Pengertian
Otosklerosis merupakan gangguan pendengaran yang disebabkan karena kekakuan tulang-tulang pendengaran. Dalam keadaan normal, agar bisa mendengar, gelombang suara akan ditangkap dan diteruskan dari liang telinga menuju telinga tengah.
Telinga tengah terdiri dari gendang telinga (membran timpani) dan tulang-tulang pendengaran bernama maleus, inkus, dan stapes. Suara dari liang telinga akan menggetarkan gendang telinga dan tulang pendengaran. Lalu getaran itu diteruskan ke telinga bagian dalam dan saraf sehingga akhirnya kita dapat mendengar.
Pada penderita otosklerosis, karena tulang-tulang pendengarannya kaku, tulang tersebut sulit bergetar jika menerima gelombang suara. Akibatnya, getaran suara yang akan diteruskan ke telinga dalam dan saraf pun akan berkurang, dan pendengaran terganggu.
Penyebab
Di antara ketiga tulang pendengaran (maleus, inkus, dan stapes), tulang yang paling sering mengalami kekakuan adalah tulang stapes. Penyebab pasti dari otosklerosis sebenarnya masih diteliti. Namun sejauh ini, diketahui bahwa sebagian besar kasus otosklerosis dicetuskan oleh adanya kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua ke anak. Jika salah satu orang tua mengalami otosklerosis, maka ada kemungkinan sekitar 50 persen anaknya juga mengalami otosklerosis.
Meski begitu, peneliti juga mengamati kemungkinan lain. Ada dugaan bahwa infeksi campak juga ikut mencetuskan otosklerosis. Bagian dari virus campak diduga menyebabkan dasar tulang stapes menjadi sulit digerakkan. Sebaliknya, orang yang telah diimunisasi campak memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami otosklerosis.
Diagnosis
Untuk memastikan ada tidaknya otosklerosis, seseorang perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis telinga hidung tenggorokan (THT). Dokter akan melakukan wawancara medis menyeluruh, pemeriksaan fisik lengkap, dan pemeriksaan telinga.
Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fungsi pendengaran dengan audiogram. Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan untuk melihat keadaan telinga bagian tengah, yaitu pemeriksaan tympanogram. Pada situasi tertentu, pemeriksaan computed tomography scan (CT-scan) atau pemeriksaan magnetic resonance imaging (MRI) pada telinga juga bisa dibutuhkan.
Gejala
Gejala utama otosklerosis adalah penurunan pendengaran, yang biasanya dimulai sekitar usia 30-an tahun. Awalnya penurunan pendengaran hanya terjadi di satu telinga. Lama-kelamaan bisa dialami pada kedua telinga.
Gejala penurunan pendengaran ini terjadi dengan amat perlahan sehingga kadang terlambat disadari. Penderita otosklerosis biasanya akan merasa mendengar lebih baik dalam keadaan ramai. Sebaliknya, suara bisikan dan suara nada rendah akan sukar didengar.
Selain itu, gejala lain yang dapat muncul adalah kepala pusing atau terasa seperti melayang, keseimbangan terganggu, atau telinga yang berdengung.
Pengobatan
New Section
Hingga kini, belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan otosklerosis. Meski demikian, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengoptimalkan fungsi pendengaran. Beberapa pilihan penanganan adalah:
-
Observasi saja
Dokter tidak melakukan tindakan apa pun. Tindakan ini dipilih jika penurunan fungsi pendengaran tidak terlalu berat dan tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
-
Amplifikasi
Pengobatan dilakukan dengan memasang alat bantu dengar (ABD). ABD akan membantu mengamplifikasi suara yang didengar, sehingga terdengar lebih jelas.
-
Obat
Suplemen sodium florida ditemukan memberi efek untuk mengurangi kekakuan pada tulang pendengaran. Namun hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut. Selain itu, secara teori, menghindari obat yang mengandung estrogen dapat membantu mencegah dan mengatasi otosklerosis.
-
Operasi
Operasi yang dilakukan untuk mengatasi otosklerosis disebut stapedektomi. Ini merupakan operasi pengangkatan tulang stapes, untuk kemudian digantikan dengan implan (tulang stapes buatan).
-
Implantasi koklea
Koklea merupakan bagian dari telinga dalam yang merupakan kelanjutan dari tulang pendengaran. Pada tindakan implantasi koklea, koklea diangkat dan digantikan koklea buatan. Tindakan ini dilakukan apabila otosklerosis tidak hanya terjadi pada tulang pendengaran saja, tetapi juga terjadi di koklea.
Pencegahan
Hingga kini, belum ada tindakan yang dapat mencegah terjadinya otosklerosis sepenuhnya. Namun imunisasi campak yang lengkap diduga berperan menurunkan risiko terjadinya penyakit ini.