Infeksi Usus
Dokter Spesialis |
Dokter umum, Dokter spesialis terkait: kolaborasi interprofesional, seperti dokter spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi, spesialis bedah umum, spesialis bedah digestif, dan spesialis terkait lainnya |
Gejala |
Diare (kadang berlendir atau berdarah), nyeri perut, mual, muntah, demam, penurunan berat badan |
Faktor Risiko |
Usia tua (usia 65 tahun atau lebih), sistem kekebalan tubuh yang lemah (menderita keganasan, HIV/AIDS, pasca menjalani transplantasi organ, gizi buruk), bepergian ke daerah dengan sanitasi yang kurang memadai, tinggal di pemukiman dengan sanitasi yang kurang memadai, mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi penyebab infeksi usus, berhubungan seksual melalui anus |
Cara Diagnosis |
Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang |
Pengobatan |
Bergantung pada perkembangan penyakit, derajat keparahan penyakit, penyebab, komplikasi, Rehidrasi, terapi obat (mengatasi penyebab, meredakan gejala), terapi komplikasi (pembedahan) |
Obat |
Bergantung pada perkembangan penyakit, derajat keparahan penyakit, penyebab, komplikasi, Antibiotik, antijamur, agen luminal, antipiretik, antiemetik, antituberkulosis |
Komplikasi |
Bergantung pada penyebab yang mendasari, Sepsis, peritonitis, abses otak, abses hati, perforasi usus, megakolon toksik |
Kapan harus ke dokter? |
Terdapat gejala dan tanda infeksi usus |
Infeksi Usus
Dokter Spesialis
Dokter umum, Dokter spesialis terkait: kolaborasi interprofesional, seperti dokter spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi, spesialis bedah umum, spesialis bedah digestif, dan spesialis terkait lainnya
Gejala
Diare (kadang berlendir atau berdarah), nyeri perut, mual, muntah, demam, penurunan berat badan
Faktor Risiko
Usia tua (usia 65 tahun atau lebih), sistem kekebalan tubuh yang lemah (menderita keganasan, HIV/AIDS, pasca menjalani transplantasi organ, gizi buruk), bepergian ke daerah dengan sanitasi yang kurang memadai, tinggal di pemukiman dengan sanitasi yang kurang memadai, mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi penyebab infeksi usus, berhubungan seksual melalui anus
Cara Diagnosis
Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
Pengobatan
Bergantung pada perkembangan penyakit, derajat keparahan penyakit, penyebab, komplikasi, Rehidrasi, terapi obat (mengatasi penyebab, meredakan gejala), terapi komplikasi (pembedahan)
Obat
Bergantung pada perkembangan penyakit, derajat keparahan penyakit, penyebab, komplikasi, Antibiotik, antijamur, agen luminal, antipiretik, antiemetik, antituberkulosis
Komplikasi
Bergantung pada penyebab yang mendasari, Sepsis, peritonitis, abses otak, abses hati, perforasi usus, megakolon toksik
Kapan harus ke dokter?
Terdapat gejala dan tanda infeksi usus
Pengertian Infeksi Usus
Infeksi usus (enterokolitis) adalah kondisi yang ditandai dengan peradangan pada usus halus dan usus besar. Istilah enterokolitis merupakan gabungan dari kata enteritis (peradangan atau infeksi usus halus) dan colitis (peradangan atau infeksi usus besar).
Perut terdiri dari berbagai organ, seperti limpa, lambung, pankreas, hati, usus halus, dan usus besar. Pada kondisi tertentu, dapat terjadi infeksi perut yang melibatkan organ tersebut. Misalnya, ditemukan gejala infeksi usus dan lambung yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti infeksi bakteri.
Infeksi usus dapat terjadi pada segala rentang usia. Kondisi ini berisiko menimbulkan komplikasi bila tidak diobati secara efektif.
Penyebab Infeksi Usus
Penyebab infeksi usus (enterokolitis) adalah kuman yang terdiri dari virus, bakteri, parasit, hingga jamur. Lebih jelasnya, berikut contoh masing-masing kuman penyebab infeksi pada usus:
- Virus: Rotavirus, Astrovirus, Norovirus, Cytomegalovirus, Coxsackievirus, dan Human immunodeficiency virus (HIV).
- Bakteri: E. coli, Clostridium difficile, Campylobacter jejuni, Salmonella spp., Shigella, dan M. tuberculosis.
- Parasit: Ascaris lumbricoides, Ancylostoma duodenale, Trichiuris Trichiuria, Giardia intestinalis, Entamoeba hystolitica, dan Cyclospora cayetanenesis.
