Flu Perut (Gastroenteritis)
Dokter Spesialis | Spesialis Penyakit Dalam |
Gejala | Diare, diare berdarah, mual, muntah, kram perut, demam ringan (37.70 C), sakit kepala, nyeri otot |
Faktor Risiko | Anak, lansia, anak sekolah atau penghuni asrama, penderita HIV/AIDS, pasien diabetes, pasien kemoterapi |
Cara Diagnosis | Wawancara medis, pemeriksaan fisik, analisis tinja, dan pemeriksaan anus dengan jari (digital rectal exam) |
Pengobatan | Terapi suportif dan simptomatik seperti Antidiare, Antimual, Antipiretik, Oralit dan suplemen Probiotik |
Obat | Loperamide, bismuth subsalicylate, attapulgite, Ondansentron, domperidon, Paracetamol, Ibuprofen, Oralit dan suplemen probiotik |
Komplikasi | Dehidrasi, perubahan kesehatan pencernaan, IBS Pasca Infeksi, Kolitis dan Crohn Disease |
Kapan harus ke dokter? | Diare terus-menerus selama lebih dari 24 jam, muntah lebih dari dua hari, muntah darah, dehidrasi, darah di feses, nyeri perut berat, demam 40 derajat Celsius |
Pengertian Flu Perut
Flu perut merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai gejala yang timbul akibat peradangan pada saluran cerna.
Meski disebut flu perut, keadaan ini sebenarnya tak berhubungan dengan virus influenza, yang biasanya berkaitan dengan gejala saluran pernapasan.
Kondisi ini juga berbeda dengan keracunan makanan, walaupun dapat memberikan gejala yang serupa.
Beberapa istilah lain yang sering kali digunakan untuk menggambarkan kondisi ini adalah gastroenteritis dan stomach flu.
Penyebab Flu Perut
Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan flu perut, baik yang menular maupun tidak menular. Berikut penjelasannya.
- Penyebab flu perut yang menular adalah virus, bakteri, dan parasit. Kondisi ini dapat menyebar melalui rute fekal oral dan bila mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Penjelasannya sebagai berikut.
- Virus merupakan penyebab paling sering dari gastroenteritis. Virus penyebab penyakit ini antara lain Norovirus, Rotavirus, dan sebagainya.
- Bakteri juga bisa menyebabkan flu perut. Contohnya, Staphylococcus, Salmonella, Shigela, dancoli.
- Contoh parasit yang menyebabkan flu perut adalah Giardia, Cryptosporidium, dan Entamoeba.
- Flu perut bisa juga disebabkan keadaan tidak menular, meski lebih jarang. Contohnya, alergi terhadap makanan, efek samping obat, dan tertelan racun.
Artikel Lainnya: Penyakit Serius Ini Berawal dari Sakit Perut
Faktor Risiko Flu Perut
Gastroenteritis dapat menyerang semua orang dari segala usia. Namun, beberapa kelompok mungkin lebih rentan terhadap gastroenteritis, yakni:
Usia anak
Anak-anak di pusat penitipan anak atau sekolah dasar mungkin sangat rentan karena sistem kekebalan anak yang rendah.
Lansia
Sistem kekebalan orang dewasa yang lebih tua cenderung menjadi rendah.
Anak Sekolah atau Penghuni Asrama
Di mana pun sekelompok orang berkumpul dalam jarak dekat, dapat menjadi lingkungan yang baik bagi infeksi usus untuk ditularkan.
Orang dengan Sistem Kekebalan Tubuh Lemah
Jika daya tahan seseorang terhadap infeksi rendah, misalnya penderita HIV/AIDS, pasien kemoterapi, atau kondisi medis lain, ia mungkin sangat berisiko.
Gejala Flu Perut
Gejala flu perut dapat muncul akut (berlangsung sementara, umumnya 2 hari), maupun kronis (berlangsung hingga berbulan-bulan).
Gejala akut sering kali disebabkan infeksi virus, sementara gejala kronis dapat disebabkan alergi makanan.
Beberapa gejala yang mungkin dikeluhkan adalah:
- diare, jika flu perut disebabkan bakteri maka gejalanya dapat berupa diare berdarah
- mual dan muntah
- kram perut
- demam ringan (37.70 C)
- sakit kepala
- nyeri otot
Penting untuk diperhatikan bahwa gejala diare dan muntah akan menyebabkan banyak cairan tubuh terbuang.
Oleh karena itu, dapat timbul komplikasi seperti ketidakseimbangan elektrolit ataupun dehidrasi pada penderita flu perut.
Artikel Lainnya: Penyebab Sakit Perut Setelah Makan
Diagnosis Flu Perut
Untuk menentukan diagnosis flu perut, umumnya cukup dilakukan melalui beberapa prosedur seperti:
- anamnesis atau wawancara medis mendetail seputar riwayat keluhan dan riwayat keadaan medis
- serangkaian pemeriksaan fisik, seperti tanda-tanda vital, dan pemeriksaan area abdomen (perut)
- pemeriksaan penunjang, seperti analisa tinja, dapat membantu menentukan penyebab dari gejala gastroenteritis yang dirasakan
- pemeriksaan anus dengan jari (digital rectal exam) digunakan untuk memeriksa darah atau lendir di dalam rektum dan untuk mencari sumber masalah di sekitar anus.
