Pengertian
Selulitis orbitalis merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi infeksi pada jaringan lunak orbita, terutama bagian posterior septum orbita. Septum orbita merupakan struktur mata yang membatasi bagian anterior (depan) dari orbita (bola mata), yang dikenal juga sebagai kelopak mata. Jika infeksi terjadi pada bagian depan septum orbita, maka disebut dengan selulitis preseptal. Kedua keadaan ini dapat ditemukan terjadi secara bersamaan maupun terpisah.
Secara umum, selulitis orbitalis lebih sering ditemukan pada anak-anak, terutama mereka yang berusia 7–12 tahun. Kondisi ini perlu dikenali sejak dini dan mendapatkan perawatan yang sesuai secepatnya, karena bisa menimbulkan berbagai komplikasi. Bahkan, 11 persen kasus selulitis orbitalis dapat menyebabkan hilangnya penglihatan (buta).
Penyebab
Beberapa penyebab yang dapat menimbulkan selulitis orbitalis adalah:
- Berlanjutnya infeksi pada area sinus paranasal (sekitar hidung) atau struktur di sekitar mata lainnya (wajah, kelenjar air mata, dan sebagainya) yang menyebar.
Berbagai struktur di sekitar mata yang mengalami infeksi dapat menyebabkan penyebaran infeksi hingga timbul selulitis orbitalis. Pada 90 persen kasus, penyebaran ini berasal dari sinusitis ethmoidalis. Infeksi juga dapat berasal dari area gigi dan mulut.
- Infeksi langsung pada mata, misalnya akibat trauma atau pembedahan. Trauma pada mata, baik yang disengaja maupun tidak, dapat menyebabkan masuknya materi yang bisa menginfeksi bola mata.
- Penyebaran infeksi bakteri melalui darah. Penyebab yang paling sering adalah jenis Streptococcus, Staphylococcus aureus, dan Haemophylus influenzae tipe B.
- Paling sering disebabkan oleh jamur jenis Mucor dan Aspergillus.
Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis selulitis orbitalis diperlukan evaluasi menyeluruh yang terdiri dari:
- Anamnesis atau wawancara medis mendetail yang bertujuan untuk menggali informasi seputar tanda dan gejala yang dirasakan, dan kemungkinan penyebabnya (adanya sinusitis, infeksi jaringan sekitar mata, trauma, infeksi gigi, dan sebagainya).
- Pemeriksaan fisik. Diperlukan pemeriksaan mata secara menyeluruh serta pengukuran suhu tubuh.
- Pemeriksaan penunjang, biasanya berupa pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan pencitraan. Pemeriksaan laboratorium misalnya leukositosis pada pemeriksaan darah lengkap, kultur darah untuk menentukan kuman penyebab infeksi, dan pemeriksaan swab pada cairan yang keluar dari hidung. Sedangkan pemeriksaan pencitraan yang biasanya dilakukan seperti CT-scan atau MRI pada mata.
Gejala
Beberapa gejala dan tanda-tanda selulitis orbitalis yang umumnya timbul adalah:
- Berkurangnya pergerakan mata dan terasa nyeri saat menggerakkan mata
- Proptosis (penonjolan abnormal mata)
- Chemosis (pembengkakan pada bagian konjungtiva mata)
- Kemerahan pada mata
- Peningkatan tekanan bola mata
- Demam
- Gangguan atau hilangnya penglihatan
- Rasa lemah atau Lelah
- Nyeri kepala
- Keluarnya cairan dari hidung, bisa berupa cairan purulent (lendir infeksi)
Pengobatan
Pengobatan selulitis orbitalis sering kali membutuhkan rawat inap. Pada kasus yang disebabkan oleh bakteri, biasanya diperlukan pemberian antibiotik melalui pembuluh darah. Penderita juga dapat diberikan obat dekongestan untuk hidung. Setelah selesai rawat inap, umumnya pengobatan antibiotik perlu dilanjutkan selama 1–3 minggu di rumah.
Dokter akan mempertimbangkan tindakan pembedahan untuk drainase sinus, terutama apabila ditemukan hal seperti:
- Respons terhadap terapi antibiotik selama 24–48 jam tidak baik
- Adanya abses intraorbital atau abses subperiosteal (abses dari area rahang yang menyebar ke area kantong mata) yang berukuran besar
- CT-scan menunjukkan kondisi sinus yang tampak opak sepenuhnya
Pada tindakan ini, dokter akan memasang alat drainase yang dapat ditinggalkan hingga beberapa hari sebelum dilepas kembali.
Jika disebabkan oleh infeksi jamur, umumnya akan disarankan agar menjalani pembedahan untuk debridement atau menghilangkan jaringan yang rusak. Selain itu, terapi menggunakan obat-obatan jenis kortikosteroid, baik secara topikal/ digunakan setempat maupun secara sistemik, juga dapat dianjurkan.
Tanpa penanganan yang sesuai, bisa muncul berbagai macam komplikasi. Antara lain orbital apex syndrome dan kebutaan pada mata. Selain efek pada mata, dapat pula muncul komplikasi cavernous sinus thrombosis (penyumbatan pembuluh darah, cukup langka ditemui), abses intracranial (abses pada otak), meningitis, bahkan kematian.
Pencegahan
Gangguan selulitis orbitalis memang tak dapat dicegah begitu saja karena berkaitan dengan infeksi yang bisa menyerang kapan saja. Kenali dan segera minta pertolongan dokter bila terjadi tanda infeksi di seputar hidung, telinga, tenggorokan, dan mata yang tampak cukup parah.
Menjaga daya tahan tubuh tentu sangat dianjurkan untuk menghalau kuman penyakit. Jaga pula kebersihan dan kesehatan mata dengan tidak sembarangan mengucek-ucek mata dengan tangan kotor, membersihkan dan mengganti lensa kontak sesuai aturan, dan pastikan mata cukup beristirahat.