Spermatorrhea
Dokter Spesialis | Spesialis urologi |
Gejala | Air mani menetes-netes, susah BAB, sakit kepala, depresi, kurang konsentrasi, nyeri punggung, nafsu makan berkurang |
Faktor Risiko | Terlalu sering masturbasi, terpengaruh buku dan film yang mengandung muatan pornografi, punya gangguan saraf parasimpatis, ada gangguan prostat |
Cara Diagnosis | Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan tambahan |
Pengobatan | Mengurangi frekuensi masturbasi, mengurangi kebiasaan menonton film porno, mengelola stres, berolahraga secara teratur, menjaga pola makan sehat, menghindari alkohol dan obat-obatan, mengosongkan kandung kemih sebelum tidur |
Obat | Terapi hormon, finasteride, Dutasteride |
Komplikasi | Masalah percaya diri, stres, depresi, gangguan kesuburan, disfungsi ereksi, ejakulasi dini, oligospermia |
Kapan Harus ke Dokter? | Perubahan pada warna dan bau sperma, nyeri saat ejakulasi, kelelahan, kelemahan pada kaki |
Pengertian Spermatorrhea
Spermatorrhea adalah kondisi kebocoran katup air mani. Kondisi tersebut disebabkan oleh ketidakmampuan saluran air mani untuk membuka dan menutup pada waktu yang tepat.
Kondisi tersebut menyebabkan sperma dan air mani tidak hanya keluar saat ereksi.
Cairan tersebut juga dapat keluar sewaktu-waktu, meski tanpa melewati fase orgasme ataupun stimulasi seksual.
Oleh karena itu, tidak heran spermatorrhea dapat terjadi saat penderitanya beraktivitas, seperti saat berjalan, bergerak, atau bahkan sedang duduk, tanpa disadari.
Artikel lainnya: Wajib Tahu, Ini Bedanya Air Mani dan Sperma
Penyebab Spermatorrhea
Berikut adalah beberapa penyebab dari spermatorrhea, antara lain:
- Adanya gangguan pada saraf parasimpatis
- Ketidakseimbangan hormon
- Gangguan prostat
- Gangguan psikis
- Pengaruh buku dan film yang mengandung pornografi
- Frekuensi masturbasi yang terlalu sering
- Faktor kelelahan yang sangat berat
- Infeksi di bagian uretra, glans, dan adanya phimosis (suatu keadaan di mana ujung penis mengalami penyempitan dan memicu infeksi saluran kemih)
Faktor Risiko Spermatorrhea
Seorang pria akan lebih berisiko mengalami spermatorrhea apabila:
- Terlalu sering masturbasi
- Terpengaruh buku dan film yang mengandung muatan pornografi
- Kelelahan berat
- Punya gangguan pada saraf parasimpatis
- Ketidakseimbangan hormon
- Ada gangguan prostat
- Punya gangguan psikis tertentu
- Terdapat infeksi di bagian uretra, glans, dan adanya phimosis
Gejala Spermatorrhea
Gejala spermatorrhea (air mani keluar terus) umumnya ditandai dengan:
- Air mani menetes-netes. Dapat terjadi pada saat tidur, saat mengejan baik sebelum dan sesudah buang air kecil, maupun sebelum berhubungan seksual
- Susah buang air besar
- Sakit kepala
- Depresi
- Kurang konsentrasi
- Nyeri punggung
- Nafsu makan berkurang
- Menjadi sering menyendiri
Artikel lainnya: 6 Penyebab Keluar Cairan dari Penis yang Bukan karena IMS
Diagnosis Spermatorrhea
Untuk menegakkan diagnosis spermatorrhea, dokter akan melakukan wawancara medis. Dokter akan bertanya seputar keluhan yang dialami pasien.
Selanjutnya, dapat dilakukan pemeriksaan fisik untuk melihat apakah penis mengeluarkan cairan pada saat aktivitas normal.
Selain itu, prosedur colok dubur juga dapat pula dilakukan untuk melihat kondisi prostat.
Selain itu, dapat dilakukan pemeriksaan lain, seperti mengecek kadar hormon untuk melihat adakah ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan spermatorrhea.
