Hepatitis B
Dokter spesialis |
Spesialis penyakit dalam bagian gastroenterologi dan hepatologi |
Gejala |
Demam, kulit dan mata kuning, urine berwarna gelap, BAB pucat, nyeri perut, nyeri sendi |
Faktor risiko |
Hubungan seks yang tidak aman, penggunaan jarum suntik bergantian, petugas kesehatan, bayi lahir dari ibu yang terinfeksi |
Cara diagnosis |
Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang (tes darah, USG hati, biopsi hati) |
Pengobatan |
Terapi suportif, obat-obatan, transplantasi hati |
Obat |
Antivirus (entecavir, tenofovir, lamivudine, adefovir, telbivudine), injeksi interferon alfa-2b |
Komplikasi |
Sirosis hati, gagal hati, kanker hati, hepatitis fulminan |
Kapan harus ke dokter? |
Merasakan gejala-gejala hepatitis B, berkontak dengan penderita hepatitis B |
Pengertian Hepatitis B
Hepatitis B atau infeksi hati adalah infeksi virus hepatitis B (VHB) pada hati. Virus ini dapat menimbulkan peradangan dan memicu timbulnya berbagai gejala penyakit lain.
Terkadang hepatitis B sulit dikenali karena gejala yang tak selalu langsung muncul. Masa inkubasi virus penyebab infeksi ini berkisar antara 60-150 hari, rata-rata 90 hari. Secara umum, hepatitis B terbagi menjadi dua jenis yang dibagi berdasarkan lama waktu penyakit berlangsung, yaitu akut dan kronis.
Jenis-jenis Hepatitis B
Berikut perbedaan hepatitis B akut dan kronis.
- Hepatitis B akut
Dikatakan hepatitis B akut apabila penyakit ini terjadi kurang dari 6 bulan. Dalam 6 bulan pertama setelah infeksi, sistem imunitas tubuhmu mungkin bisa membersihkan virus dari dalam tubuh dan Kamu dapat pulih. Akan tetapi, infeksi hepatitis B akut dapat berubah menjadi kronis.
- Hepatitis B kronis
Hepatitis B kronis terjadi apabila infeksi berlangsung lebih dari 6 bulan. Kondisi ini terjadi karena sistem imunitas tubuh Kamu tidak dapat melawan virus hepatitis B. Hepatitis B kronis tidak dapat sembuh dan dapat menyebabkan komplikasi serius seperti sirosis dan gagal hati.
Artikel lainnya: Fakta di Balik Mitos Penyakit Hepatitis B
Penyebab Hepatitis B
Penyebab hepatitis B adalah virus hepatitis B. Virus ini ditularkan dari orang ke orang melalui darah, cairan semen, maupun cairan tubuh lainnya. Perlu diketahui, virus hepatitis B tidak menular melalui udara (seperti batuk dan bersin). Beberapa cara penularan hepatitis B yang umum terjadi, antara lain:
- Hubungan seksual
Virus hepatitis B menular lewat hubungan seksual, baik dari vagina, anal, maupun oral. Orang yang memiliki riwayat hubungan seksual tak aman memiliki risiko tinggi untuk tertular hepatitis B.
- Penggunaan jarum suntik bersama
Virus hepatitis B juga mudah menular melalui jarum suntik yang telah terkontaminasi dan digunakan bersama-sama. Selain itu, virus hepatitis B juga dapat menular melalui alat-alat yang tidak steril, misalnya saat membuat tato atau tindik.
- Accidental needle stick
Bagi petugas kesehatan, virus hepatitis B bisa tidak sengaja ditularkan saat tertusuk jarum suntik ataupun dari kontak erat dengan cairan tubuh penderita, seperti darah.
- Ibu ke anak
Ibu hamil dapat menularkan infeksi hepatitis B pada bayi yang dikandung ketika melahirkan. Untuk itu, pastikan ibu hamil selalu memeriksakan diri ke dokter agar dokter dapat memantau kesehatannya.
