Prediabetes
Dokter spesialis |
Spesialis penyakit dalam |
Gejala |
Warna kulit jadi gelap di leher, selangkangan, ketiak, cepat haus, cepat lapar, sering buang air kecil |
Faktor risiko |
Obesitas, riwayat keluarga diabetes, kurang aktif gerak |
Cara diagnosis |
Pemeriksaan GDP, TTGO, dan HbA1c |
Pengobatan |
Perubahan gaya hidup menjadi lebih sehat |
Obat |
Obat penurun gula darah (metformin) |
Komplikasi |
Diabetes mellitus tipe 2, penyakit jantung, kerusakan ginjal, kerusakan saraf, kebutaan, amputasi |
Kapan harus ke dokter? |
Memiliki faktor risiko dan gejala prediabetes |
Pengertian
Prediabetes atau borderline diabetes adalah kondisi kadar gula darah yang melebihi batas normal, tapi belum terlalu tinggi untuk dapat dimasukkan dalam kategori penyakit diabetes melitus.
Kondisi metabolik ini berhubungan erat dengan obesitas. Jika tidak terdiagnosis dan tidak diobati, prediabetes dapat berkembang menjadi diabetes mellitus tipe 2. Selain itu, risiko penderita terkena penyakit jantung dan stroke juga meningkat.
Sementara itu, kondisi prediabetes dibagi menjadi dua, yaitu:
- Gula darah puasa terganggu (GDPT), ketika kadar gula darah puasa lebih tinggi dari normal
- Toleransi glukosa terganggu (TGT), di saat kadar gula darah setelah makan lebih tinggi dari normal
Artikel lainnya: Penyebab Prediabetes dan Diabetes Tipe 2 Sering Tidak Terdiagnosis
Penyebab
Penyebab prediabetes adalah adanya masalah dengan insulin, yakni hormon yang membantu glukosa masuk ke dalam sel dan memberi energi untuk tubuh.
Gangguan pada insulin bisa berupa:
- Kerja hormon insulin untuk mengontrol gula darah terganggu
- Jumlah hormon insulin tidak cukup
- Tubuh tidak merespons terhadap insulin dengan benar
Faktor Risiko
Yang menjadi faktor risiko kondisi prediabetes antara lain:
- Berat badan berlebih atau obesitas
- Riwayat keluarga dengan diabetes
- Memiliki tekanan darah tinggi, kadar HDL rendah atau trigliserida tinggi
- Usia di atas 40 tahun
- Melahirkan anak dengan berat badan lebih dari 4 kg
- Kurang aktif bergerak
- Memiliki PCOS (polycystic ovarian syndrome)
- Mengonsumsi terlalu banyak makanan tidak sehat, seperti daging merah berlemak, makanan manis, makanan kemasan, minuman bersoda
- Merokok
Gejala
Banyak orang tidak sadar kalau mereka menderita prediabetes. Biasanya, kondisi ini tidak menunjukkan gejala yang khas.
Biasanya, gejala prediabetes ditampakkan dengan warna kulit menjadi gelap di beberapa bagian tubuh, seperti belakang leher, ketiak, dan selangkangan.
Agar lebih waspada, kamu harus tahu ciri-ciri prediabetes ketika sudah berubah menjadi diabetes mellitus, yakni:
- Rasa haus yang meningkat
- Sering buang air kecil
- Cepat merasa lapar
- Kelelahan
- Penglihatan kabur
- Kesemutan atau mati rasa di kaki atau tangan
- Luka yang sulit sembuh
- Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya
Artikel lainnya: Menu dan Pola Makan untuk Meringankan Gejala Diabetes
Diagnosis
Untuk mendeteksi penyakit prediabetes, diperlukan tes darah kadar gula darah saat puasa atau kadar HbA1c.
Kamu dapat didiagnosis prediabetes apabila:
- Kadar glukosa darah puasa: 100 mg/Dl–125 mg/dL
- HbA1c (rata-rata kadar gula darah 2–3 bulan terakhir): 5,7 – 6,4 persen
Jika terdapat gejala diabetes tapi kadar HbA1c lebih rendah dari 42 mmol/mol, tes toleransi glukosa oral dapat direkomendasikan.