- Jamur: Paracoccidioides, Candida spp., Cryptococcus spp., Aspergillus spp., Histoplasma capsulatum, dan Talaromyces marneffei.
Artikel Lainnya: Mengenal Usus Besar dan Risiko Penyakit yang Menyerang
Gejala Infeksi Usus
Enterokolitis dapat menimbulkan gangguan pencernaan. Berikut ciri infeksi usus yang perlu diwaspadai:
- Diare, kadang BAB berlendir atau berdarah
- Muntah
- Mual
- Demam
- Penurunan berat badan
- Sakit perut
Faktor Risiko Infeksi Usus
Berikut faktor risiko infeksi usus atau enterokolitis
- Usia tua (usia 65 tahun atau lebih).
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah, misal, menderita keganasan, HIV/AIDS, pasca menjalani transplantasi organ, dan gizi buruk.
- Bepergian ke daerah dengan sanitasi yang kurang memadai.
- Tinggal di pemukiman dengan sanitasi yang kurang memadai.
- Mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi penyebab infeksi usus.
- Berhubungan seksual melalui anus
Artikel Lainnya: Wajib Tahu, Ini Fungsi Usus Halus untuk Kesehatan Anda
Diagnosis Infeksi Usus
Dokter akan menentukan diagnosis infeksi usus melalui wawancara medis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dokter akan menanyakan keluhan, pola makan, riwayat kesehatan, faktor risiko, dan hal terkait lainnya.
Lalu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik yang meliputi pemeriksaan tanda-tanda vital dan identifikasi tanda-tanda infeksi usus. Sementara pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan hasil wawancara medis dan pemeriksaan fisik.
Berikut pemeriksaan penunjang yang dipertimbangkan:
- Pemeriksaan laboratorium: hitung darah lengkap, laju endap darah, C-reactive protein (CRP), elektrolit, fungsi ginjal, dan fungsi hati.
- Pemeriksaan feses: pemeriksaan mikroskopik feses, deteksi antigen feses, dan kultur feses untuk mendeteksi penyebab infeksi usus.
- Pemeriksaan pencitraan: USG perut, foto polos perut, CT scan perut, dan kolonoskopi.
Pengobatan Infeksi Usus
Cara mengobati infeksi usus bergantung pada perkembangan penyakit, derajat keparahan penyakit, penyebab, dan komplikasi. Secara umum, pengobatan dilakukan oleh dokter umum, dokter spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterohepatologi, dan spesialis terkait lainnya.
Berikut pengobatan infeksi usus yang direkomendasikan oleh dokter:
- Rehidrasi untuk mencegah dehidrasi yang disebabkan oleh diare atau muntah. Ini dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi oralit atau menerima cairan melalui infus.
- Terapi obat untuk mengatasi mikroorganisme penyebab dan meredakan gejala. Misalnya, antibiotik, antijamur, agen luminal, antipiretik, antiemetik, antituberkulosis.
- Terapi komplikasi berupa pembedahan dapat dipertimbangkan pada kondisi robekan pada usus (perforasi usus) dan pelebaran usus besar (megakolon toksik).
Artikel Lainnya: Cara Alami Menjaga Kesehatan Pencernaan
Pencegahan Infeksi Usus
Upaya pencegahan infeksi usus adalah dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat diubah, seperti:
- Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum makan, setelah buang air besar, setelah menyentuh pegangan di angkutan umum, dan berjabat tangan.
- Tidak melakukan hubungan seksual yang berisiko, seperti hubungan seksual melalui anus dan berganti-ganti pasangan.
- Mengonsumsi minuman dari air yang bersih dan matang.
- Mencuci sayuran atau buah sebelum dikonsumsi.
- Modifikasi gaya hidup, seperti diet gizi seimbang, rutin berolahraga, berjemur di pagi atau sore hari pada waktu yang direkomendasikan oleh dokter, dan memastikan ventilasi yang memadai di lingkungan rumah atau tempat kerja.
Komplikasi Infeksi Usus
Komplikasi infeksi usus umumnya bergantung pada penyebab yang mendasari, seperti:
- Sepsis
- Abses otak
- Abses hati
- Peritonitis
- Perforasi usus
- Megakolon toksik
Obat Terkait Infeksi Usus
Seperti yang telah dijelaskan, pengobatan infeksi usus bergantung pada berbagai faktor, seperti penyebab, perkembangan dan derajat keparahan penyakit, serta komplikasi. Berikut obat terkait infeksi usus:
- Antibiotik: metronidazole, tinidazole, ornidazole, vancomycin
- Antijamur: fluconazole
- Agen luminal: diloxanide furoate, paromomycin, diiodohydroxyquin
- Antipiretik: paracetamol
- Antiemetik: domperidone, ondansetron
- Antituberkulosis: isoniazid, rifampisin, pirazinamid, etambutol
Kapan harus ke Dokter?