Pengobatan Flu Perut
Sering kali flu perut sembuh dengan sendirinya, terutama apabila disebabkan oleh virus. Biasanya, cara mengobati flu perut yang dibutuhkan hanya pengobatan simtomatik saja seperti:
- antidiare: loperamide, bismuth subsalicylate, dan attapulgite
- antimual: ondansetron, domperidon, promethazine, vitamin B-6
- antipiretik: paracetamol dan ibuprofen
- oralit
- suplemen probiotik
Namun, jika tidak ada perbaikan, kamu bisa menghubungi dokter spesialis penyakit dalam.
Beberapa hal yang penting diperhatikan saat terkena flu perut adalah sebagai berikut.
- Perhatikan asupan cairan yang cukup untuk menghindari dehidrasi. Cairan seperti air, oralit, atau kaldu bening baik jika diminum saat terkena flu perut.
- Hindari minuman yang mengandung kafein, cokelat, dan alkohol.
- Jika keluhan mual mengganggu, usahakan minum sedikit-sedikit tapi sering.
- Beristirahatlah lebih banyak. Istirahat yang lebih cukup dapat memperbaiki sistem kekebalan tubuh seseorang, guna mempercepat penyembuhan.
- Cobalah obat antidiare. Penderita pada usia dewasa disarankan mengonsumsi loperamide (Imodium A-D) atau bismut subsalisilat (Pepto-Bismol, lainnya) untuk memperbaiki gejala. Namun, hindari ini jika kamu mengalami diare berdarah atau demam, yang bisa jadi tanda kondisi lain.
- Beberapa orang mengalami perburukan gejala jika mengonsumsi produk susu (dairy), makanan berserat, tomat, makanan berlemak, dan makanan pedas. Sedapat mungkin, hindari jenis makanan ini sementara waktu.
- Banyak ahli medis merekomendasikan konsumsi BRAT, yaitu banana (pisang), rice (nasi), apple sauce (saus apel), dan toast (roti bakar) saat terkena flu perut.
- Jahe diketahui dapat membantu mengurangi peradangan dan mual, mint untuk mengurangi kembung, serta chamomile untuk relaksasi otot dan mengurangi peradangan.
Pencegahan Flu Perut
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah flu perut adalah:
- rutin mencuci tangan, terutama sebelum mengolah makanan dan setelah menggunakan toilet
- mencuci buah dan sayur sebelum diolah dan memasak makanan hingga matang
- orang yang sedang sakit sebaiknya tidak mengolah makanan untuk orang lain
- membersihkan area dapur dengan disinfektan
Artikel Lainnya: Mirip, Begini Cara Membedakan Gejala COVID-19 dan Flu Perut
Komplikasi Flu Perut
Berikut adalah beberapa risiko komplikasi akibat gastroenteritis tak tertangani dengan baik.
1. Dehidrasi
Apabila gejalanya berat, berlangsung kronis, tidak tertangani dengan baik, ataupun pada kasus enteritis radiasi, pasien lebih berisiko alami dehidrasi.
Anak-anak dan bayi juga amat rentan pada dehidrasi dan menjadi risiko kesehatan yang wajib diwaspadai.
Kamu harus mencari bantuan jika ada beberapa tanda dehidrasi karena kehilangan cairan melalui keringat, muntah, dan diare.
2. Perubahan pada Kesehatan Pencernaan
Peneliti sudah menemukan kalau infeksi usus bisa mengubah keseimbangan mikrobioma di dalam tubuh.
Artinya, kamu bakal mengalami penurunan jumlah serta variasi bakteri baik di dalam usus.
3. IBS Pasca-infeksi
Selain itu, salah satu kemungkinan komplikasi flu perut adalah Irritable Bowel Syndrome (IBS) pasca-infeksi. Gangguan kesehatan ini menyerupai IBS, yakni menyebabkan gejala antara lain diare, kram perut, mual, atau sembelit.
Studi juga menunjukkan IBS pasca-infeksi turut pengaruhi 5-32 persen penderita gastroenteritis.
4. Crohn Disease dan Kolitis
Beberapa penderita gastroenteritis bisa mengembangkan kolitis ulserativa ataupun penyakit Crohn.
Penyakit ini menyebabkan radang pada saluran pencernaan dan bisa berlangsung kronis.
Ahli percaya respons sistem kekebalan tubuh yang abnormal bisa menjadi pemicunya.
Saat mencoba melawan bakteri atau virus, sistem imunitas mungkin juga akan menyerang sel-sel yang ada di saluran pencernaan.
Kapan Harus ke Dokter?
Pada pasien usia dewasa, hubungi fasilitas kesehatan terdekat jika:
- Kamu tidak dapat menahan diare terus-menerus selama lebih dari 24 jam
- muntah selama lebih dari dua hari
- muntah darah
- Kamu mengalami tanda-tanda dehidrasi, termasuk rasa haus berlebihan, mulut kering, urine kuning tua atau hanya sedikit, serta kelemahan yang cukup parah
- muncul darah pada feses
- nyeri perut yang berat
- demam mencapai suhu 40 derajat Celsius
Konsultasikan masalah kesehatan kamu kepada dokter di fitur Tanya Dokter dan Temu Dokter dari aplikasi KlikDokter.
(HNS/AYU)
- Mayo Clinic. Diakses 2022. Viral gastroenteritis.
- Very Well Health. Diakses 2022. Stomach flu diagnosis.
- Healthline. Diakses 2022. Enteritis.