Kista Bartholin
Dokter Spesialis | Spesialis kulit dan kelamin; spesialis kandungan dan kebidanan |
Gejala | Benjolan pada bibir vagina, rasa tidak nyaman atau mengganjal di daerah yang terdapat kista; kista bisa membesar, memerah, disertai nyeri bila terdapat infeksi |
Faktor Risiko | wanita usia subur, yang dimulai dari masa pubertas hingga menopause |
Cara Diagnosis | Wawancara medis dan pemeriksaan fisik |
Pengobatan | Obat-obatan, sitz baths, kateter, marsupialisasi, laser CO2 |
Obat | Obat pereda nyeri, antibiotik |
Komplikasi | Infeksi |
Kapan harus ke dokter? | Merasakan gejala-gejala kista Bartholin |
Pengertian
Kista bartholin atau bartolin adalah kantong berisi cairan jernih yang terbentuk akibat tersumbatnya kelenjar Bartholin.
Kelenjar bartholin sendiri merupakan sepasang kelenjar berbentuk oval dan berukuran 0,5 cm. Kelenjar tersebut terletak di sisi bawah kanan kiri arah jam 4 dan 8 pada bibir vagina, serta tidak teraba.
Kelenjar bartholin menghasilkan cairan yang bermanfaat untuk lubrikasi vulva dan vagina sehingga mencegah iritasi akibat gesekan saat hubungan intim.
Jika kelenjar bartolin tersumbat, cairan akan menumpuk dan memicu terjadinya kista.
Penyebab
Tersumbatnya kelenjar Bartholin dapat disebabkan oleh trauma, episiotomi, proses melahirkan, atau bahkan tidak diketahui penyebabnya.
Selain hal-hal di atas, penyebab kista bartolin adalah infeksi di daerah kelamin. Meski tak selalu disebabkan oleh penyakit menular seksual, penyebab paling sering kista Bartholin adalah infeksi gonore.
Kista biasanya berisi cairan tidak purulen (pekat dan kental) yang mengandung bakteri Staphylococcus, Streptococcus, dan E. coli.
Artikel lainnya: Apa Bedanya Kista Bartholin, Kista Nabothi, dan Kista Gartner?
Faktor Risiko
Penyakit kista Bartholin berisiko tinggi pada wanita usia subur, yang dimulai dari masa pubertas. Risiko meningkat sesuai usia hingga memasuki menopause.
Gejala
Tidak semua kasus kista bartholin menimbulkan gejala. Terlebih bila ukuran kistanya kecil, biasanya penderita tidak mengalami keluhan apa pun.
Gejala kista Bartholin yang paling sering terdeteksi adalah adanya benjolan pada bibir vagina.
Sebagian penderita juga mengeluhkan rasa tidak nyaman atau rasa mengganjal di daerah yang terdapat kista.
Dapat pula terjadi kista membesar, memerah, dan juga disertai nyeri bila terdapat infeksi.
Artikel lainnya: Jangan Keliru, Kenali Beda Kista dan Tumor
Diagnosis
Umumnya tidaklah sulit untuk menentukan diagnosis penyakit kista Bartholin. Dalam proses penentuan diagnosis, dokter akan menanyakan keluhan dan melakukan pemeriksaan fisik.
Keluhan dapat meliputi nyeri saat berhubungan, nyeri saat berkemih, serta nyeri panggul yang samar.
Pemeriksaan fisik dilakukan dengan memeriksa daerah kelamin penderita. Kista biasanya unilateral dan berdiameter 2 - 4 cm.
Berdasarkan hal tersebut, umumnya dokter dapat menentukan adanya kondisi kista bartholin. Pemeriksaan penyakit menular seksual yang sering menjadi pencetus timbulnya kista bartholin juga perlu dilakukan.
Penyakit ini tidak membutuhkan pemeriksaan laboratorium maupun imaging.
Artikel lainnya: Pilihan Operasi Kista Bartholin
Pengobatan
Umumnya kista bartholin tidak berbahaya dan bisa disembuhkan.
Bila benjolan kista berukuran sangat kecil dan tidak menimbulkan keluhan apa pun, biasanya tak diperlukan pengobatan apa pun.
Jika timbul rasa tidak nyaman, nyeri, atau bahkan berkembang menjadi infeksi, beberapa cara mengobati kista Bartholin ini dapat dilakukan.
1. Obat
Obat-obatan pereda nyeri, misalnya paracetamol, bisa membantu untuk mengatasi nyeri dan rasa sakit.
Apabila terdapat infeksi bakteri, dokter juga bisa meresepkan antibiotik untuk pasien dengan kista bartholin.
2. Sitz Baths
Selain itu, dokter dapat menganjurkan kamu untuk melakukan sitz bath, yakni duduk berendam di dalam air hangat setinggi panggul selama 3–4 hari.
Metode tersebut bisa membantu kamu meredakan nyeri serta rasa tak nyaman di organ intim. Sitz bath terkadang dapat mengatasi kista yang ukurannya masih kecil. Cara ini dapat kamu lakukan sendiri di rumah.
3. Metode Kateter
Metode kateter sering dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Selang kateter kecil dimasukkan ke dalam kista melalui sayatan kecil dan dibiarkan selama 4-6 minggu untuk memastikan epitelisasi.
Untuk membantu proses penyembuhan dianjurkan untuk melakukan sitz bath. Metode kateter tidak dianjurkan pada kista yang dalam dan abses.
4. Marsupialisasi
Alternatif terapi kista Bartholin yang lain berupa tindakan marsupialisasi, yakni metode penyayatan, penjepitan menggunakan forceps, serta penjahitan.
Pada metode ini, komplikasi berupa hematoma, nyeri saat berhubungan, dan infeksi dapat terjadi.
5. Laser CO2
Terapi dengan laser CO2 juga dapat menjadi pilihan untuk menghindari kemungkinan kekambuhan, scars, drainase yang persisten, serta perdarahan dari terapi yang umum digunakan.
Artikel lainnya: Cara Mencegah Kista Bartholin pada Wanita
6. Terapi Lainnya
Terdapat juga beberapa metode terapi lain yang dapat direkomendasikan dokter, seperti ablasi kelenjar dengan silver nitrat, laser, aspirasi jarum dengan atau tanpa skleroterapi alkohol, serta eksisi kelenjar.
Terapi akan disesuaikan dengan kondisi masing-masing pasien.
Pencegahan
Salah satu penyebab kista Bartholin yaitu penyakit menular seksual. Oleh karena itu, jaga diri sendiri agar terhindar dari penyakit menular seksual.
Pastikan kamu melakukan hubungan seks yang aman. Sebaiknya berhubungan intim hanya dengan satu pasangan seksual (suami/istri). Gunakan kondom saat berhubungan intim apabila diperlukan.
Komplikasi
Komplikasi dari penyakit ini berupa infeksi. Selain itu, komplikasi dapat timbul dari terapi pembedahan yang dilakukan, yakni berupa perdarahan, nyeri berhubungan pasca-operasi, dan juga infeksi.
Kapan Harus ke Dokter?
Bergegas ke dokter apabila kamu merasakan gejala-gejala kista Bartholin seperti yang disebutkan di atas.
Jangan tunggu sakit. Manfaatkan layanan konsultasi kesehatan langsung dengan dokter di Tanya Dokter dari aplikasi KlikDokter. Ingat untuk selalu #JagaSehatmu, ya.
[HNS/NM]
- nlm.nih.gov. Diakses Agustus 2022. Bartholin Gland Cyst
- com. Diakses Agustus 2022. Clinical Pathology of Bartholin's Glands: A Review of the Literature