Dokter juga dapat merekomendasikan pemeriksaan darah untuk melihat adanya infeksi serta analisis sperma untuk melihat kualitas dan kuantitas sperma.
Pengobatan Spermatorrhea
Cara mengobati spermatorrhea yang dapat dilakukan adalah:
- Mengurangi frekuensi masturbasi
- Mengurangi kebiasaan menonton film porno
- Mengelola stres
- Berolahraga secara teratur
- Menjaga pola makan sehat
- Menghindari alkohol dan obat-obatan
- Mengosongkan kandung kemih sebelum tidur
Penyakit spermatorrhea dapat ditangani oleh dokter spesialis urologi.
Namun, tidak menutup kemungkinan penanganan dokter spesialis lain, seperti andrologi, kejiwaan ataupun psikolog, bergantung pada penyebabnya.
Beberapa obat yang sering digunakan untuk penanganan spermatorrhea, antara lain:
1. Terapi Hormon
Jika kebocoran katup air mani disebabkan oleh masalah hormon maka dapat diobati dengan terapi hormon.
2. Finasteride atau Dutasteride
Jika penyebab kebocoran katup air mani adalah perbesaran prostat maka obat finasteride atau dutasteride dapat digunakan.
Artikel lainnya: Penyebab Sperma Tidak Keluar walau Sudah Terasa Klimaks
Pencegahan Spermatorrhea
Berikut beberapa cara mencegah spermatorrhea:
1. Hindari Merokok dan Konsumsi Alkohol
Konsumsi alkohol dan merokok dipercaya dapat memicu sejumlah masalah kesehatan, termasuk kebocoran katup air mani.
2. Hindari Kecanduan Pornografi
Kecanduan pornografi dikaitkan dengan masalah pada disfungsi ereksi, ejakulasi dini dan juga spermatorrhea.
3. Kurangi Kebiasaan Masturbasi
Terlalu sering melakukan masturbasi dapat menyebabkan kebocoran katup air mani.
4. Menjaga Pola Hidup Sehat
Lakukan pola hidup sehat dengan menjaga pola makan, olahraga rutin, dan istirahat yang cukup.
5. Kelola Stres
Stres juga dapat menjadi salah satu pencetus masalah pada organ reproduksi pria, termasuk kebocoran katup air mani.
6. Sunat
Sunat dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih.
7. Senam Kegel
Senam kegel dapat melatih kekuatan otot panggul agar tidak terjadi kebocoran.
Komplikasi Spermatorrhea
Spermatorrhea yang tidak ditangani dapat memicu sejumlah komplikasi, seperti:
- Masalah percaya diri
- Stres
- Depresi
- Gangguan kesuburan
- Disfungsi ereksi
- Ejakulasi dini
- Oligospermia (jumlah sperma dan air mani di bawah normal)
Kapan Harus ke Dokter?
Jika keluhan ini dialami lebih dari 2 minggu, terutama pada siang hari saat beraktivitas dan mengganggu, sebaiknya kamu segera berkonsultasi ke dokter.
Selain itu, lekas temui dokter jika ditemukan gejala lain, seperti:
- Perubahan pada warna dan bau sperma
- Nyeri saat ejakulasi
- Kelelahan
- Kelemahan pada kaki
- Pusing
- Sering BAK
- Kehilangan nafsu makan
- Insomnia
- Keluhan lain yang menetap
Diskusikan masalah kesehatanmu dengan chat dokter spesialis urologi di layanan Tanya Dokter dan kamu juga bisa buat janji dengan dokter spesialis urologi mudah dan cepat di aplikasi KlikDokter. Yuk, konsultasi sekarang, jangan tunggu sakit! Ingat, #JagaSehatmu ya.
[HNS/NM]
Nakajima, S. et al. (2021) Selective serotonin reuptake inhibitor-induced spermatorrhea in 2 patients, Psychiatrist.com. The Journal of Clinical Psychiatry. Available at: https://www.psychiatrist.com/jcp/depression/sexual-dysfunction/selective-serotonin-reuptake-inhibitorinduced-spermatorrhea/ (Accessed: December 6, 2022).