Pengertian
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS) terjadi saat cairan dari pembuluh darah merembes keluar dan mengisi kantung-kantung udara di paru. Akibatnya, paru tidak mampu menampung udara dengan maksimal.
Penurunan kemampuan paru ini membuat cadangan oksigen dalam tubuh menurun drastis. Sesak napas adalah salah satu tandanya. Bila tidak segera ditangani, ARDS dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ akibat tidak cukup mendapatkan oksigen. Ginjal akan mengalami gagal ginjal, dan otak dapat terserang stroke, bahkan dapat menyebabkan kematian.
Faktor risiko utama ARDS adalah memiliki penyakit berat dan sudah menyebar ke peredaran darah (sepsis). Seseorang dengan riwayat kecanduan alkohol juga berisiko mengalami ARDS di kemudian hari.
Diagnosis
Untuk menentukan diagnosis ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) diperlukan pemeriksaan fisik, rontgen dada atau CT-scan, dan pemeriksaan kadar oksigen darah.
Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan bila terdapat adanya gejala sesak napas dan peningkatan frekuensi napas di atas nilai normal. Pada ARDS yang cukup berat, penderita bisa tidak sadarkan diri akibat kekurangan oksigen.
Pemeriksaan rontgen dan CT-scan dada. Pada pemeriksaan rontgen dada akan didapatkan gambaran paru yang mengandung cairan di dalamnya. Dari hasil rontgen ini juga dapat dievaluasi area mana yang terkena dan seberapa luas dampaknya. Sedangkan pada pemeriksaan CT-scan, gambaran cairan di paru dapat dilihat dengan lebih detail dari berbagai sisi pandang.
Pada pemeriksaan laboratorium dapat diketahui kadar oksigen dalam darah. Pemeriksaan tambahan seperti analisa cairan paru diperlukan untuk menentukan penyebab dan sumber infeksi yang terjadi.
Pemeriksaan jantung. Karena gejala ARDS mirip dengan berbagai gangguan yang berasal dari jantung, maka pemeriksaan jantung juga diperlukan untuk konfirmasi diagnosis. Pemeriksaan tersebut meliputi elektrokardiografi (EKG) dan echocardiografi atau USG jantung.
Penyebab
Penyebab ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) sampai saat ini belum diketahui pasti. Namun infeksi berat dan riwayat trauma diduga menjadi faktor risiko utama.
Normalnya, pembuluh darah memiliki selapis membran yang menjaga darah tetap berada di dalam pembuluh darah. Karena infeksi dan juga trauma, membran ini dapat mengalami kerusakan yang menyebabkan darah merembes, keluar dari pembuluh darah dan masuk ke dalam paru.
Infeksi yang terjadi umumnya infeksi berat yang sudah menyebar ke darah (sepsis). Selain sepsis, infeksi di pankreas, pneumonia, overdosis obat-obatan dan kecelakaan juga dapat menyebabkan ARDS ini.
Gejala
Gejala dan tanda yang tampak pada penderita ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) meliputi:
- Sesak napas berat
- Frekuensi napas lebih dari normal
- Tekanan darah rendah
- Penurunan kesadaran
Pengobatan
Target utama pengobatan ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) adalah untuk mengembalikan kadar oksigen tubuh ke angka normal. Untuk itu bisa dilakukan dengan berbagai metode, seperti:
- Pemberian masker oksigen
Pada ARDS dengan gejala yang tidak berat, pemberian oksigen cukup dilakukan dengan masker yang melingkupi hidung dan mulut.
- Ventilator mekanik
Ventilator mekanik diperlukan pada ARDS berat. Mesin ini bekerja sebagai alat bantu napas untuk mencukupi kebutuhan oksigen tubuh.
Selain oksigen, pemberian cairan dalam jumlah cukup pada penderita juga tidak kalah penting. Hal ini bisa dilakukan lewat pemberian cairan infus. Kecukupan cairan menjadi hal utama untuk menjamin kelancaran peredaran darah dan oksigen ke seluruh organ dalam tubuh.
Obat-obatan diberikan untuk mengatasi infeksi penyebabnya, mengurangi nyeri, mencegah penggumpalan darah di kaki dan paru, dan untuk memberikan sedasi pada penderita ARDS.
Komplikasi:
Bila tidak segera ditangani, ARDS dapat menyebabkan berbagai komplikasi, seperti:
- Penggumpalan darah di kaki karena berbaring lama di rumah sakit.
- Pneumothorax atau peningkatan tekanan udara di paru akibat penggunaan ventilator dengan tekanan tinggi.
- Infeksi dari kontaminasi alat bantu napas.
- Fibrosis paru atau pembentukan jaringan ikat di paru yang semakin menyulitkan pasien bernapas.
- Penurunan kemampuan berpikir dan kognitif akibat rendahnya kadar oksigen dalam jangka panjang.
- Kelemahan otot akibat tirah baring lama.
Pencegahan
ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) dapat dicegah dengan menghindari berbagai faktor risikonya. Pada infeksi paru, ARDS dapat dihindari dengan pemberian obat-obat untuk meredakan infeksi yang mendasari.