Sangat penting untuk mengetahui kondisi medis yang mendasari infeksi usus. Segera ke dokter bila kamu mengalami gejala dan tanda di atas.
Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi infeksi usus, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter dan manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.
(APR)
- Azer SA, Sun Y. Colitis. StatPearls [Internet]. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK541037/ Accessed 8 August 2023.
- Ginglen JG, Butki N. Necrotizing enterocolitis. StatPearls [Internet]. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513357/ Accessed 8 August 2023.
- Cleveland Clinic. Enterocolitis. 2023. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/24633-enterocolitis Accessed 8 August 2023.
- Cleveland Clinic. Enterocolitis. 2022. https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/23384-colitis Accessed 8 August 2023.
- Zulfiqar H, Mathew G, Horrall S. Amebiasis. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK519535/ Accessed 8 August 2023.
- Chou A, Austin RL. Entamoeba histolytica. StatPearls [Internet]. 2023. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557718/ Accessed 8 August 2023.
- Morán P, Serrano-Vázquez A, Rojas-Velázquez L, González E, Pérez-Juárez H, Hernández EG, Padilla MdlA, Zaragoza ME, Portillo-Bobadilla T, Ramiro M, et al. Amoebiasis: Advances in Diagnosis, Treatment, Immunology Features and the Interaction with the Intestinal Ecosystem. International Journal of Molecular Sciences. 2023.
- Centers for Disease Control and Prevention. Amebiasis. 2019. https://www.cdc.gov/dpdx/amebiasis/index.html Accessed 8 August 2023.
- Nagata N, Shimbo T, Akiyama J, Nakashima R, Nishimura S, Yada T, Watanabe K, Oka S, Uemura N. Risk factors for intestinal invasive amebiasis in Japan, 2003-2009. Emerg Infect Dis. 2012.
- Carstens M, Rinner FM, Bodenstedt S, Jenke AC, Weitz J, Distler M, Speidel S, Kolbinger FR. The Dresden Surgical Anatomy Dataset for abdominal organ segmentation in surgical data science. Scientific Data. 2023.
- Centers for Disease Control and Prevention. Your Risk of C. diff. https://www.cdc.gov/cdiff/risk.html Accessed 8 August 2023.
- Kim YJ, Park KH, Park DA, Park J, Bang BW, Lee SS, Lee EJ, Lee HJ, Hong SK, Kim YR. Guideline for the antibiotic use in acute gastroenteritis. Infection & chemotherapy. 2019.
- Haque R. Human intestinal parasites. J Health Popul Nutr. 2007.
- Praneenararat S. Fungal infection of the colon. Clin Exp Gastroenterol. 2014.
- Quincho-Lopez A, Kojima N, Nesemann JM, Verona-Rubio R, Carayhua-Perez D. Cryptococcal infection of the colon in a patient without concurrent human immunodeficiency infection: a case report and literature review. Eur J Clin Microbiol Infect Dis. 2021.
- Cha SA, Kim MH, Lim TS, Kim HH, Chang KY, Park HS, Kim HW, Wie SH, Jin DC. Invasive Primary Colonic Aspergillosis in the Immunocompetent Host without Classical Risk Factors. Yonsei Med J. 2015.
- Okafor PN, Nunes DP, Farraye FA. Pneumocystis jiroveci pneumonia in inflammatory bowel disease: when should prophylaxis be considered?. Inflammatory Bowel Diseases. 2013.
- Dahiya D, Kichloo A, Singh J, Albosta M, Wani F. Histoplasmosis and inflammatory bowel disease: A case report. World J Gastrointest Endosc. 2021.
- Ling F, Guo T, Li J, Chen Y, Xu M, Li S, Zhu L. Gastrointestinal Talaromyces marneffei infection in a patient with AIDS: A case report and systematic review. Frontiers in Immunology. 2022.
- Santino I, Alari A, Bono S, Teti E, Marangi M, Bernardini A, Magrini L, Di Somma S, Teggi A. Saccharomyces cerevisiae fungemia, a possible consequence of the treatment of Clostridium difficile colitis with a probioticum. International Journal of Immunopathology and Pharmacology. 2014.