Pengertian
Spondylolisthesis adalah kondisi ketika salah satu tulang belakang (vertebra) keluar dari posisi seharusnya, baik ke arah luar ataupun ke arah dalam. Biasanya spondylolisthesis terjadi pada tulang belakang bagian bawah atau lumbal. Tetapi, bisa juga terjadi pada tulang belakang bagian leher (servikal) atau atas (torak). Gejala spondylolisthesis bervariasi dan kadang tidak memberikan gejala sama sekali, sehingga penderita tidak menyadari mengalami spondylolisthesis.
Sponylolisthesis berbeda dengan hernia nukleus pulposus (HNP) atau yang sering dikenal dengan saraf terjepit. Pada gangguan saraf terjepit, terjadi sebagian atau seluruh bagian dari nukleus pulposus atau bantalan lunak antara tulang belakang posisinya berubah atau menonjol. Penonjolan ini dapat menyebabkan nyeri kronik dan keluhan saraf lainnya.
Penyebab
Penyebab spondylolisthesis bervariasi berdasarkan pada umur, keturunan, dan gaya hidup. Faktor keturunan dicurigai bila kondisi ini terjadi dalam keluarga tanpa memandang usia. Pada anak, penyakit ini mungkin disebabkan oleh kelainan atau perlukaan sejak lahir. Faktor lain yang mungkin memengaruhi adalah pertumbuhan yang cepat selama remaja.
Olahraga juga mungkin menjadi penyebab. Peregangan berlebihan dan stres pada punggung bawah bisa terjadi pada beberapa bentuk latihan, seperti sepak bola, senam, atletik, dan angkat beban. Spondylolysis juga sering menjadi awal dari spondylolisthesis. Kondisi ini terjadi ketika terjadi patah pada tulang punggung.
Terdapat lima tipe utama spondylolisthesis dengan penyebab masing-masing yang berbeda, yaitu:
- Cacat lahir pada tulang belakang
- Trauma berulang pada tulang belakang yang biasanya sering ditemui pada atlet
- Sendi pada tulang belakang yang merapuh dan radang sendi, yang sering ditemui pada pasien lanjut usia
- Luka atau trauma mendadak pada tulang belakang
- Kelainan tulang yang dapat disebabkan oleh tumor
Diagnosis
Pemeriksaan fisik merupakan tahap pertama dalam menentukan diagnosis spondylolisthesis. Seseorang yang kesulitan mengangkat kaki lurus keluar saat pemeriksaan dilakukan merupakan salah satu penanda untuk memastikan adanya kondisi ini.
Pemeriksaan foto polos pada tulang punggung bawah juga penting dilakukan untuk menentukan bila tulang belakang keluar dari tempatnya dan bila terjadi patah tulang. Pemeriksaan tambahan lain seperti CT-scan atau MRI mungkin diperlukan bila diduga ada penekanan saraf.
Gejala
Gejala penyakit spondylolisthesis bervariasi. Pada kasus yang ringan penderita bisa saja tidak merasakan keluhan. Pada kasus yang berat, masalah ini dapat menyebabkan ketidakmampuan melakukan aktivitas normal sehari-hari.
Beberapa gejala spondylolisthesis meliputi:
- nyeri punggung bawah yang semakin berat saat beraktivitas dan saat berdiri, dan sering membaik dengan berbaring. Nyeri ini biasanya menetap.
- kekakuan pada punggung dan kaki.
- nyeri tekan pada punggung bawah.
- nyeri paha.
- otot hamstring dan bokong tegang.
- nyeri, kebas atau sensasi geli menjalar dari punggung bawah turun ke kaki. Hal ini terjadi jika terjadi penekanan pada saraf.
- lengkungan pada tulang belakang berlebih (kyphosis).
Pengobatan
Pengobatan untuk spondylolisthesis bergantung pada tingkat keparahan peyakit. Terapi non bedah umunya dapat membantu meringankan nyeri dan menyokong tulang untuk kembali pada tempatnya. Penderita sebaiknya menghindari olahraga dan kontak fisik berat selama menjalani proses perawatan.
Metode terapi non bedah yang sering dilakukan meliputi:
- Istirahat sejenak, hindari aktivitas seperti mengangkat atau olahraga yang melibatkan kontak fisik.
- Menggunakan penahan punggung.
- Latihan terapi fisik atau fisioterapi dengan peregangan dasar dan latihan kekuatan. Latihan macam ini dapat membantu meningkatkan jangkauan gerakan pada tulang belakang dan hamstring.
- Konsumsi obat tanpa resep dokter atau obat anti radang (seperti ibuprofen) untuk mengurangi nyeri
- Suntik steroid di sekitar saraf yang tertekan dan ke dalam kanal spinalis pada kasus penekanan saraf
Pembedahan biasanya dilakukan untuk kasus yang lebih berat, yaitu dengan prosedur spinal fusion atau penggabungan tulang belakang. Prosedur dilakukan dengan pembiusan secara total. Terapi pembedahan biasanya dibutuhkan pada kasus dengan jarak pergeseran tulang belakang yang sangat jauh, kasus yang tidak merespons terapi non bedah, dan jika terjadi penekanan saraf.
Penyembuhan tulang atau penggabungan tulang belakang setelah prosedur spinal fusion membutuhkan waktu sekitar empat hingga delapan bulan. Tingkat keberhasilan prosedur tersebut sangat tinggi.
Dokter akan melakukan stabilisasi pada tulang belakang dengan menggunakan graf tulang dan penyokong metal. Pada saat penyembuhan akan digunakan penyokong tulang dalam menggunakan internal brace.
Pencegahan
Pencegahan spondylolisthesis salah satunya adalah dengan cara mencegah terjadinya penyebabnya. Terutama penyebab yang masih bisa diperhitungkan. Misalnya, hindari trauma atau cedera pada tulang belakang dengan lebih berhati-hati.
Selain itu penting untuk melakukan peregangan yang cukup sebelum melakukan latihan. Hindari pula latihan berlebihan yang membebani tulang belakang. Latihan kelenturan seperti yoga dapat membantu otot tubuh lebih kuat, liat, dan lentur sehingga mengurangi risiko cedera.