Pengertian
Mendengkur adalah salah satu jenis gangguan tidur yang cukup banyak dialami. Penderitanya sendiri bisa jadi tidak merasa terganggu. Namun, suara mendengkur yang cukup keras sering kali mengusik lelapnya tidur pasangannya atau orang di sekitarnya.
Suara dengkuran ini sebenarnya terjadi akibat getaran otot dan jaringan lunak di sekitar tenggorokan saat udara melintasinya. Memang tidak semua orang mengalami gangguan ini.
Faktanya, beberapa orang memiliki risiko mendengkur lebih tinggi, yaitu:
- Pria
- Memiliki Berat badan lebih atau overweight
- Orang dengan sumbatan jalan napas, misalnya dengan pembesaran amandel.
- Mengonsumsi alkohol
- Memiliki kelainan anatomi hidung
- Memiliki riwayat mendengkur di keluarga
Selain mengganggu kenyamanan tidur dan mengusik orang di sekitarnya, mendengkur sebenarnya dapat mengundang masalah kesehatan yang lebih besar. Salah satu yang dapat terjadi adalah obstructive sleep apnea (OSA).
OSA menyebabkan penderitanya mengalami henti napas selama beberapa detik dan kemudian bernapas kembali atau terbangun karena gangguan ini. Tidak semua orang yang mendengkur mengalami OSA. Namun bila OSA terjadi pada seseorang, kualitas hidupnya umumnya akan ikut terganggu karena tidak lelapnya tidur.
Artikel lainnya: Sering Mendengkur? Awas, Serangan Stroke
Diagnosis
Diagnosis mendengkur ditetapkan atas dasar wawancara medis dan pemeriksaan fisik yang didukung pemeriksaan penunjang. Pada wawancara medis, akan digali lebih jauh seberapa sering dengkuran terjadi dan seberapa parah gangguan tidur yang dialami.
Pada anak, orang tua umumnya akan ditanya juga lebih jauh tentang perilaku anak sehari-hari, kemampuannya berkonsentrasi dan prestasinya di sekolah. Ketiga hal ini mencerminkan keparahan gangguan akibat mendengkur yang dialami.
Pemeriksaan fisik dilakukan untuk menyelidiki lebih jauh penyebab mendengkur. Seluruh struktur di hidung dan tenggorokan akan diperiksa. Bila diperlukan, dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti:
Pencitraan
Pencitraan yang dapat dilakukan pada seorang penderita mendengkur dapat berupa sinar X, CT-scan atau MRI. Dari berbagai pencitraan ini dapat dilihat struktur anatomi yang lebih detail terkait gangguan yang terjadi.
Artikel lainnya: Benarkah Asma Bisa Sebabkan Mendengkur?
Pengamatan Saat Tidur (sleep study)
Pada sleep study, seorang penderita mendengkur akan diminta tidur lalu akan diamati seberapa parah dengkuran yang terjadi. Selain itu akan dilihat pula apakah ada gangguan lain yang mengiringi seperti adanya OSA.
Polysomnography
Polysomnography sebenarnya merupakan salah satu bentuk pengamatan saat tidur. Bedanya, pada polysomnography, penderita mendengkur terhubung dengan beberapa sensor khusus yang akan mencatat segala bentuk perubahan dalam:
- Gelombang otak
- Kadar oksigen darah
- Detak jantung
- Frekuensi napas
- Tingkatan kelelapan tidur
- Pergerakan mata dan kaki
Penyebab
Saat seseorang terlelap, otot-otot di rongga mulut dan tenggorokan menjadi lebih relaks. Begitu relaksnya hingga otot ini dapat menyumbat saluran napas. Udara yang lewat dan terhalangi oleh sumbatan inilah yang terdengar nyaring berupa suara dengkuran.
Tidak semua orang mengalami tidur yang mendengkur. Orang-orang dengan kelainan anatomi dari rongga mulut dan sinus, Konsumsi alkohol, alergi, keluhan batuk dan pilek, serta berat badan berlebih, memiliki risiko lebih besar menjadi penderita mendengkur.
Saat seseorang tertidur dan mulai menjalani transisi menuju fase tidur yang lebih dalam, otot pada atap rongga mulut, lidah, dan tenggorok mengalami relaksasi.
Jaringan di tenggorok yang mengalami relaksasi hingga menyebabkan hambatan parsial pada jalan napas, yang menyebabkannya menjadi bergetar saat dilewati oleh udara. Semakin sempit jalan napas, semakin tinggi intensitas dari aliran udara. Dengan ini, getaran yang terjadi semakin meningkat, menyebabkan dengkuran menjadi semakin keras.
