Rubella
Dokter spesialis | Spesialis penyakit dalam, anak |
Gejala | Demam ringan, pembengkakan kelenjar getah bening di leher belakang atau di belakang telinga, ada ruam kemerahan di kulit, sakit kepala |
Faktor risiko | Bayi, balita, orang dewasa yang tidak tidak diimunisasi rubella, ibu hamil |
Cara diagnosis | Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan antibodi IgM antirubella |
Pengobatan | Terapi simtomatik, istirahat, pola makan sehat |
Obat | Pengobatan simpomatik (acetaminophen, ibuprofen) |
Komplikasi | Radang sendi, infeksi otak, masalah pendarahan, keguguran, bayi meninggal tepat setelah lahir, cacat lahir |
Kapan harus ke dokter? | Jika mencurigai diri atau anak telah terkena rubella. Jika ada tanda-tanda atau gejala yang mirip rubella |
Pengertian
Rubella (campak Jerman) adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus Rubella. Infeksi virus Rubella ini menyerang bagian kulit dan kelenjar getah bening. Oleh karena itu, gejala yang paling sering terlihat adalah ruam.
Umumnya, penyakit ini menyerang anak-anak. Pada anak, biasanya rubella hanya menimbulkan gejala ringan yang tidak mengganggu aktivitas harian.
Namun, infeksi rubella pada ibu hamil lebih berbahaya, karena dapat menimbulkan kecacatan pada janin yang dikandung.
Penyebab
Penyakit rubella disebabkan oleh virus Rubella. Virus tersebut menyebar melalui droplet (percikan air liur) saat penderita rubella batuk, bersin, ataupun berbagi makanan dengan orang yang sehat.
Virus tersebut juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan lendir yang terinfeksi dari hidung dan tenggorokan. Ibu hamil juga dapat menularkannya kepada janin melalui darah.
Orang yang terinfeksi virus rubella punya waktu sekitar satu minggu sebelum timbul ruam. Waktu satu minggu juga yang dibutuhkan sampai ruam menghilang.
Jadi, orang yang terinfeksi dapat menyebarkan penyakit karena tidak menyadari dia memilikinya.
Rubella jarang terjadi di beberapa negara yang warganya sudah divaksinasi sejak usia kanak-kanak.
Di beberapa belahan dunia lain, virus masih aktif dan menjadi hal yang perlu dipertimbangkan sebelum pergi ke luar negeri, terutama jika sedang hamil.
Namun, setelah sekali terkena penyakit ini, tubuh biasanya kebal secara permanen.
Artikel lainnya: Anak Sudah Vaksin, tapi Kenapa Masih Kena Campak?
Faktor Risiko
Bayi dan balita yang tidak mendapatkan imunisasi berisiko tinggi terkena campak Jerman.
Jadi, sangat penting untuk menghubungi dokter jika Anda mencurigai adanya infeksi, terutama jika Anda belum pernah divaksinasi.
Risiko utama lainnya juga didapatkan pada ibu hamil dan janin yang sedang berkembang.
Gejala
Gejala yang menyertai Infeksi penyakit Rubella didahului dengan tanda-tanda sebagai berikut:
- Demam ringan (37–37,8 C) selama 1–2 hari
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher belakang atau di belakang telinga
- Adanya ruam kemerahan di kulit, dimulai dari wajah dan menyebar hingga ke tangan dan kaki. Kadang ruam kemerahan ini terasa agak gatal. Ruam akan hilang dalam waktu 1–3 hari
- Sakit kepala
- Tidak nafsu makan
- Mata merah
- Hidung berair
- Nyeri sendi
Namun demikian, pada orang yang daya tahan tubuhnya baik, rubella sering kali hanya menimbulkan gejala ringan, atau bahkan tak bergejala sama sekali.
Rubella menjadi berbahaya ketika ibu hamil yang terinfeksi karena dapat menimbulkan kecacatan janin.
Bayi yang lahir nantinya berpotensi mengalami congenital rubella syndrome (CRS).
Yaitu, kecacatan bayi akibat infeksi rubella yang ditandai dengan penyakit jantung bawaan, gangguan pendengaran, katarak, retardasi mental, atau gangguan hati dan sumsum tulang.
Diagnosis
Pada umumnya, dokter memerlukan serangkaian pemeriksaan guna mendiagnosis penyakit rubella, yakni:
- Anamnesis atau wawancara medis
- Pemeriksaan fisik secara menyeluruh
- Pada kasus tertentu, kadang diperlukan pemeriksaan antibodi IgM antirubella, yang didapatkan melalui pemeriksaan darah
Pemeriksaan ini berupa kultur virus atau tes darah, yang dapat mendeteksi keberadaan berbagai jenis antibodi rubella dalam darah
Antibodi ini menunjukkan apakah Anda pernah mengalami infeksi baru-baru ini atau sebelumnya akibat vaksin rubella
Artikel lainnya: Kenali Efek Samping Setelah Anak Mendapat Vaksin MR
Pengobatan
Diagnosis dan pengobatan rubella dapat dilakukan oleh dokter spesialis penyakit dalam bagi pasien dewasa, serta dokter spesialis anak bagi pasien bayi dan anak.
