Pengertian
Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) merupakan jenis gangguan kelainan kulit yang sangat berat. Kondisi ini ditandai dengan kerusakan jaringan kulit yang cukup luas, yang dapat berujung pada infeksi berat dan kematian. Tak hanya di kulit, NET juga bisa menyerang organ dalam dan menyebabkan gangguan pernapasan, perdarahan saluran pencernaan, gangguan pada saluran kencing, dan sebagainya.
Kasus NET lebih sering terjadi pada perempuan. NET bisa dialami di segala usia, namun kasus yang paling sering terjadi adalah pada kelompok usia 40–60 tahun. Gangguan kesehatan ini merupakan bentuk gangguan yang sejenis dengan Sindrom Steven-Johnson (SSJ).
Pencetus NET umumnya memang serupa dengan SSJ. Hal yang membedakan adalah kerusakan kulit yang terjadi. Pada NET kerusakan yang ditimbulkan lebih berat daripada SSJ.
Penyebab
Penyebab paling sering Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) adalah reaksi alergi terhadap obat. Semua jenis obat berpotensi menyebabkan NET. Namun di antara semua obat, yang paling sering mencetuskan NET adalah antibiotik (terutama golongan penisilin, sulfa, kloramfenikol, dan kuinolon), obat anti-radang (misalnya parasetamol, ibuprofen, dan asam mefenamat), allopurinol, kortikosteroid, obat anti-epilepsi (misalnya fenobarbital, fenitoin, dan asam valproate), serta obat anti-retrovirus (misalnya nevirapine dan abacavir).
Selain disebabkan oleh reaksi alergi obat, NET juga bisa dicetuskan oleh beberapa hal berikut ini:
- Infeksi, terutama infeksi bakteri mycoplasma pneumonia, virus herpes, dan virus hepatitis A
- Imunisasi
- Transplantasi organ atau sumsum tulang
Namun demikian, bukan berarti semua orang yang menggunakan obat-obatan tersebut, mendapatkan imunisasi, menjalani transplantasi, atau mengalami infeksi, pasti berisiko mengalami NET. Hingga kini, hal spesifik yang mendasari terjadinya NET pada seseorang belum diketahui dengan jelas. Serupa halnya dengan reaksi alergi terhadap zat tertentu yang berbeda pada masing-masing orang, hingga kini belum diketahui dengan jelas mekanisme dan penyebab NET.
Diagnosis
Bila dokter menduga adanya Nekrolisis Epidermal Toksik (NET), maka dokter akan melakukan pemeriksaan fisik menyeluruh dan wawancara lengkap khususnya terkait riwayat konsumsi obat-obatan sebelumnya. Selanjutnya pemeriksaan darah dan pemeriksaan rontgen dibutuhkan untuk menilai komplikasi yang terjadi akibat NET.
Pada pemeriksaan darah, umumnya akan dijumpai kadar sel darah putih yang lebih rendah dari seharusnya akibat infeksi berat. Selain itu, trombosit (keping darah) juga dapat berada dalam kadar yang rendah akibat terjadinya perdarahan. Foto rontgen dada perlu dilakukan bila pasien terlihat sesak napas. Langkah Ini untuk memastikan bila terjadi komplikasi pada paru-paru.
Gejala
Gejala Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) umumnya mulai terjadi beberapa jam hingga beberapa hari setelah mengonsumsi obat tertentu. Pada tahap awal, gejalanya mirip dengan gejala selesma (common cold), berupa demam, batuk, pilek, nyeri otot, nyeri sendi, tidak nafsu makan, mual muntah. Bisa juga disertai dengan keluhan gatal-gatal di kulit dan mata terlihat merah. Keluhan-keluhan ini bisa terjadi selama 1–21 hari.
Tak lama setelah gejala tersebut muncul, umumnya akan muncul lesi di mulut seperti sariawan yang terasa sangat nyeri atau terasa seperti terbakar. Selain itu, mata yang awalnya hanya terlihat merah, mulai terasa kering dan penglihatan bisa jadi mulai kabur karena gangguan pada kornea mata.
