Pengertian
Menopause adalah kondisi di mana tidak terjadi menstruasi selama 12 bulan akibat tidak aktifnya folikel sel telur. Periode transisi menopause dihitung dari periode menstruasi terakhir diikuti dengan 12 bulan periode amenorea (tidak mendapatkan siklus haid).
Menopause merupakan bagian dari periode transisi perubahan masa reproduktif ke masa tidak reproduktif. Usia rata-rata menopause berkisar 43–57 tahun. Namun tidak ada cara yang pasti untuk memprediksi kapan seorang wanita akan memasuki masa menopause.
Selain itu, faktor keturunan juga turut berperan, di mana seorang wanita akan mengalami masa menopause pada usia tidak jauh berbeda dari ibunya.
Selama menopause, tubuh seorang wanita secara perlahan mengurangi produksi hormon estrogen dan progesterone sehingga terjadilah berbagai gejala.
Artikel Lainnya: Masalah Kesehatan Wanita Menopause yang Mesti Waspadai
Penyebab
Menopause terjadi sebagai proses alami di mana tubuh seorang wanita secara perlahan mengurangi produksi hormon estrogen dan progesteron.
Namun, beberapa tindakan medis juga dapat menyebabkan produksi hormon progesteron dan estrogen menurun hingga memicu terjadinya menopause dini. Dengan adanya penurunan kedua hormon ini, proses ovulasi lama kelamaan akan berhenti.
Gejala
Gejala yang sering dikeluhkan pada menopause adalah:
- Perubahan di dalam periode menstruasi (memendek atau memanjang, lebih banyak atau lebih sedikit atau tidak mendapat menstruasi sama sekali)
- Hot flashes
- Keringat malam
- Kekeringan pada vagina
- Gangguan tidur
- Perubahan mood (depresi, mudah tersinggung)
- Nyeri ketika bersanggama
- Infeksi saluran kemih
- Inkontinensia urin atau beser (tidak mampu menahan keluarnya air seni)
- Tidak berminat pada hubungan seksual
- Peningkatan lemak tubuh di sekitar pinggang
- Bermasalah dengan konsentrasi dan daya ingat
Artikel Lainnya: Deretan Mitos Menopause yang Tak Perlu Anda Percaya
Diagnosis
Penentuan diagnosis menopause daapt dilakukan apabila seorang wanita tidak mendapatkan haid selama 1 tahun (12 bulan berturut-turut).
Pengobatan
Menopause sendiri adalah bagian yang normal dari perjalanan hidup seorang wanita dan bukan merupakan penyakit yang perlu diterapi. Bagaimanapun juga, terapi dimungkinkan apabila gejala dari menopause mengganggu atau bertambah parah.
Modifikasi gaya hidup dapat mengurangi ketidaknyamanan yang dialami akibat gejala yang terjadi. Hal ini juga tentunya akan membuat tubuh terasa lebih sehat.
Modifikasi gaya hidup yang disarankan adalah:
- Menambahkan makanan yang kaya akan kandungan kalsium. Bisa juga dilakukan dengan mengonsumsi suplemen kalsium.
- Menghindari alkohol dan kafein yang dapat memicu terjadinya hot flashes.
- Berhenti merokok.
- Olahraga teratur. Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur bisa membantu menurunkan berat badan, memperbaiki kualitas tidur, menguatkan tulang, dan meningkatkan mood. Jalan cepat, aerobic low impact, dan menari adalah contoh olahraga yang dapat menguatkan tulang.
- Hindari stress. Meditasi atau yoga dapat membantu untuk relaks dan menyesuaikan diri dengan gejala yang dialami pada periode peralihan hormonal.
Beberapa dokter juga menyarankan untuk menggunakan pil kontrasepsi untuk mengurangi gejala yang terjadi.
Ketika masuk ke dalam fase menopause, bila gejala-gejala tersebut semakin mengganggu, maka bisa dilakukan terapi hormonal menggunakan hormon estrogen dan progesterone. Terapi ini dapat dilakukan bila masih terdapat rahim atau hormon estrogen bila sudah tidak memiliki rahim.
Artikel Lainnya: Kiat agar Hubungan Seksual saat Menopause Tetap Nikmat
Terapi hormonal ini dapat mengurangi gejala yang terjadi di masa menopause dan mencegah keroposnya tulang. Terapi ini tersedia dalam berbagai macam bentuk, di antaranya adalah tablet atau patch yang ditempelkan ke kulit, Hormon Replacement Therapy (HRT), dan terapi hormonal lokal (vagina).
Terapi hormonal dapat mengandung estrogen saja, progesterone saja, testosterone saja, atau kombinasi estrogen-progesteron. Terapi hormonal efektif untuk mengurangi gejala hot flashes dan kekeringan pada vagina.