Pengertian
Presbikusis adalah penurunan kemampuan mendengar yang terjadi akibat proses penuaan. Walaupun merupakan proses yang normal terjadi, nyatanya tidak semua orang mengalami gangguan ini.
Sekitar setengah dari lansia yang berusia lebih dari 75 tahun diketahui mengalami kelainan ini. Mereka yang berpotensi mengalami presbikusis terutama yang memiliki faktor risiko berikut ini:
- Golongan sosio-ekonomi rendah
- Banyak terpapar lingkungan yang berisik
- Mengonsumsi obat yang bersifat ototoksik atau berpotensi merusak telinga –seperti aminoglikosida, senyawa logam berat dan beberapa jenis obat kemoterapi
- Memiliki kebiasaan merokok
- Memiliki riwayat darah tinggi
- Menderita diabetes
- Memiliki penyakit pembuluh darah
- Memiliki gangguan imunitas
Presbikusis memang tidak berbahaya, namun dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya. Kesulitan komunikasi yang terjadi berpotensi membuat penderitanya mengalami depresi dan tidak semangat dalam menjalani masa tua.
Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis terhadap presbikusis, diperlukan serangkaian wawancara medis mendetail dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Hasil pemeriksaan fisik telinga pasien dengan presbikusis umumnya normal, tidak ada kelainan pada membran timpani.
Gangguan ditemukan ketika diakukan pemeriksaan tambahan berupa:
- Tes berbisik
Tes berbisik dilakukan dengan membisikkan beberapa kata sederhana pada jarak satu lengan di belakang penderita. - Audiometri nada dasar
Penderita dengan presbikusis akan kesulitan mengindentifikasi nada dasar dalam pemeriksaan ini.
Pemeriksaan lain seperti CT-scan atau MRI umumnya tidak diperlukan dalam menentukan diagnosis presbikusis. Pemeriksaan ini hanya dilakukan bila terdapat kecurigaan adanya penyakit lain, seperti tumor.
Penyebab
Banyak hal yang dapat menyebabkan terjadinya presbikusis. Namun penyebab tersering adalah karena penuaan. Namun presbikusis juga bisa terjadi akibat perubahan struktur di telinga tengah ataupun gangguan saraf dalam penghantaran suara ke otak.
Gejala
Karena terjadi perlahan, seorang penderita presbikusis umumnya tidak menyadari bahwa ia menderita gangguan ini. Penyakit ini patut diwaspadai pada mereka yang mengalami:
- Kesulitan mengartikan kata. Penderita dapat mendengar, namun tidak dapat memahami arti kata tersebut
- Berbicara keras
- Mengeluhkan suara denging di telinga atau tinnitus dan kesulitan mendengar nada tinggi
Sayangnya tidak semua orang dengan keluhan tersebut menyadari mereka butuh pengobatan. Gangguan pendengaran dengan berbagai gejala tersebut sering kali membuat penderitanya minder, tidak percaya diri bahkan putus asa dan depresi. Padahal dengan penanganan yang tepat seperti penggunaan alat bantu dengar, seorang dengan presbikusis juga dapat menjalani hidup normal dan dapat memiliki pendengaran yang optimal kembali.
Pengobatan
Penanganan terhadap penderita dengan presbikusis dapat berbeda-beda. Hal ini tergantung dari berat keluhan dan kondisi individu penderita tersebut. Pengobatan yang diberikan dapat berupa:
- Pemberian alat bantu dengar elektronik yang fungsinya memperbesar volume suara
- Implan koklea terutama bila presbikusis yang dialami cukup berat
- Pemasangan alat bantu dengar di tulang belakang telinga
- Penggunaan aplikasi di telepon atau tablet yang dibuat untuk membantu berkomunikasi dengan orang lain
- Lip reading atau speech reading dengan metode khusus yang memungkinkan seorang pasien berkomunikasi dengan melihat gerakan bibir lawan bicaranya
Pencegahan
Untuk mengurangi risiko terjadinya presbikusis di kemudian hari, seseorang sebaiknya:
- Menghindari paparan suara yang terlalu keras
- Tidak memasukkan apa pun ke dalam telinga di luar instruksi dokter
- Segera berobat bila mengalami infeksi telinga
- Mengubah gaya hidup sehat untuk mencegah hipertensi dan diabetes
- Menghindari kebiasaan merokok