Insomnia
Dokter spesialis | Spesialis Kejiwaan (Psikiater) |
Gejala | Butuh waktu lebih dari 30 menit untuk terlelap, tidur selama 6 jam atau kurang (setidaknya 3 hari berturut-turut dalam 1 bulan atau lebih), tidak merasa bugar setelah tidur, merasa lelah di siang hari, sulit konsentrasi, kurang berenergi. |
Faktor Risiko | Lansia, memiliki penyakit kronis, obat-obatan tertentu, jenis kelamin wanita, memiliki gangguan cemas, depresi dan bipolar, perokok, peminum alkohol, pekerja sistem kerja shift, perjalanan jarak jauh (jetlag). |
Cara diagnosis | Wawancara medis, catatan jadwal tidur, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium. |
Pengobatan | Perubahan perilaku (behaviour therapy), cognitive behavioural therapy, teknik relaksasi, stimulus control therapy, obat-obatan medis |
Obat | Doxepin, Estazolam, Eszopiclone, Ramelteon, Temazepam, Triazolam, Zaleplon, Zolpidem, Zolpidem extended release, Suvorexant. |
Komplikasi | Penurunan performa dalam keseharian, meningkatkan risiko kecelakaan, gangguan psikiatri, seperti gangguan cemas dan depresi, obesitas, mudah tersinggung dan emosi dan risiko penyakit kronis lainnya. |
Kapan harus ke dokter? | Mengalami kesulitan tidur, tidak bisa tertidur sama sekali, bangun lebih awal, tidak merasa segar setelah tidur, memiliki rasa kantuk yang berlebihan di siang hari. |
Pengertian
Keadaan sulit tidur atau insomnia adalah gangguan tidur yang ditandai dengan kesulitan untuk memulai atau mempertahankan tidur.
Jumlah durasi waktu tidur yang dibutuhkan setiap orang memang berlainan. Akan tetapi, kebutuhan tidur orang dewasa rata-rata adalah 7- 8 jam per hari.
Penyebab
Penyebab sulit tidur/insomnia dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
- Insomnia primer merupakan gangguan tidur yang tidak disebabkan oleh masalah kesehatan.
- Insomnia sekunder adalah kesulitan tidur yang disebabkan oleh penyebab lain atau kondisi khusus tertentu, misalnya:
- Stres (kehilangan pekerjaan, perceraian, kematian, dan sebagainya)
- Penyakit tertentu
- Faktor lingkungan, seperti suara bising, cahaya, dan suhu yang ekstrem (dingin atau panas)
- Obat-obatan (misalnya obat depresi, anti-hipertensi, dan asma)
- Jadwal tidur terganggu, misalnya karena jetlag dan bekerja dengan sistem shift
- Nyeri
- Depresi atau gangguan cemas
- Kafein, nikotin, dan alkohol
Artikel Lainnya: Kondisi Medis yang Membuat Anda Susah Tidur
Gejala
Terdapat beberapa gejala sulit tidur yang umum dirasakan penderitanya, seperti:
- Penderitanya sering kali membutuhkan waktu lebih dari 30 menit untuk bisa tidur
- Penderita hanya bisa tidur selama 6 jam atau kurang, setidaknya 3 hari berturut-turut dalam 1 bulan atau lebih
- Tidak merasa bugar setelah tidur dan/atau merasa lelah di siang hari meskipun memiliki waktu tidur yang cukup
- Sulit berkonsentrasi
- Kurangnya energi atau motivasi
- Memiliki kekhawatiran tentang tidur
Faktor Risiko
Berikut adalah beberapa faktor risiko yang membuat seseorang sangat mungkin mengidap penyakit insomnia:
1. Usia Lanjut
Orang yang berusia di atas 60-65 tahun lebih mungkin mengalami insomnia daripada orang yang lebih muda.
2. Penyakit Kronis
Penyakit kronis tertentu, khususnya yang melibatkan nyeri kronis derajat sedang hingga berat, dapat meningkatkan risiko terjadinya insomnia.
3. Obat-obatan
Obat-obatan seperti dekongestan, obat pelangsing, steroid, obat tekanan darah, teofilin, fenitoin dan levodopa dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan tidur.
4. Jenis Kelamin
Insomnia lebih sering terjadi pada wanita daripada pria. Kehamilan dan perubahan hormonal seperti sindrom pramenstruasi (PMS) atau menopause juga dapat mengganggu tidur.
Artikel Lainnya: Ini Alasannya Wanita Lebih Rentan Insomnia Dibanding Pria
5. Faktor Psikologis
Gangguan cemas, depresi, dan bipolar sangat berpotensi menimbulkan insomnia.
6. Perilaku Gaya Hidup
Perubahan waktu tidur yang tak teratur, merokok, dan peminum alkohol berat akan sangat mungkin mengalami insomnia.
7. Sistem Kerja Shift
Pekerja shift malam akan memaksa ritme biologis seseorang menjadi sedikit berantakan. Hal ini akan mengganggu siklus bangun dan tidur seseorang.