Toleransi glukosa terganggu ketika hasilnya 140 mg/dL–199 mg/dL.
Pengobatan
Prediabetes bisa sembuh dan tidak berkembang menjadi diabetes bila kamu memodifikasi gaya hidup menjadi lebih sehat.
Beberapa cara yang bisa dilakukan seperti:
1. Mengontrol Berat Badan
Berat badan (BB) berlebih akan meningkatkan risiko prediabetes untuk menjadi DM. Menurunkan BB walaupun hanya 5–10% akan membuat perubahan yang signifikan.
2. Perubahan Diet
Konsumsilah protein yang rendah lemak, sayuran dan biji-bijian. Batasi jumlah kalori terutama karbohidrat dan gula.
Makan makanan yang tinggi akan serat akan membantu kamu merasa lebih cepat kenyang dan tidak makan terlalu banyak.
3. Menambah Aktivitas Fisik sebagai Gaya Hidup
Olahraga secara teratur minimal 30 menit sehari, seperti bersepeda, berenang, atau jalan cepat saja sudah cukup untuk mencegah serta mengelola diabetes.
4. Berhenti Merokok
Merokok adalah salah satu pantangan prediabetes. Pasalnya, kebiasaan buruk ini dapat meningkatkan cara kerja insulin, sehingga kadar gula bisa terkontrol dengan baik.
5. Kontrol Kolesterol dan Tekanan Darah
Tekanan darah dan kolesterol yang tinggi dapat menjadi faktor risiko prediabetes. Jadi, usahakan agar keduanya tetap normal untuk menghindari timbulnya diabetes.
6. Konsumsi Obat Penurun Gula Darah
Dokter dapat meresepkan obat penurun gula darah, seperti metformin, jika kamu dinilai berisiko tinggi terkena diabetes mellitus.
Artikel lainnya: 10 Ciri Gula Darah Tinggi yang Harus Diwaspadai
Pencegahan
Prediabetes yang dideteksi dini dapat diatasi dan dicegah agar tidak berkembang menjadi DM tipe 2.
Pencegahan yang bisa kamu lakukan meliputi:
- Konsumsi makanan rendah lemak, rendah kalori, dan tinggi serat
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Olahraga secara rutin
- Istirahat yang cukup
- Kelola stres dengan baik
- Memeriksa kadar gula darah secara rutin
- Berhenti merokok
Komplikasi
Jika tidak diatasi dengan baik, prediabetes bisa menjadi diabetes mellitus tipe 2 dan dapat menyebabkan komplikasi berupa:
- Kolesterol tinggi
- Kerusakan ginjal
- Kerusakan saraf
- Tekanan darah tinggi
- Penyakit jantung
- Kebutaan
- Kehilangan anggota tubuh (amputasi)
Kapan Harus ke Dokter?
Jika kamu merasa memiliki risiko terkena prediabetes dari faktor risiko dan gejala yang disebutkan di atas, segeralah bertemu dokter untuk diperiksa kadar gula darah.
Konsultasikan kesehatan kamu langsung dengan dokter di fitur Tanya Dokter KlikDokter online. Jangan tunggu sakit memberat ya. #JagaSehatmu setiap hari.
[HNS/NM]
- My.clevelandclinic. Diakses Oktober 2022. Prediabetes
- Mayoclinic. Diakses Oktober 2022. Prediabetes
- CDC.gov. Diakses Oktober 2022. Prediabetes – Your Chance to Prevent Type 2 Diabetes
- Diabetes.org. Diakses Oktober 2022. Prediabetes. (n.d)
- Bansal N. (2015). Prediabetes diagnosis and treatment: A review. World journal of diabetes, 6(2), 296–303
- Tuso P. (2014). Prediabetes and lifestyle modification: time to prevent a preventable disease. The Permanente journal, 18(3), 88–93