perut menjadi kaku/mengeras, wajah kebiruan, demam |
Faktor Risiko |
Pemotongan/perawatan tali pusat yang tidak steril, persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan/di fasilitas kesehatan, ibu tidak mendapatkan imunisasi tetanus toksoid, riwayat anak sebelumnya yang mengalami tetanus neonatorum |
Diagnosis |
Wawancara medis dengan orang tua, pemeriksaan fisik |
Pengobatan |
Berdasarkan derajat keparahan penyakit |
Obat |
Antitoksin, antibiotik, antispasmodik |
Komplikasi |
Kematian, septikemia, pneumonia, atelektasis, perdarahan di sistem saraf pusat, gagal ginjal |
Kapan harus ke dokter? |
Terdapat gejala dan tanda tetanus neonatorum. |
Pengertian Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada bayi baru lahir (usia kurang dari 28 hari). Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani.
Penyakit tetanus neonatorum menyumbang sekitar 50% kematian perinatal dan 20% kematian bayi. Oleh karena itu, perlu pemahaman tentang penyakit ini, terutama ciri-ciri tetanus neonatorum dan upaya pencegahannya.
Penyebab Tetanus Neonatorum
Penyebab tetanus neonatorum adalah bakteri Clostridium tetani yang menghasilkan zat berbahaya dan menyerang sistem saraf pusat. Zat ini dikenal dengan neurotoksin. Clostridium tetani umumnya terdapat di tanah yang tercemar oleh tinja manusia dan binatang, seperti kotoran domba, sapi, dan kucing.
Kondisi ini ditularkan dengan cara masuknya spora bakteri ke dalam tubuh bayi melalui tali pusat akibat pemotongan atau perawatan tali pusat yang tidak steril. Interval waktu ketika terinfeksi dengan kemungkinan munculnya gejala (masa inkubasi) sekitar 3 hingga 10 hari.
Artikel Lainnya: Cara Merawat Bayi Baru Lahir dengan Benar
Gejala Tetanus Neonatorum
Tanda dan gejala tetanus neonatorum biasanya muncul di hari ke 3 - 28 setelah kelahiran. Berikut tanda dan gejalanya:
- Bayi tidak dapat menyusu dengan baik
- Mulut mencucu seperti mulut ikan
- Ekspresi wajah meringis
- Sulit bernapas
- Kejang dipicu oleh suara, cahaya, dan sentuhan
- Leher dan dinding perut menjadi kaku dan mengeras
- Wajah kebiruan
- Kadang demam
Faktor Risiko Tetanus Neonatorum
Berikut beberapa faktor risiko tetanus neonatorum:
- Pemotongan atau perawatan tali pusat yang tidak steril
- Persalinan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan atau di fasilitas kesehatan
- Ibu tidak mendapatkan imunisasi tetanus toksoid
- Riwayat anak sebelumnya yang mengalami tetanus neonatorum
Diagnosis Tetanus Neonatorum
Dokter akan menentukan diagnosis tetanus melalui wawancara medis dan pemeriksaan fisik. Wawancara medis dapat dilakukan kepada orang tua bayi dengan menanyakan tanda dan gejala yang ditemukan pada bayi, riwayat persalinan, dan status imunisasi tetanus toksoid ibu. Selanjutnya, pemeriksaan fisik pada bayi.
Artikel Lainnya: Kondisi Kulit Bayi Baru Lahir dan Artinya bagi Kesehatan
Pengobatan Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum merupakan kondisi darurat. Bila buah hati mengalami tanda dan gejala di atas, maka segeralah ke instalasi gawat darurat.
Pengobatan tetanus neonatorum dapat dilakukan berdasarkan derajat keparahan penyakit. Secara umum, terapi tetanus neonatorum yang direkomendasikan oleh dokter:
- Terapi antitoksin dengan human tetanus immunoglobulin (HTIG)
- Terapi antibiotik, seperti Metronidazole atau penicillin
- Terapi antispasmodik untuk mengendalikan tonus otot yang kaku dan mengeras, seperti benzodiazepine
- Terapi suportif dengan cara mengurangi rangsangan dari luar, seperti merawat di ruangan yang tenang dan cahaya redup
- Pengobatan sesuai gejala
- Pengobatan sesuai komplikasi
- Perawatan di ruang rawat intensif (Neonatal Intensive Care Unit)
Pencegahan Tetanus Neonatorum
Upaya pencegahan penyakit ini adalah dengan mengendalikan faktor risikonya, seperti:
- Imunisasi tetanus toksoid pada ibu hamil akan membantu selama kehamilan dan persalinan
- Menghadiri antenatal care secara rutin
- Mencari informasi dari sumber yang valid tentang persalinan yang aman dan perawatan tali pusat yang baik
- Persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan atau di fasilitas kesehatan
Komplikasi Tetanus Neonatorum
Berikut komplikasi tetanus neonatorum:
- Kematian
- Septikemia
- Pneumonia
- Atelektasis
- Perdarahan di sistem saraf pusat
- Gagal ginjal
Artikel Lainnya: Bolehkah Bayi Dimandikan Setelah Imunisasi?
Obat Terkait Tetanus Neonatorum
- Antitoksin: human tetanus immunoglobulin (HTIG)
- Antibiotik: Metronidazole, penicillin
- Antispasmodik: benzodiazepine
Kapan harus ke Dokter?
Periksakan buah hati mama dan papa segera ke dokter bila memiliki gejala dan tanda tetanus neonatorum. Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi tetanus neonatorum, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter dan manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.
[LUF]
- Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Surveilans Tetanus Neonatorum. 2021.
- Bae C, Bourget D. Tetanus. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459217/ Accessed 20 June 2023.
- Brook I. Neonatal tetanus. Pediatric Emergency Medicine Journal. 2021.
- WHO. Protecting all against tetanus. 2019.
- Thwaites CL, Beeching NJ, Newton CR. Maternal and neonatal tetanus. Lancet. 2015.
- Trieu HT, Lubis IN, Qui PT, Yen LM, Wills B, Thwaites CL, Sabanathan S. Neonatal Tetanus in Vietnam: Comprehensive Intensive Care Support Improves Mortality. J Pediatric Infect Dis Soc. 2016.