Pengertian
Bufthalmus merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi terjadinya pembesaran bola mata, Kondisi ini sering kali ditemukan pada anak-anak sejak lahir hingga usia tiga tahun. Istilah lain yang dapat digunakan untuk menggambarkan keadaan ini adalah ox eye atau mata sapi. Bufthalmus dapat ditemukan pada salah satu atau kedua bola mata. Pada sekitar 75 persen kasus, pembesaran bola mata dapat ditemukan pada kedua mata.
Pada kondisi normal, diameter kornea rata-rata saat lahir adalah kurang dari 10,5 milimeter. Pembesaran bola mata, yang bisa dinilai dari diameter corneoscleral junction, yang melebihi 12 milimeter dapat menjadi penanda adanya bufthalmus.
Kondisi bufthalmus umumnya sudah muncul sejak lahir. Sayangnya, kondisi ini sering kali tidak disadari hingga anak bertambah besar. Padahal kondisi ini bisa menyebabkan kebutaan pada sekitar 10 persen kasus dan gangguan penglihatan pada sekitar 50 persen kasus.
Penyebab
Bufthalmus umumnya disebabkan oleh glaukoma kongenital. Kelainan ini dapat ditemukan pada 1 dari 10.000 kelahiran. Glaukoma kongenital adalah peningkatan tekanan bola mata yang ditemukan dalam tahun pertama kehidupan anak.
Penyebab glaukoma kongenital belum diketahui sepenuhnya. Ada beberapa teori yang dikemukakan para ahli. Antara lain karena adanya membran atau selaput yang menutupi sudut ruang anterior atau ruang depan mata (disebut membran Barkan), adanya sumbatan pada trabecular meshwork (jaringan spons di dasar kornea yang bertugas sebagai semacam pipa), dan gangguan perkembangan dari ruang anterior dalam rahim. Semua hal tersebut dapat menyebabkan hambatan aliran keluar dari cairan dalam mata, sehingga meningkatkan tekanan bola mata. Tekanan yang tinggi inilah yang menyebabkan pembesaran bola mata (bufthalmus).
Pada kebanyakan kasus, glaukoma kongenital terjadi secara sporadis. Namun, pada beberapa kasus keadaan ini dapat diturunkan secara autosomal resesif atau karena masalah gen. Karena itu, pernikahan antar-saudara dapat meningkatkan risiko terjadinya bufthalmus.
Diagnosis
Bufthalmus dapat didiagnosis dengan melihat kondisi klinis pasien. Namun dapat juga dilakukan beberapa pemeriksaan untuk menunjang diagnosis, seperti:
- Pemeriksaan fungsi penglihatan
- Pemeriksaan diameter kornea: hasil di atas 12,5 milimeter sering kali menandakan abnormalitas, terutama apabila terdapat kondisi asimetri di antara kedua mata
- Pemeriksaan tekanan bola mata (kemungkinan pasien anak perlu dibius)
- Pemeriksaan biomicroscopy atau slit lamp
- Pemeriksaan ophthalmoscopy
- Dan beberapa bentuk pemeriksaan lainnya
Gejala
Beberapa tanda dan gejala bufthalmus yang bisa ditemui, antara lain:
- Epiphora (mata berair)
- Fotofobia (sensitif terhadap cahaya)
- Blepharospasm (spasme atau kontraksi tegang pada kelopak mata)
- Kemerahan pada konjungtiva mata
- Pembesaran kornea dan corneal clouding
- Gangguan penglihatan
Pengobatan
Pengobatan difokuskan pada penurunan tekanan bola mata berlebih dan juga menangani komplikasi yang mungkin timbul. Misalnya gangguan refraksi dan amblyopia.
Sering kali, penurunan tekanan bola mata perlu dilakukan dengan cara pembedahan, seperti geniotomy dan trabeculotomy. Pembedahan diharapkan melancarkan aliran cairan dalam mata (aqueous humour) sehingga dapat menurunkan tekanan bola mata.
Terapi dengan obat-obatan umumnya diberikan bersamaan dengan tindakan pembedahan. Obat-obatan yang mungkin diberikan antara lain carbonic anhydrase inhibitor, beta-bloker, dan analog prostaglandin. Pemeriksaan kembali terhadap efek pengobatan sebaiknya dilakukan dalam 1–2 minggu setelah pemakaian.
Perlu juga dilakukan evaluasi terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi, misalnya miopia, astigmatisme, corneal scarring, dan dislokasi lensa. Semua hal tersebut dapat menyebabkan gangguan penglihatan.
Prognosis bufthalmus sangat tergantung dari usia. Glaukoma yang ditemukan sejak lahir umumnya sulit ditangani dan sering kali menyebabkan kebutaan hingga pada 50 persen kasus. Di sisi lain, glaukoma yang tidak dideteksi dan ditangani, sehingga menyebabkan pembesaran kornea sebesar 14 milimeter juga memiliki prognosis yang buruk.
Sering kali, prognosis baik ditemukan pada glaukoma yang terdeteksi saat anak berusia 3–12 bulan. Pada usia tersebut, umumnya 80–90% kasus menghasilkan kontrol tekanan bola mata yang baik setelah dilakukan pembedahan.
Pencegahan
Karena penyebab bufthalmus belum banyak diketahui dan sering kali ditemukan sejak lahir, maka belum ada cara yang efektif untuk mencegahnya. Pengamatan terhadap bola mata bayi sejak lahir dan kontrol rutin ke dokter anak bisa membantu dikenalinya masalah sedini mungkin. Penanganan segera juga akan mencegah masalah menjadi parah.