Faktor Risiko
Penyakit hepatitis B ditularkan melalui darah, cairan semen, dan cairan vagina penderitanya. Ada beberapa kelompok yang memiliki risiko hepatitis B tinggi, seperti:
- Orang yang melakukan hubungan seks tidak aman (tidak memakai kondom, berganti-ganti pasangan)
- Berhubungan seksual dengan sesama laki-laki
- Menggunakan jarum suntik bersamaan
- Tinggal dengan penderita hepatitis B kronis
- Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi hepatitis B
- Petugas kesehatan yang kontak erat dengan darah manusia
- Riwayat bepergian ke daerah yang risiko infeksi hepatitis tinggi, seperti Asia Tenggara dan Afrika
Gejala Hepatitis B
Gejala hepatitis sangat bervariasi. Pada beberapa orang, gejala dapat muncul 1-4 bulan setelah terinfeksi, atau bahkan tidak muncul gejala dan berkembang tanpa disadari. Gejala hepatitis B yang muncul, seperti:
- Nyeri perut
- Urine yang berwarna gelap
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri sendi
- Kehilangan nafsu makan
- Mual, muntah
- Kelelahan
- Lemas
- Kulit dan mata berwarna kuning (jaundice)
- BAB yang berwarna pucat
Diagnosis Hepatisis B
Dalam menegakkan diagnosis hepatitis B, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan berupa wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang. Wawancara medis yang dilakukan meliputi pertanyaan terkait gejala yang muncul dan faktor risiko yang dimiliki penderita.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk membantu memastikan diagnosis. Adapun pemeriksaan penunjang yang dilakukan antara lain:
- Tes darah
Tes darah dilakukan untuk membantu mendeteksi ada tidaknya virus hepatitis B di dalam tubuh dan memeriksa fungsi hati. Cara ini juga dapat membantu menentukan jenis hepatitis yang dialami, apakah akut atau kronis.
- USG hati
Pemeriksaan USG hati juga dilakukan untuk melihat seberapa parah kerusakan hati.
- Biopsi hati
Pada beberapa kasus, dokter akan melakukan biopsi hati, yaitu mengambil sampel jaringan dari organ hati untuk diperiksa di laboratorium. Saat melakukan biopsi hati, dokter akan menggunakan jarum yang kecil dan tipis untuk mengambil jaringan organ hati.
Pada beberapa kasus, hepatitis B tidak menunjukkan gejala sehingga biasanya hepatitis B terdeteksi saat seseorang menjalani medical check up atau skrining penyakit menular seksual.
Artikel lainnya: Gejala dan Cara Mengatasi Hepatitis B pada Anak
Pengobatan Hepatitis B
Pengobatan hepatitis B dibedakan berdasarkan jenisnya. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter spesialis penyakit dalam bagian gastroenterologi dan hepatologi untuk mendapatkan terapi yang sesuai dengan kondisi Kamu.
Kamu bisa berkonsultasi dengan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterologi-Hepatologi lewat layanan Tanya Dokter di KlikDokter.
- Pengobatan hepatitis B akut
Pada hepatitis B akut secara umum tidak ada metode pengobatan khusus. Pasalnya pada kondisi ini, gejala yang muncul umumnya dapat menghilang dengan sendirinya tanpa diberikan terapi khusus.
Untuk mempercepat masa penyembuhan di fase akut ini, dokter akan menyarankan penderitanya untuk beristirahat cukup, mengonsumsi makanan yang bernutrisi serta mencukupi cairan setiap harinya.
Namun, jika gejala yang muncul parah maka dapat dipertimbangkan untuk pemberian antivirus serta perawatan di rumah sakit untuk sementara waktu agar terhindar dari komplikasi yang tidak diinginkan.
- Pengobatan hepatitis B kronis
Apabila virus masih terdeteksi lebih dari 6 bulan melalui pemeriksaan tes darah, orang tersebut menderita hepatitis B kronis. Secara umum jika sudah terdiagnosis hepatitis B kronis akan membutuhkan terapi seumur hidupnya.
Terapi ini diberikan untuk mencegah kerusakan organ hati dan mencegah Kamu menularkan virus kepada orang lain. Terapi obat yang diberikan disesuaikan dengan kondisi penderita atas pertimbangan dokter yang memeriksa.
Berikut beberapa pilihan terapi bagi penderita hepatitis B kronis:
Antivirus
Pemberian obat antivirus pada penderita hepatitis B berguna untuk melawan virus dan membantu mencegah kerusakan organ hati. Contoh antivirus yang digunakan misalnya, Entecavir, Tenofovir, Lamivudine, Adefovir, Telbivudine.
Injeksi interferon
Injeksi interferon alfa-2b (Intron A) menjadi salah satu terapi yang dapat diberikan pada penderita hepatitis B kronis. Interferon alfa-2b ini adalah suntikan yang dibuat untuk membantu tubuh melawan infeksi virus.
