Rhinitis Alergi
Dokter spesialis |
Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan, spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit dalam konsultan alergi dan imunologi klinik, spesialis anak, spesialis anak konsultan alergi imunologi |
Gejala |
Bersin berulang kali, meler, tenggorokan gatal, hidung gatal, batuk, mata merah, gatal, berair, hidung tersumbat, kelelahan |
Faktor risiko |
Riwayat atopi (rhinitis alergi, asma, dermatitis atopi) pada orang tua atau saudara kandung, riwayat dermatitis atopi atau asma, terpapar dengan asap rokok, defisiensi (kekurangan) vitamin D, overweight, obesitas, penggunaan AC di ruangan |
Cara diagnosis |
Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang |
Pengobatan |
Penghindaran alergen/iritan, kontrol lingkungan, irigasi nasal, terapi obat |
Obat |
Antihistamin, semprotan hidung, imunoterapi, dekongestan, kortikosteroid oral |
Komplikasi |
Sinusitis, otitis media, asma yang memberat |
Kapan harus ke dokter? |
Terdapat gejala dan tanda rhinitis alergi |
Pengertian Rhinitis Alergi
Rhinitis alergi adalah peradangan pada membran yang melapisi hidung sebagai reaksi berlebih dari sistem kekebalan tubuh terhadap alergen (pemicu alergi). Secara umum, alergen ini berupa pajanan udara dingin, debu, tungau, bau cat, makanan, dan lain-lain.
Kasus rhinitis alergi cukup banyak ditemukan. Gejalanya berupa bersin, meler, hidung tersumbat, serta mata merah dan berair. Kondisi ini dapat memengaruhi kualitas hidup penderita. Kamu ingin tahu penjelasan selengkapnya mengenai rhinitis alergi? Yuk simak selengkapnya di sini.
Artikel lainnya: THT Cara Efektif Mengatasi Hidung Tersumbat
Jenis-jenis Rhinitis Alergi
Menurut ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma), rhinitis alergi dikelompokkan berdasarkan lama dan beratnya gejala.
Berdasarkan lama gejala, penyakit ini dibagi menjadi:
- Intermiten, bila gejala ≤4 hari/minggu atau lamanya ≤4 minggu
- Persisten, bila gejala > 4 hari/minggu atau lamanya > 4 minggu
Sedangkan, untuk tingkat berat ringannya penyakit, rhinitis alergi dibagi menjadi:
- Ringan, bila tidak ditemukan gangguan tidur, gangguan aktivitas harian, berolahraga, bersantai, belajar, bekerja, dan dan tidak ada keluhan yang mengganggu
- Sedang atau berat, bila terdapat satu atau lebih dari gangguan tersebut di atas
Penyebab Rhinitis Alergi
Faktor genetik (keturunan) dan lingkungan berpengaruh terhadap kejadian penyakit ini. Pada rhinitis alergi, sistem pertahanan tubuh akan bereaksi terhadap alergen. Paparan ulang terhadap alergen memicu reaksi fase cepat dan fase lambat.
Immunoglobulin E (IgE) akan mendeteksi alergen yang terhirup. Antibodi ini akan melepas histamin yang berperan pada peradangan membran yang melapisi hidung.
Terdapat beberapa pemicu dari penyakit ini, yaitu:
- Debu
Debu menjadi komponen alergen yang menimbulkan reaksi alergi.
- Tungau debu rumah
Tungau debu rumah yang sudah mati dan tinjanya merupakan alergen.
- Serbuk sari dan spora
Pohon dan rumput memproduksi serbuk sari, sedangkan jamur memproduksi spora. Kedua hal ini dapat memicu rhinitis alergi.
- Makanan
Alergen makanan berupa cokelat, susu, telur, ikan, dan kerang.
