Pengertian
Narsistik merupakan jenis kepribadian yang ditandai dengan merasa diri lebih penting dari orang lain, kurang peduli terhadap lingkungan sekitar, dan mudah cemburu terhadap keberhasilan orang lain.
Narsistik dapat berupa ciri kepribadian, dapat pula berupa gangguan kepribadian. Hal yang membedakan adalah pada ciri kepribadian narsistik, orang yang mengalaminya dan orang di sekitarnya tidak merasa terganggu dengan kepribadian tersebut.
Sementara itu, pada gangguan kepribadian narsistik, si penderita mengalami gangguan dalam berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya. Tulisan ini akan lebih membahas mengenai gangguan kepribadian narsistik.
Artikel Lainnya: Narsis dan Percaya Diri Itu Beda Lho, Begini Perbandingannya
Gejala
Gangguan kepribadian narsistik umumnya dimulai saat seseorang menginjak dewasa, yaitu pada usia sekitar 17 tahun. Gejala utama yang ditunjukkan adalah merasa dirinya hebat dan tidak mempedulikan orang lain.
Hal ini terjadi terus menerus. Orang yang mengalami gangguan kepribadian narsistik merasa dirinya paling penting di dunia, sehingga orang lain dianggap tidak penting.
Orang yang mengalami gangguan kepribadian ini umumnya terlihat sombong, mudah merendahkan orang lain, dan sering menggurui orang lain. Ia umumnya sering mengeluh terhadap pelayanan orang lain, misalnya asisten rumah tangga atau pelayan restoran yang ditemui.
Artikel Lainnya: Cara Menghadapi Orang Narsis
Penyebab
Hingga saat ini, penyebab narsistik belum diketahui secara pasti. Namun diduga bahwa faktor biologis, genetik, dan sosial mempengaruhi seseorang hingga mengalami gangguan kepribadian narsistik.
Sikap dan cara orang tua memperlakukan anak pada masa kecilnya sangat memengaruhi terbentuknya kepribadian narsistik saat anak dewasa. Selain itu, orang yang tidak tahan dalam tekanan cenderung lebih rentan mengalami gangguan kepribadian ini.
Artikel Lainnya: Mengapa Sulit Mengakhiri Hubungan dengan Orang Narsis?
Diagnosis
Adanya dugaan gangguan kepribadian narsistik harus dipastikan oleh psikiater atau psikolog.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, seseorang diduga mengalami gangguan narsistik bila didapatkan gejala berupa memiliki imajinasi atau perilaku yang menunjukkan bahwa ia lebih superior daripada orang lain (merasa lebih cantik, lebih hebat, lebih penting), ingin selalu dipuji dan dihargai, serta kurang mempedulikan orang lain.
Lebih lanjut, diagnosis gangguan kepribadian narsistik dipastikan bila setidaknya ditemukan lima atau lebih gejala berikut ini:
- Memiliki sikap atau perilaku yang berlebihan dalam membesar-besarkan dirinya sendiri. Misalnya, merasa sangat mahir menyanyi padahal suaranya tidak merdu.
- Memiliki pikiran terus menerus bahwa dirinya adalah orang yang sangat sukses, memiliki pengaruh terhadap banyak hal, sangat pintar, dan disukai banyak orang
- Meyakini kalau dirinya sangat istimewa sehingga hanya mau berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki status sosial ekonomi yang tinggi.
- Selalu ingin dipuji secara berlebihan.
- Merasa berhak atas segala sesuatu melebihi orang lain.
- Memanfaatkan orang lain untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri,
- Kurang berempati terhadap orang lain, tidak mampu mempedulikan perasaan dan kebutuhan orang lain.
- Mudah cemburu terhadap orang lain, atau meyakini bahwa banyak orang yang cemburu terhadap dirinya.
- Arogan
Artikel Lainnya: Kenali Dampak Orang Tua Narsis pada Kesehatan Mental Anak
Pengobatan
Orang yang mengalami gangguan kepribadian narsistik jarang mencari pertolongan atau pengobatan atas inisiatif sendiri.
Hal ini disebabkan karena pada umumnya ia merasa tidak ada masalah dengan dirinya. Biasanya, keluarga atau orang terdekat yang menganjurkan dan membawanya berobat.
Pengobatan narsistik membutuhkan waktu lama, dan kerjasama yang baik dari pasien. Pengobatannya dilakukan oleh psikiater. Beberapa jenis pengobatan yang dilakukan adalah:
- Psikoterapi
Orang yang mengalami narsistik umumnya meyakini bila dirinya sempurna dan lebih unggul dari orang lain. Persepsi ini yang secara perlahan akan diubah melalui psikoterapi.
Secara perlahan, psikiater akan menolong penderita supaya berpikir lebih realistis, menyadari bahwa setiap manusia memiliki kekurangan, dan mengajarkan empati kepada orang lain.
- Terapi kelompok
Pada terapi kelompok, pengobatan dilakukan oleh psikiater bersama dengan beberapa pasien. Di sini, interaksi antar pasien diandalkan untuk ‘menghancurkan’ ego satu sama lain, dan bersikap suportif untuk bersama-sama mengatasi gangguan kepribadian yang dialami.
Obat-obatan tidak lazim digunakan untuk mengatasi gangguan kepribadian ini.
Artikel Lainnya: Narsis, Benarkah Terjadi karena Pengaruh Usia?
Pencegahan
Hingga saat ini belum ada pencegahan yang direkomendasikan untuk mencegah terjadinya gangguan kepribadian narsistik. Namun mendidik anak dengan baik sejak kecil dapat mengurangi risiko terjadinya gangguan kepribadian ini.
Kebiasaan menempatkan anak sebagai sosok yang paling hebat dan paling harus diutamakan harus dihindari agar ia tak tumbuh menjadi orang narsistik.