Kecanduan Nikotin
Dokter Spesialis |
Kejiwaan |
Gejala |
Tidak bisa berhenti menggunakan tembakau, mengalami gejala putus obat, tetap menggunakan nikotin meski ada komplikasi penyakit, menggunakan nikotin walau banyak dampak negatif |
Faktor risiko |
Usia, genetik, gangguan mental, lingkungan, penyalahgunaan NAPZA dan alkohol |
Cara diagnosis |
Wawancara lengkap, pemeriksaan fisik, pemeriksaan darah lengkap |
Pengobatan |
Obat-obatan, terapi pengganti nikotin, perubahan gaya hidup, hipnosis, akupunktur, minyak esensial |
Obat |
Antidepresan |
Komplikasi |
Penyakit saluran pernapasan, penurunan sistem kekebalan tubuh, diabetes, jantung dan pembuluh darah, kanker, infertilitas, impotensi |
Kapan harus ke dokter? |
Merasa sulit melepaskan diri dari nikotin |
Pengertian
Kebiasaan merokok berbahaya bagi tubuh antara lain karena dapat menyebabkan kecanduan nikotin, zat beracun di dalam tembakau.
Saat seseorang mengonsumsi tembakau, otak akan melepaskan dopamin, zat kimia yang memberikan rasa bahagia. Karena itulah, mengonsumsi tembakau membuat tubuh dan pikiran akan merasa bahagia sementara.
Selain itu, nikotin juga memberi efek mengurangi kecemasan, membuat nyaman, meningkatkan konsentrasi, serta menurunkan selera makan.
Sayangnya, zat ini dapat menimbulkan kecanduan dan bahkan berisiko memicu beragam gangguan kesehatan di kemudian hari.
Beberapa komplikasi dari mengonsumsi tembakau antara lain kanker paru-paru, emfisema, bronkitis kronis, leukemia, penyakit jantung, stroke, diabetes, infeksi saluran napas, penyakit gigi dan mulut, dan juga penuaan dini.
Kebiasaan mengonsumsi tembakau juga bisa menimbulkan masalah infertilitas, impotensi, keguguran dan komplikasi kehamilan.
Artikel lainnya: Daftar Racun Berbahaya dan Mematikan dalam Rokok
Penyebab
Penyebab kecanduan nikotin biasanya dipicu oleh kebiasaan merokok tembakau. Asap rokok yang masuk ke paru-paru, lantas melepaskan nikotin ke otak dan dalam darah.
Selanjutnya, nikotin akan meningkatkan serta melepaskan zat kimia dopamin di dalam otak. Zat ini yang memicu peningkatan suasana hati, rasa nyaman, dan senang. Efek tersebutlah yang membuat candu.
Kecanduan nikotin bisa terjadi secara fisik, mental, dan perilaku. Kecanduan fisik membuat seseorang ingin mengonsumsi zat tersebut.
Sementara itu, kecanduan mental membuat orang tersebut ingin merasakan lagi efek “menyenangkan” dari nikotin.
Kecanduan perilaku membuat seseorang bergantung dan terbiasa dengan perilaku menggunakan tembakau, seperti setelah makan atau ketika stres.
Faktor Risiko
Siapa pun yang menggunakan nikotin akan berpotensi mengalami kecanduan. Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko, seperti:
Usia
Semakin muda usia seseorang merokok, semakin besar kemungkinan mengalami kecanduan nikotin saat dewasa nanti.
Genetik
Faktor genetik dapat memengaruhi reseptor otak untuk merespons otak dalam dosis yang tinggi sehingga kemungkinan kecanduan akan besar.
Gangguan Mental
Terdapat banyak penelitian yang mengaitkan antara gangguan mental dengan kebiasaan merokok sampai menjadi ketergantungan terhadap nikotin.
Lingkungan
Lingkungan di sekitar rumah yang dikelilingi orang-orang yang merokok akan memengaruhi anak sejak kecil terhadap nikotin.
Penyalahgunaan NAPZA dan Alkohol
Orang yang sudah mengalami penyalahgunaan NAPZA dan alkohol akan berkaitan juga dengan kebiasaan merokok.
