Pengertian
Apa itu hipospadia? Hipospadia adalah kelainan yang terjadi pada saluran kemih dan penis.
Pada kondisi ini, saluran kencing tidak terletak pada ujung penis, melainkan di sisi bawah penis.
Umumnya, penderita hipospadia memiliki bentuk penis yang berbeda dari biasanya dan disertai dengan adanya penumpukan kulit berlebih di bagian atas penis.
Hipospadia tidak bisa dicegah. Ini karena belum ada faktor tunggal yang dipastikan sebagai penyebab kelainan ini.
Namun, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghindarinya.
Misalnya, usia ketika hamil sebaiknya tidak di atas 40 tahun dan menjauhi paparan rokok selama kehamilan.
Artikel Lainnya: Kelainan Kelamin yang Bisa Terjadi pada Anak Laki-Laki
Penyebab
Penyebab hipospadia belum diketahui secara pasti hingga saat ini.
Namun, para pakar menduga bahwa kelainan hipospadia bisa dipengaruhi oleh faktor keturunan.
Hamil di atas 40 tahun dan paparan terhadap asap rokok juga disinyalir dapat meningkatkan risiko hipospadia.
Ada beberapa faktor risiko yang diduga dapat meningkatkan risiko seorang anak mengalami hipospadia di antaranya:
- Ibu yang hamil dengan usia di atas 35 tahun
- Ibu mengalami diabetes saat hamil (diabetes gestational)
- Ibu menderita obesitas
- Ibu menjalankan terapi hormon saat program kehamilan
- Terpapar asap rokok saat hamil
- Terpapar pestisida saat hamil
- Riwayat keluarga yang mengalami hipospadia
- Anak terlahir prematur
Gejala
Penyakit hipospadia dapat diketahui dengan tanda dan gejala berikut:
- Terlihatnya saluran kencing di bawah penis
- Bentuk penis yang melengkung ke bawah
- Ketika berkemih, urine akan menetes dan tidak memancar
Jika Anda menemukan kelainan letak dan bentuk penis pada anak, segeralah membawanya ke dokter untuk diperiksa.
Artikel Lainnya: Mengenal Kondisi Hipospadia dan Pengobatan untuk Mengatasinya
Diagnosis
Diagnosis hipospadia dapat ditegakkan dengan pemeriksaan fisik.
Pada kasus hipospadia yang berat (ketika saluran kencing berada di dekat perut), dokter perlu memeriksa testis anak.
Jika tidak didapatkan testis, perlu dilakukan pemeriksaan kromosom untuk menentukan jenis kelamin yang sebenarnya.
Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan ginjal dengan USG dan rontgen, mengingat hipospadia sering disertai dengan kelainan ginjal.
Pengobatan
Tindakan operasi biasanya dilakukan untuk memperbaiki bentuk penis.
Hal ini agar pasien dapat buang air kecil dengan normal dan memiliki fungsi seksual yang normal pula.
Saluran kencing juga dapat dipindahkan ke ujung penis.
Kulup penis sangat penting sebagai bahan penutup bagi operasi ini, karena itu pasien dianjurkan untuk tidak disunat dulu sebelum operasi.
Penyunatan dapat dilakukan bersamaan dengan operasi hipospadia.
Operasi ini umumnya berlangsung selama 1-3 jam, dan dilakukan dengan bius umum.
Waktu terbaik untuk melakukan operasi hipospadia adalah ketika anak berusia 3-18 bulan.
Pencegahan
Selama masa kehamilan, risiko terjadinya hipospadia pada janin dapat dikurangi dengan berbagai langkah pencegahan di bawah ini:
- Rutin pemeriksaan ke dokter
- Hindari paparan asap rokok
- Hindari merokok dan konsumsi minuman beralkohol
- Menjaga berat badan tetap ideal
- Rutin konsumsi asam folat sesuai dosis yang disarankan oleh dokter
Komplikasi
Jika tidak diterapi dengan baik, hipospadia mungkin dapat mengakibatkan hal-hal berikut:
- Bentuk penis yang abnormal
- Kesulitan dalam pelatihan penggunaan toilet
- Penis bengkok saat ereksi
- Gangguan ejakulasi
(HNS/AYU)
Terakhir Diperbaharui: 20 Desember 2021
Diperbaharui oleh: dr.Dyah Novita Anggraini
Ditinjau oleh: dr.Dyah Novita Anggraini
Referensi:
Centers for Disease Control and Prevention. Diakses 2021. Facts about Hypospadias.
Mayo Clinic. Diakses 2021. Hypospadias.
NCBI. Diakses 2021. Hypospadias.