Artikel lainnya: Gejala-gejala Sleep Apnea yang Sering Anda Abaikan
Beberapa kondisi yang dapat memengaruhi jalan napas dan menyebabkan mendengkur adalah:
Anatomi dari Mulut
Memiliki atap rongga mulut yang tebal dapat mempersempit jalan napas. Selain itu, orang yang mengalami berat badan berlebih dapat memiliki jaringan berlebih di belakang tenggorok yang juga mempersempit jalan napas. Akibatnya, hambatan aliran udara menjadi lebih banyak dan mendengkur menjadi semakin keras.
Konsumsi Alkohol
Mendengkur dapat juga disebabkan oleh konsumsi alkohol yang berlebih sebelum tidur. Alkohol membuat otot tenggorok menjadi relaks dan mengurangi pertahanan tubuh terhadap obstruksi jalan napas.
Gangguan Hidung
Hidung yang tersumbat selama jangka waktu yang lama atau septum hidung yang tidak lurus dapat berkontribusi terhadap terjadinya mendengkur.
Kurang Tidur
Tidak mendapatkan waktu tidur yang cukup dapat menyebabkan relaksasi otot tenggorok yang berlebih.
Posisi tidur
Mendengkur paling sering dan paling keras diamati saat tidur telentang, karena efek gravitasi pada tenggorok membuat jalan napas menjadi lebih sempit.
Obstructive Sleep Apnea (OSA)
Mendengkur juga dapat terjadi akibat OSA. Pada kondisi serius ini, jaringan tenggorok menghambat jalan napas secara sebagian atau seluruhnya, yang menghambat pernapasan. Adanya OSA umumnya ditandai dengan mendengkur yang keras diikuti oleh fase hening di mana pernapasan terhenti atau hampir terhenti.
Seiring berjalannya waktu, perhentian dari pernapasan tersebut dapat membuat seseorang terbangun. Orang tersebut dapat terbangun dengan terengah-engah.
Artikel lainnya: Sleep Apnea, Gangguan Tidur Penyebab Kebutaan pada Penyandang Diabetes
Gejala
Umumnya, mendengkur dikeluhkan sendiri oleh penderita yang bersangkutan atau orang di sekitarnya. Bila penderita tersebut mengalami OSA, maka gejala yang akan muncul adalah sebagai berikut:
- Napas terhenti beberapa saat ketika tidur
- Rasa kantuk berlebih di siang hari
- Sulit konsentrasi
- Sakit kepala di pagi hari
- Nyeri tenggorokan di pagi hari
- Tidur tidak lelap
- Tekanan darah tinggi
- Nyeri dada di malam hari
- Suara dengkuran yang sangat keras
- Pada anak, dapat mempengaruhi perilakunya sehari-hari dan prestasinya di sekolah
Pengobatan
Pengobatan mendengkur dapat bervariasi, tergantung dari tingkat keparahan dengkuran yang terjadi. Pengobatan tersebut meliputi:
- Modifikasi gaya hidup: menghindari berbagai faktor risiko yang telah dijelaskan sebelumnya, mengatasi alergi.
- Operasi (umumnya di daerah belakang tenggorokan atau sekitar hidung).
- Penggaan alat seperti penyanggah hidung atau nasal dilators dan continuous positive airway pressure appliance (CPAP).
Artikel lainnya: Anak Tidur Mendengkur, Perlukah Waspada?
Komplikasi
Komplikasi teringan dari mendengkur adalah tidak lelapnya tidur. Bila OSA juga terjadi, maka seorang penderita akan lebih rentan terhadap berbagai komplikasi yang lebih serius, seperti:
- Mudah mengantuk di siang hari
- Emosional
- Kesulitan konsentrasi
- Tekanan darah tinggi, gangguan jantung dan stroke
- Gangguan perilaku dan penurunan prestasi di sekolah bagi penderita anak-anak
- Risiko kecelakaan lalu lintas akibat rasa kantuk saat berkendara
Pencegahan
Mencegah seseorang mengeluarkan dengkur atau mendengkur, dapat disarankan untuk melakukan perubahan gaya hidup. Misalnya dengan menurunkan berat badan, menghindari asupan alkohol menjelang tidur, menangani sumbatan jalan napas, menghindari kurang tidur, serta menghindari tidur terlentang.