Artikel lainnya: Mereka yang Berjuang Lepas dari Belenggu Candu Rokok
Gejala
Gejala kecanduan nikotin antara lain adalah:
- Tidak bisa berhenti menggunakan produk tembakau
- Mengalami gejala putus obat ketika berhenti menggunakan nikotin, seperti iritabilitas, kecemasan, serta gejala fisik seperti sakit kepala dan kelelahan
- Punya keinginan untuk menggunakan nikotin meski sudah mengalami komplikasi pada kesehatan atau berdampak negatif pada kehidupan
- Menghindari lingkungan bebas rokok
Apabila penderita tidak dapat merokok dalam beberapa waktu, akan muncul gejala-gejala sebagai berikut:
Diagnosis
Dokter biasanya dapat menduga adanya kecanduan nikotin dari gejala dan wawancara medis mendetail. Dokter akan mencari tahu seberapa parah tingkat kecanduan.
Biasanya tidak dibutuhkan pemeriksaan penunjang untuk menetapkan diagnosis kecanduan nikotin.
Meski demikian, penting untuk melakukan pemeriksaan lengkap dan penunjang guna mencari tahu apakah sudah terjadi komplikasi kesehatan pada penderita.
Pengobatan
Mengobati kecanduan nikotin merupakan suatu tantangan karena tidak mudah. Penderita harus memiliki keinginan kuat untuk berhenti mengonsumsi nikotin dan mengubah kebiasaan serta perilaku.
Terapi untuk kecanduan nikotin paling baik adalah kombinasi dari beberapa terapi di bawah ini:
Obat-obatan
Obat yang dapat digunakan adalah antidepresan. Obat tersebut dapat memperbaiki suasana hati penderita.
Terapi Pengganti Nikotin
Terapi pengganti nikotin dapat mengurangi gejala kecanduan secara perlahan. Pengganti
nikotin tersedia dalam bentuk koyo, permen karet, tablet isap, semprotan hidung, atau inhaler
Grup Pendukung
Grup pendukung secara langsung ataupun virtual penting untuk mendukung niat penderita untuk berhenti merokok.
Perubahan Gaya Hidup
Perubahan gaya hidup juga penting dalam usaha untuk bebas dari nikotin.
Misalnya, berolahraga teratur, membuang semua produk tembakau, konsumsi camilan agar menghilangkan keinginan mengonsumsi nikotin, hindari berdekatan dengan perokok lain, dan mengonsumsi makanan sehat.
Terapi Alternatif
Terdapat beberapa pilihan alternatif lainnya, seperti hipnosis, akupunktur, herbal, dan minyak esensial.
Artikel lainnya: Cara Mudah Singkirkan Sisa Nikotin dalam Tubuh
Pencegahan
Cara mencegah kecanduan nikotin adalah dengan menghindari pemicu utamanya, yaitu rokok.
Alihkan keinginan merokok dengan melakukan kebiasaan positif, seperti berolahraga, melakukan hobi, dan lainnya.
Komplikasi
Paparan nikotin terus-menerus dan dalam dosis yang tinggi tentu dapat merusak organ-organ tubuh seiring waktu. Hal ini karena di dalam zat nikotin terdapat 60 jenis zat kimia yang berbahaya untuk tubuh.
Berikut beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada tubuh saat kecanduan nikotin:
- Infeksi saluran pernapasan, termasuk infeksi, mudah terserang flu dan batuk, serta berisiko menderita penyakit paru kronis saat usia lanjut
- Penurunan imunitas
- Diabetes tipe 2 dan rentan terjadi komplikasi penyakit diabetes yang menyerang berbagai organ di dalam tubuh
- Penyakit jantung dan pembuluh darah
- Infertilitas dan impotensi
- Lebih berisiko terkena berbagai jenis kanker. Rokok menjadi penyebab 30 persen dari semua kematian akibat kanker, termasuk kanker mulut dan kerongkongan, kanker laring, kanker faring, kanker pankreas, kanker ginjal, kanker serviks, kanker darah.
Kapan Harus ke Dokter?
Apabila penderita sudah merasakan gejala-gejala kecanduan nikotin dan rokok dan tidak bisa lepas dengan bantuan diri sendiri, segera konsultasi ke dokter.
Konsultasi kini lebih mudah dengan menggunakan layanan Tanya Dokter. Jangan tunggu sakit, #JagaSehatmu dari sekarang.
[HNS]
National Library of Medicine. Nicotine Addiction. Diakses Juli 2022
Prochaska, J.J., & Benowitz, N.L. (2016). The Past, Present, and Future of Nicotine Addiction Therapy. Annual Review of Medicine, 67, pp. 467–48. Diakses Juli 2022
WebMD (2019). Smoking Cessation. How to Quit Smoking. Diakses Juli 2022