Injeksi interferon umumnya diberikan pada penderita hepatitis B usia muda yang tidak ingin menggunakan obat jangka panjang atau pada wanita yang ingin merencanakan kehamilan. Injeksi interferon memiliki efek samping berupa mual, muntah, sesak napas, hingga depresi.
Transplantasi organ hati
Apabila kerusakan hati semakin parah, transplantasi organ hati menjadi pilihan. Prosedur transplantasi hati ini nantinya akan mengganti organ hati penderita yang rusak dengan organ hati donor yang sehat.
Artikel lainnya: Alasan Ibu Hamil Perlu Melakukan Tes Hepatitis B
Pencegahan Hepatitis B
Pencegahan hepatitis B yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan vaksinasi hepatitis B. Vaksinasi tersebut dapat diberikan pada bayi, anak, dan orang dewasa.
- Pada bayi, vaksin hepatitis B diberikan empat kali. Dosis pertama diberikan segera setelah lahir sebelum bayi berumur 24 jam, diikuti dengan dosis lanjutan pada usia 2, 3, dan 4 bulan
- Anak-anak dan orang dewasa yang belum mendapatkan vaksin hepatitis B sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi ini
Selain itu, vaksinasi hepatitis B juga disarankan bagi mereka yang bekerja dan kontak erat dengan darah manusia, seperti dokter, perawat, maupun petugas laboratorium. Selain melakukan vaksinasi hepatitis B, hal-hal yang perlu dilakukan lainnya untuk mencegah hepatitis B adalah:
- Ketahui status kesehatan seksual pasangan Kamu sebelum berhubungan seksual
- Gunakan kondom jika ingin berhubungan seksual
- Hindari penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan berbagi penggunaan jarum suntik
- Hindari menggunakan alat pribadi bersamaan, seperti alat cukur, sikat gigi
- Berhati-hati dalam melakukan tindakan tato dan tindik. Usahakan untuk memilih tempat yang tepercaya dan terjamin kebersihannya
- Bagi petugas kesehatan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan saat bekerja, terutama jika menangani pasien hepatitis B
Komplikasi Hepatitis B
Hepatitis B kronis dan yang tidak mendapatkan penanganan akan meningkatkan komplikasi berupa:
- Sirosis hati
Sirosis hati merupakan salah satu komplikasi hepatitis B yang umumnya terjadi. Peradangan yang diakibatkan virus hepatitis B menyebabkan terbentuknya jaringan parut di hati.
- Kanker hati
Penderita hepatitis B kronis berisiko lebih tinggi untuk mengalami kanker hati.
- Hepatitis B fulminan
Hepatitis B fulminan adalah kondisi sistem imun bereaksi berlebihan dan menyerang organ hati. Akibat kondisi ini, organ hati dapat mengalami kerusakan dan berakhir menjadi gagal hati.
- Gagal hati
Infeksi berat dapat menyebabkan kerusakan organ hati, akibatnya hati kehilangan fungsinya. Pada kondisi ini dibutuhkan segera transplantasi hati untuk membantu menyelamatkan penderita.
Kapan Harus ke Dokter?
Segera ke dokter apabila Kamu memiliki riwayat kontak dengan penderita hepatitis B. Terapi pencegahan dapat diberikan untuk mengurangi risiko infeksi hepatitis B apabila dilakukan dalam 24 jam pertama.
Selain itu, jika Kamu memiliki tanda dan gejala hepatitis B, jangan ragu untuk segera berkonsultasi kepada dokter. Kamu bisa kosultasi dengan dokter menggunakan fitur tanya dokter dan buat janji dokter dengan layanan temu dokter untuk konsultasi yang lebih praktis.
Kamu bisa mendapatkan pemeriksaan kesehatan di fasilitas kesehatan terdekat, dengan cara booking di layanan medis & lab di KlikDokter.
Yuk, #JagaSehatmu dengan mengunduh aplikasi KlikDokter di Google Play dan App Store untuk mendapatkan informasi kesehatan lainnya dan gunakan juga KALStore untuk beli suplemen dan vitamin untuk menjaga kesehatan Kamu.
[HNS/NM]
- https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hepatitis-b/symptoms-causes/syc-20366802
- https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/hepatitis-b
- https://www.cdc.gov/hepatitis/hbv/hbvfaq.htm#treatment
- https://medlineplus.gov/hepatitisb.html