Artikel lainnya: 5 Penyebab Keluar Cairan Bening dari Hidung, Apakah Berbahaya
Gejala Rhinitis Alergi
Adapun gejala yang ditemukan, antara lain:
- Bersin berulang kali, terutama saat bangun tidur di pagi hari
- Meler dengan cairan encer
- Tenggorokan dan hidung gatal
- Batuk
- Mata merah, gatal, dan berair
- Hidung tersumbat
- Kelelahan
Faktor Risiko Rhinitis Alergi
Terdapat beberapa faktor risiko rhinitis alergi, antara lain:
- Riwayat atopi (rhinitis alergi, asma, dermatitis atopik) pada orang tua atau saudara kandung
- Riwayat dermatitis atopi atau asma
- Terpapar dengan asap rokok
- Defisiensi (kekurangan) vitamin D
- Overweight atau obesitas
- Penggunaan air conditioner (AC) di ruangan
Diagnosis Rhinitis Alergi
Dokter akan melakukan wawancara medis secara terperinci, pemeriksaan fisik secara umum, pemeriksaan fisik telinga hidung tenggorok, rinoskopi untuk mengamati struktur dalam rongga hidung, dan pemeriksaan penunjang bila diperlukan. Pada wawancara medis, dokter biasanya menanyakan tentang:
- Keluhan berupa bersin, meler, hidung tersumbat, gatal pada hidung, bernapas lewat mulut atau mengorok, dan lain-lain.
- Kondisi lingkungan rumah dan tempat kerja/sekolah untuk menentukan alergen yang berpotensi, seperti serbuk sari, hewan berbulu, lantai/pelapis tekstil, asap rokok, tingkat kelembaban di rumah, dan lain-lain.
- Riwayat penggunaan obat, seperti beta-blocker, obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), dan terapi hormon
- Riwayat penyakit atopik di keluarga
- Dampak gejala pada kualitas hidup
- Penyakit penyerta, seperti asma, keterlibatan sinus, otitis media (peradangan telinga tengah), atau polip hidung
- Sebelum mencari pertolongan medis, penderita sering mencoba menggunakan obat yang dijual bebas, seperti loratadine, cetirizine, dan lain-lain, untuk mengatasi gejala mereka. Perlu dinilai respons penderita terhadap obat tersebut.
Pada pemeriksaan fisik, dilihat dari petanda atopi, yaitu allergic shiner (lingkaran hitam di bawah mata), geographic tongue (peradangan lidah berupa bercak berbentuk pulau), Dennie Morgan’s line (lipatan kulit di bawah kelopak mata), dan allergic salute (kebiasaan menyeka hidung menggunakan jari, telapak tangan, atau punggung tangan). Sedangkan, pemeriksaan penunjang yang mungkin direkomendasikan oleh dokter, antara lain:
- Skin prick test (uji tusuk kulit): metode untuk mengidentifikasi pemicu alergi secara spesifik.
- Tes darah: metode untuk mengidentifikasi immunoglobulin E (IgE) yang diproduksi oleh tubuh.
- Tes pencitraan (X-ray, CT scan, dan MRI)
Artikel lainnya: Ingin Hidung Sehat? Yuk, Lakukan Cuci Hidung
Pengobatan Rhinitis Alergi
Tujuan pengobatan rhinitis alergi adalah menghilangkan gejala. Secara umum, pengobatannya akan berbeda antara orang dewasa dan anak-anak. Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk berobat ke dokter untuk mendapatkan terapi yang tepat dan mendapat informasi tentang perawatan diri dan olahraga untuk rhinitis alergi.
Secara umum, pengobatan rhinitis alergi, meliputi:
- Penghindaran alergen yang relevan (tungau debu rumah, jamur, hewan peliharaan, serbuk sari) dan iritan (asap rokok)
- Kontrol lingkungan berupa pemindahan hewan peliharaan, penggunaan sistem penyaringan udara, dan lain-lain
- Mencuci hidung dengan cairan infus NaCl 0,9% (irigasi nasal). Sebelum melakukan prosedur ini, sebaiknya berkonsultasi kepada dokter spesialis THT.
- Terapi obat bergantung pada lama dan berat-ringannya gejala. Berikut obat rhinitis alergi yang direkomendasikan:
- Antihistamin
Antihistamin yang digunakan untuk mengatasi rhinitis alergi, seperti chlorphenamine, loratadine, dan cetirizine.
- Semprotan hidung
Semprotan hidung yang mengandung steroid, antihistamin, kombinasi steroid dan antihistamin.