8. Perjalanan Jarak Jauh (Jetlag)
Jetlag adalah ketidakmampuan untuk tidur akibat melintasi banyak zona waktu dalam waktu singkat. Kondisi ini dapat mengganggu ritme biologis.
Anda pun jadi tidak bisa tidur nyenyak sampai tubuh dapat menyesuaikan diri dengan zona waktu yang baru.
Diagnosis
Penentuan diagnosis pada sulit tidur/ insomnia dapat dilakukan melalui serangkaian wawancara medis. Melalui wawancara ini dapat diketahui riwayat penyakit, riwayat pengobatan, dan pola tidur.
Dokter mungkin akan meminta Anda mencatat jadwal tidur selama dua minggu atau lebih untuk melihat pola tidur.
Selain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan laboratorium juga mungkin akan dilakukan jika Anda dicurigai menderita hipertiroid.
Artikel lainnya: Cara Alami Mengatasi Insomnia Tanpa Obat-obatan
Pengobatan
Untuk mengatasi sulit tidur, harus diketahui dulu penyebab agar pengobatan tepat sasaran. Secara umum penanganan terhadap insomnia dibagi menjadi beberapa cara, yaitu:
1. Perubahan Perilaku (Behaviour Therapy)
Behaviour therapy merupakan terapi lini pertama untuk mengatasi insomnia. Terapi ini terdiri bisa dilakukan dengan membuat kebiasaan tidur yang baik.
Misalnya, dengan membuat jadwal tidur yang teratur, menghindari aktivitas yang dapat membuat Anda tetap terbangun, dan membuat lingkungan yang nyaman untuk tidur.
2. Cognitive Behavioural Therapy
Terapi ini membantu Anda mengontrol atau mengeliminasi pikiran negatif dan rasa khawatir yang membuat Anda tetap terjaga.
3. Teknik Relaksasi
Relaksasi otot dan latihan pernapasan dapat mengurangi gangguan cemas.
4. Stimulus Control Therapy
Terapi ini bertujuan untuk membatasi aktivitas di tempat tidur yang membuat Anda tetap terbangun.
Selain itu, Anda juga akan diminta untuk menjadikan tempat tidur hanya untuk tidur dan melakukan aktivitas seksual.
Bukan untuk membaca, bekerja, menonton TV, atau makan.
5. Pemberian Obat-obatan
Obat-obatan diberikan jika insomnia tidak berhasil diatasi dengan terapi.
Obat tidur hanya boleh diberikan oleh dokter spesialis kejiwaan (psikiater) dan tetap berada dalam pengawasan dokter.
Dokter biasanya tidak merekomendasikan penggunaan obat tidur dalam jangka waktu lama.
Berikut adalah beberapa obat dari gangguan tidur yang mungkin diresepkan dokter:
- Doxepin (Silenor)
- Estazolam
- Eszopiclone (Lunesta)
- Ramelteon (Rozerem)
- Temazepam (Restoril)
- Triazolam (Halcion)
- Zaleplon (Sonata)
- Zolpidem (Ambien, Edluar, Intermezzo, Zolpimist)
- Zolpidem extended release (Ambien CR)
- Suvorexant (Belsomra)
Artikel Lainnya: Cara Alami Mengatasi Insomnia Tanpa Obat-obatan
Pencegahan
Penyakit insomnia dapat dicegah dengan beberapa cara, di antaranya:
- Olahraga teratur, yang sebaiknya dilakukan minimal 4 jam sebelum tidur. Hindari berolahraga mendekati waktu tidur karena dapat mengganggu kualitas tidur
- Hindari kafein, nikotin, dan alkohol, terutama pada sore dan malam hari
- Buatlah diri Anda terpapar sinar matahari pada sore hari. Hal ini dapat membantu tubuh melepaskan melatonin untuk regulasi ritme sirkadian tubuh. Ini merupakan penentu jam biologis tubuh Anda
- Latihan teknik melepas stres, seperti yoga, meditasi, atau relaksasi
Komplikasi
Berikut adalah komplikasi yang dapat terjadi akibat penyakit susah tidur:
- Prestasi kerja atau sekolah menurun
- Meningkatkan risiko kecelakaan jika mengendarai kendaraan bermotor
- Gangguan psikiatri, seperti gangguan cemas dan depresi
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Mudah tersinggung dan emosi
- Meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, seperti hipertensi, penyakit jantung, dan diabetes mellitus
Kapan Harus ke Dokter?
Setelah melakukan pencegahan atau pengobatan di rumah, Anda harus meminta pertolongan medis ke dokter apabila secara konsisten:
- Mengalami kesulitan tidur
- Tidak bisa tertidur sama sekali
- Bangun lebih awal dari yang Anda kehendaki
- Tidak merasa segar setelah tidur
- Memiliki rasa kantuk yang berlebihan di siang hari
Coba konsultasikan kepada dokter jika Anda mengalami gejala-gejala di atas via Tanya Dokter.
(HNS/AYU)
- Winchester Hospital. Diakses 2022. Conditions InDepth: Insomnia.
- Mayo Clinic. Diakses 2022. Sleeping pills.
- Healthline. Diakses 2022. Insomnia.