Tidak ada pengobatan spesifik yang dapat memperpendek perjalanan infeksi rubella, dan gejalanya biasanya tidak perlu diobati karena sering kali ringan.
Rubella akan sembuh dengan sendirinya dalam 3–5 hari. Tidak diperlukan pengobatan khusus dengan antibiotik misalnya, kecuali terdapat komplikasi infeksi bakteri.
Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan selama masa pengobatan atau pemulihan rubella:
- Untuk menghindari penularan pada orang lain, sebaiknya penderita rubella tidak beraktivitas keluar rumah hingga sembuh atau sampai setidaknya tujuh hari setelah ruam menghilang
- Untuk mengatasi demam dan keluhan pegal-pegal, kamu dapat mengonsumsi obat paracetamol atau ibuprofen sebagai antinyeri ataupun antipiretik
- Dukungan bayi yang lahir dengan sindrom rubella kongenital bervariasi, tergantung pada tingkat masalah bayi. Anak yang memiliki banyak komplikasi mungkin memerlukan perawatan dini
- Istirahat di tempat tidur (bedrest)
- Multivitamin sebagai usaha untuk meningkatkan perbaikan sistem kekebalan tubuh terhadap infeksi yang sedang terjadi
Dokter dapat meresepkan obat-obatan sebagai terapi simtomatik atau sesuai gejala:
- Acetaminophen (paracetamol)
- Ibuprofen
- Multivitamin
Pencegahan
Berikut adalah beberapa cara pencegahan penyebaran Rubella:
- Rubella dapat dicegah dengan imunisasi Rubella. Di Indonesia, imunisasi Rubella diberikan dalam bentuk imunisasi MMR atau MR. Jenis imunisasi ini diberikan pada usia 15 bulan. Kemudian diulangi lagi pada usia 5 tahun
- Bila orang dewasa belum menerima imunisasi ini, imunisasi MR atau MMR juga dapat diberikan pada orang dewasa asalkan tidak sedang hamil. Wanita, sebaiknya tak merencanakan kehamilan dalam 1 bulan pasca-imunisasi rubella
- Menghindari kontak dengan penderita rubella, khususnya jika kamu belum pernah mendapatkan vaksin MMR atau MR
- Mengisolasi atau memisahkan ruang tinggal antara orang atau keluarga terdekat yang dicurigai mengalami rubella
- Menjaga kebersihan diri dengan mencuci tangan, misalnya saat kamu pulang dari bepergian atau melakukan kontak dengan penderita rubella
Artikel lainnya: Ini Persiapan Penting Sebelum Anak Menjalani Vaksinasi MR
Komplikasi
Berikut adalah beberapa komplikasi yang mungkin terjadi akibat penyakit Rubella:
- Menurut penelitian, 70 persen wanita yang terkena rubella mungkin mengalami radang sendi (arthritis). Namun, hal ini jarang terjadi pada anak-anak dan pria
- Dalam kasus yang jarang terjadi, rubella dapat menyebabkan masalah serius, termasuk infeksi otak dan masalah pendarahan
- Komplikasi paling serius dari infeksi rubella adalah bahaya yang dapat ditimbulkan pada janin yang sedang berkembang.
Jika bumil yang tidak divaksinasi terinfeksi rubella, ia dapat mengalami keguguran. Sang bayi juga bisa meninggal tepat setelah lahir
- Usai menularkan virus ke bayi, rubella dapat mengembangkan cacat lahir serius seperti:
- Kehilangan penglihatan dan pendengaran
- Masalah jantung
- Cacat intelektual
- Kerusakan hati ataupun limpa
Kapan Harus ke Dokter?
Hubungi penyedia layanan kesehatan jika kamu mencurigai diri sendiri atau anggota keluarga yang mengalami tanda-tanda mirip Rubella.
Jika kamu sedang mempertimbangkan untuk hamil, periksa catatan vaksinasimu untuk memastikan apakah telah menerima vaksin MMR.
Unduh aplikasi KlikDokter untuk mendapatkan info lainnya seputar penyakit rubella. Kamu juga bisa chat dengan dokter langsung untuk mengetahui kondisi kesehatanmu.
[HNS/NM]
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/rubella/symptoms-causes/syc-20377310
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/rubella
- https://www.mymed.com/diseases-conditions/german-measles-rubella/risk-factors-and-complications-of-german-measles-rubella
- https://www.cdc.gov/rubella/about/complications.html