Setelah itu, muncul gejala pada kulit. Diawali dengan kulit yang terasa perih atau nyeri, kemerahan, dan hangat jika diraba. Tak lama kemudian akan muncul bintik-bintik kemerahan di kulit yang mirip dengan campak. Bintik tersebut akan berubah menjadi lenting-lenting yang berisi cairan. Jika lenting pecah akan terlihat bahwa lapisan kulit yang paling atas terpisah dari lapisan-lapisan kulit di bawahnya.
Jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat, sering terjadi komplikasi akibat NET yang dapat berujung pada kematian. Komplikasi yang paling sering terjadi adalah:
- Sepsis, yaitu infeksi berat yang terjadi di seluruh tubuh. Kondisi ini menyebabkan sejumlah besar kuman beredar di dalam darah dan dapat menyebabkan tekanan darah turun drastis, denyut jantung terlalu cepat atau terlalu lambat, dan syok.
- Kegagalan organ, dapat berupa kegagalan organ ginjal, hati, otak, jantung, dan paru dalam melakukan fungsinya masing-masing.
- Acute respiratory distress syndrome (ARDS), yaitu kondisi sesak napas yang mengakibatkan kebutuhan oksigen tidak tercukupi, sehingga sel-sel di dalam tubuh kekurangan oksigen, dan perlahan sel tersebut bisa mati
Risiko komplikasi dan kematian lebih tinggi pada kondisi berikut:
- Pasien berusia di atas 40 tahun
- Denyut jantung di atas 120 kali per menit
- Luas permukaan tubuh yang mengalami NET lebih dari 10 persen
- Gula darah tinggi
- Menderita kanker
Pengobatan
Pengobatan Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) harus dilakukan dengan cepat, tepat, dan dilakukan di rumah sakit yang memiliki fasilitas kesehatan yang lengkap. Semakin terlambat ditangani, maka kemungkinan terjadi komplikasi hingga kematian sangat besar.
Penanganan awal yang penting adalah memberikan sejumlah cairan melalui infus untuk memastikan pasien tidak kekurangan cairan dan untuk mencegah syok. Umumnya pasien akan dirawat di ruang isolasi, agar tak mudah tertular infeksi dari pasien lain yang sedang dirawat.
Bagian kulit yang mengalami NET biasanya perlu diolesi larutan salin (larutan garam fisiologis) setiap jam, lalu dilanjutkan dengan diolesi pelembab di atasnya. Hal ini penting untuk mencegah penguapan air yang berlebihan dari kulit. Jika jaringan kulit yang mati cukup luas, tak jarang operasi pengangkatan kulit mati perlu dilakukan untuk mencegah kulit mati tersebut menjadi tempat bersarangnya kuman penyakit.
Untuk mengatasi sariawan di mulut, pasien akan diminta berkumur dengan larutan klorheksidin empat kali sehari. Jika nyeri akibat sariawan tak tertahankan, obat nyeri yang digunakan dengan cara dioles akan diberikan.
Hal yang tak kalah pentingnya adalah pemberian antibiotik untuk mencegah infeksi berat. Antibiotik yang akan diberikan dokter adalah antibiotik spektrum luas yang dapat mematikan berbagai jenis bakteri.
Pengobatan NET umumnya membutuhkan waktu yang lama, bisa selama dua minggu, bisa juga sampai berbulan-bulan. Selain itu, perlu diketahui bahwa tak semua kasus NET dapat sembuh dengan sempurna.
Kadang terjadi gejala sisa pada kulit. Bisa berupa perubahan pigmen kulit (kulit yang pernah mengalami NET bisa berwarna lebih terang atau lebih gelap dari kulit sekitarnya), kuku tidak tumbuh, muncul jaringan parut (scars), kulit menjadi kering, daerah mulut dan vagina rentan mengalami iritasi, dan mata kering.
Pencegahan
Tak semua kasus Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) dapat dicegah. Namun demikian, jika seseorang telah mengetahui dirinya memiliki riwayat alergi terhadap suatu zat atau obat tertentu, maka upayakan untuk menghindari paparan zat tersebut. Ini akan sangat membantu menurunkan risiko mengalami NET.