Pengertian
Amnesia merupakan kondisi di mana terjadi hilangnya memori, seperti fakta, informasi, atau pengalaman. Individu dengan amnesia, yang juga disebut sindrom amnestik, umumnya mengetahui identitas diri sendiri. Namun, mereka dapat mengalami kesulitan mempelajari informasi baru dan membentuk memori baru.
Amnesia dapat disebabkan oleh terjadinya kerusakan pada area tertentu di otak yang vital bagi proses pengingatan. Amnesia dapat terjadi secara sementara (amnesia global transien) atau permanen.
Penyebab
Fungsi memori yang normal melibatkan berbagai area di otak. Adanya penyakit atau cedera yang melibatkan otak dapat memengaruhi memori. Amnesia dapat terjadi sebagai akibat dari cedera pada struktur otak yang membentuk sistem limbik, yang mengendalikan emosi dan memori.
Struktur otak tersebut mencakup thalamus yang terletak di bagian dalam dan tengah dari otak, dan formasi hipokampus yang terletak di dalam lobus temporal otak.
Amnesia yang disebabkan oleh cedera atau kerusakan pada otak disebut sebagai amnesia neurologis. Beberapa kemungkinan penyebab dari amnesia neurologis adalah:
- Stroke
- Peradangan otak (ensefalitis), sebagai akibat dari infeksi virus seperti virus herpes simpleks, sebagai reaksi autoimun terhadap kanker yang terdapat pada bagian tubuh lainnya, atau sebagai reaksi autoimun lainnya
- Kurangnya oksigen di otak, misalnya akibat serangan jantung, gangguan pernapasan, atau keracunan karbon monoksida
- Tumor pada area di otak yang mengendalikan memori
- Penyakit otak degeneratif, seperti penyakit Alzheimer dan penyebab lain dari demensia
- Kejang
- Konsumsi pengobatan tertentu
Cedera kepala, baik akibat kecelakaan kendaraan bermotor atau olahraga, dapat menyebabkan terjadinya kebingungan atau gangguan mengingat informasi baru. Hal ini terutama lebih sering diamati pada tahap awal dari penyembuhan.
Cedera kepala yang ringan umumnya tidak menyebabkan amnesia jangka panjang, namun cedera kepala yang lebih berat dapat menyebabkan amnesia permanen.
Salah satu jenis amnesia yang cukup jarang, yakni amnesia psikogenik, dapat berdasar dari syok emosional atau trauma, misalnya menjadi korban dari tindakan kriminal kekerasan. Pada gangguan ini, seseorang dapat merasa kehilangan memori personal, tetapi umumnya berlangsung sementara.
Beberapa faktor risiko yang dikaitkan dengan meningkatnya kemungkinan mengalami amnesia adalah:
- Operasi otak atau cedera kepala
- Stroke
- Konsumsi alkohol yang berlebih
- Kejang
Gejala
Dua jenis utama dari amnesia adalah:
- Kesulitan mempelajari informasi baru setelah awitan dari amnesia (amnesia anterograd)
- Kesulitan mengingat kejadian di masa lalu dan informasi yang sebelumnya sudah diketahui (amnesia retrograd)
Sebagian besar orang dengan amnesia umumnya memiliki gangguan dengan memori jangka pendek, di mana mereka mengalami kesulitan untuk melakukan retensi terhadap informasi baru.
Memori yang paling baru umumnya lebih mudah hilang, sedangkan memori yang lebih lama dan yang tertanam dengan baik dapat menetap. Misalnya, individu tersebut dapat mengingat pengalamannya di masa kecil atau mengetahui nama-nama presiden yang sebelumnya, namun tidak dapat menjawab saat ditanyakan nama presiden saat ini, bulan apa sekarang, atau apa yang dikonsumsi untuk sarapan hari ini.
Kehilangan memori saja tidak memengaruhi tingkat kecerdasan, pengetahuan umum, kesadaran, atensi, kemampuan penilaian, kepribadian, atau identitas seseorang.
Orang dengan amnesia umumnya dapat memahami kata-kata secara tertulis atau lisan dan dapat mempelajari keterampilan seperti mengendarai sepeda atau bermain piano. Terkadang, mereka juga memahami bahwa mereka mengalami gangguan memori.
Amnesia berbeda dengan demensia. Demensia umumnya juga mencakup kehilangan memori, tetapi juga melibatkan gangguan kognitif signifikan lainnya yang dapat menyebabkan penurunan fungsi sehari-hari.
Bergantung dari penyebab yang mendasari terjadinya amnesia, beberapa tanda dan gejala lain yang dapat timbul adalah:
- Adanya memori palsu (konfabulasi), yang dapat diciptakan secara keseluruhan atau terbentuk dari memori asli dengan detail waktu atau lainnya yang berbeda
- Kebingungan atau disorientasi
Pencegahan
Karena kerusakan pada otak dapat menjadi salah satu penyebab yang mendasari terjadinya anemia, penting untuk menerapkan langkah-langkah untuk meminimalkan kemungkinan seseorang mengalami cedera otak. Sebagai contoh:
- Hindari konsumsi alkohol yang berlebih
- Gunakan helm saat mengendarai sepeda atau sepeda motor, dan gunakan sabuk pengaman saat berada di dalam mobil
- Segera berobat ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan apabila mengalami tanda dan gejala dari stroke atau aneurisma otak, seperti nyeri kepala yang berat atau rasa baal dan lemah pada satu sisi tubuh.