- Imunoterapi
Terapi lain yang mungkin bermanfaat yaitu dekongestan dan kortikosteroid oral. Pengobatan ke ahli alergi dan imunologi klinik juga dianjurkan untuk mengatasi penyakit ini.
Artikel lainnya: Jenis-jenis Obat Semprot Hidung Beserta Kegunaannya
Pencegahan Rhinitis Alergi
Upaya pencegahan rhinitis alergi adalah dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat diubah. Adapun pencegahannya, meliputi:
- Diet gizi seimbang dan mengonsumsi suplemen terutama vitamin C dan D, serta minum air putih yang cukup
- Sedapat mungkin, menghindari kontak dengan pencetus alergi yang diketahui atau memakai masker saat keluar rumah bila diketahui penyebabnya berupa debu, polusi udara, dan asap rokok
- Berjemur di sinar matahari pagi atau sore hari, sebagai upaya mencegah defisiensi vitamin D
- Menjaga kebersihan diri dan lingkungan, seperti menjaga kebersihan rumah dari tungau debu rumah
Komplikasi Rhinitis Alergi
Rhinitis alergi dapat memicu terjadinya komplikasi, di antaranya:
- Sinusitis
- Otitis media (Infeksi di telinga bagian tengah)
- Asma yang memberat
Obat Terkait Rhinitis Alergi
- Antihistamin: chlorpheniramine, loratadine, cetirizine
- Semprotan hidung yang mengandung steroid, antihistamin, kombinasi steroid dan antihistamin
- Imunoterapi
- Dekongestan
- Kortikosteroid oral
Kapan Harus ke Dokter?
Segera berkonsultasi kepada dokter, bila kamu memiliki gejala dan tanda di atas.
Ingin tahu lebih banyak tentang rhinitis alergi dan cara mengatasinya? yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter dan manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Tanya Dokter online.
[LUF]
- Small P, Keith PK, Kim H. Allergic rhinitis. Allergy Asthma Clin Immunol. 2018.
- Seidman MD, Gurgel RK, Lin SY, et al. Clinical Practice Guideline: Allergic Rhinitis. Otolaryngology–Head and Neck Surgery. 2015,152(1_suppl):S1-S43.
- Klimek L, Bachert C, Pfaar O, Becker S, Bieber T, Brehler R, et al. ARIA guideline 2019: treatment of allergic rhinitis in the German health system. Allergol Select. 2019,3(1):22-50.
- Yang S-I, Lee H, Kim M, Ryu G, Kang S-Y, Kim M-A, et al. KAAACI Allergic Rhinitis Guidelines: Part 1. Update in Pharmacotherapy. Allergy Asthma Immunol Res. 2023,15(1):19-31.
- Scadding GK, Kariyawasam HH, Scadding G, Mirakian R, Buckley RJ, Dixon T. BSACI guideline for the diagnosis and management of allergic and non-allergic rhinitis (Revised Edition 2017, First edition 2007). Clin Exp Allergy. 2017.
- Mayo Clinic Staff. Hay Fever. 2022. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hay-fever/symptoms-causes/syc-20373039 Accessed 5 May 2023.
- Liva GA, Karatzanis AD, Prokopakis EP. Review of Rhinitis: Classification, Types, Pathophysiology. J Clin Med. 2021,10(14).
- Mantu BG, Wahongan GJ, Bernadus JB. Hubungan kepadatan tungau debu rumah dengan derajat rinitis alergi. https://media.neliti.com/media/publications/63590-ID-hubungan-kepadatan-tungau-debu-rumah-den.pdf Accessed 5 May 2023.
- Al-Rabia MW. Food-induced immunoglobulin E-mediated allergic rhinitis. J Microsc Ultrastruct. 2016,4(2):69-75.
- Baumann LM, Romero KM, Robinson CL, Hansel NN, Gilman RH, Hamilton RG, et al. PURA Study Investigators. Prevalence and risk factors for allergic rhinitis in two resource-limited settings in Peru with disparate degrees of urbanization. Clin Exp Allergy. 2015 Jan,45(1):192-9.
- Lei Y, Yang H, Zhen L. Obesity is a risk factor for allergic rhinitis in children of Wuhan (China). Asia Pac Allergy. 2016,6(2):101-4.