Patah Tulang
Dokter Spesialis |
Spesialis ortopedi |
Gejala |
Pembengkakan, perubahan bentuk tulang, nyeri hebat, luka terbuka |
Faktor risiko |
Wanita (di atas 50 tahun), menopause, kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol, konsumsi kortikosteroid jangka panjang, penyakit kronis seperti diabetes mellitus dan obesitas |
Cara Diagnosis |
Wawancara medis, pemeriksaan fisik, X-ray |
Pengobatan |
Imobilisasi, tindakan operasi, pemberian obat nyeri, fisioterapi |
Obat |
Analgesik (parasetamol, ibuprofen, morfin, tramadol, atau ketorolac); antiinflamasi nonsteroid (ibuprofen, meloxicam, cataflam, dan celecoxib) |
Komplikasi |
Perdarahan hebat, cacat fisik |
Kapan harus ke dokter? |
Cedera yang kemungkinan menimbulkan patah tulang, ada fraktur terbuka, tulang mencuat keluar kulit dan terlihat, perdarahan hebat yang tidak berhenti, perubahan bentuk tubuh, nyeri hebat saat digerakkan |
Pengertian
Patah tulang atau fraktur adalah kondisi terputusnya keutuhan susunan tulang pada tubuh manusia.
Kondisi ini bisa terjadi di area ujung tulang atau tulang rawan pada bagian persendian serta bagian tengah tulang sehingga dapat menyebabkan luka pada jaringan sekitar, berubahnya posisi (dislokasi), hingga gangguan fungsi pergerakan.
Sementara itu, terdapat beberapa tipe patah tulang, yaitu:
- Fraktur avulsi: Ketika otot atau ligamen menarik tulang sehingga membuatnya patah
- Fraktur kominutif: Hancurnya tulang menjadi beberapa bagian
- Fraktur kompresi: Umumnya terjadi pada tulang belakang akibat osteoporosis
- Fraktur dislokasi: Ketika terjadi dislokasi atau perubahan posisi yang abnormal akibat patah tulang
- Fraktur Greenstick: Tulang sebagian patah pada satu sisi tetapi tidak patah sepenuhnya
- Fraktur garis rambut: fraktur tulang yang tipis dan sebagian
- Fraktur impaksi: Saat patah tulang mempengaruhi tulang lain
- Fraktur intra-artikular: Ini terjadi ketika fraktur meluas ke permukaan sendi
- Fraktur longitudinal: Fraktur memanjang sepanjang tulang
- Fraktur miring: Fraktur yang terjadi berlawanan dengan sumbu panjang tulang
- Fraktur patologis: Ketika adanya kondisi yang mendasari melemahkan tulang sehingga menyebabkan fraktur
- Fraktur spiral: bagian tulang terpelintir saat patah
- Fraktur stres: Stres dan regangan yang berulang dapat menyebabkan patah tulang
- Fraktur transversal: Fraktur lurus pada tulang
Penyebab
Patah tulang dapat disebabkan oleh banyak hal, antara lain:
- Benturan (trauma)
- Penyakit yang mengakibatkan penurunan kepadatan tulang (osteopenia). Osteopenia dapat memicu patah tulang meskipun tidak terjadi benturan.
- Keganasan, seperti tumor tulang
Artikel lainnya: Pernah Patah Tulang, Apa Dampaknya Bila Cedera Lagi Saat Olahraga?
Faktor Risiko
Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko patah tulang adalah:
- Wanita, terutama di atas usia 50 tahun
- Menopause
- Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
- Konsumsi kortikosteroid jangka panjang
- Memiliki penyakit kronis, seperti diabetes mellitus dan obesitas
Gejala
Gejala patah tulang dapat ditandai oleh:
- Pembengkakan
Kondisi pembengkakan adalah salah satu tanda patah tulang, kecuali fraktur terjadi jauh di dalam, seperti pada tulang leher atau tulang paha
- Perubahan bentuk tulang
Dapat terjadi pembentukan sudut tulang yang baru, tulang mengalami rotasi, atau pemendekan tulang
- Nyeri hebat
Rasa nyeri yang hebat dapat dirasakan pada daerah patah tulang
- Luka terbuka
Keluarnya tonjolan tulang yang patah bisa membentuk luka terbuka di kulit
Diagnosis
Untuk mendiagnosis patah tulang, ada beberapa tahapan yang biasanya dilakukan dokter. Berikut penjelasannya.
- Wawancara Medis
Ada riwayat jatuh, trauma, atau benturan yang mendasari kecurigaan adanya patah tulang. Dokter akan bertanya apakah penderita mengalami bengkak, perubahan bentuk, atau nyeri hebat pada daerah tulang tersebut.
Terkadang, patah tulang dapat terjadi tanpa benturan, yang biasa dialami oleh penderita penyakit kronis. Itu sebabnya, dokter akan mencari tahu adakah penyakit kronis yang diderita pasien.
- Pemeriksaan Fisik
Melalui pemeriksaan fisik akan terlihat perubahan bentuk pada area tulang tertentu, bunyi abnormal saat area tersebut digerakkan, atau rasa nyeri saat bergerak.
- X-ray
Umumnya, untuk memastikan adanya patah tulang, dokter akan menyarankan pemeriksaan X-ray. Dengan pemeriksaan ini akan terlihat jelas kondisi keutuhan tulang dan jenis patah tulang yang dialami.
Artikel lainnya: Patah Tulang Jangan Dipijat! Ini Bahayanya
Pengobatan
Usai didiagnosis patah tulang, beberapa pengobatan dapat direkomendasikan dokter sesuai kondisi pasien. Di bawah ini penjelasannya.
- Imobilisasi (Istirahat)
Tulang yang mengalami cedera harus diistirahatkan (imobilisasi) agar dapat mendukung proses penyembuhannya.
Imobilisasi dapat dilakukan dengan meminta pasien mengistirahatkan area tubuh yang mengalami patah tulang ataupun dengan melakukan pembidaian (memasang gips dan lain-lain).
- Tindakan Operasi
Jika dinilai kondisi patah tulang memerlukan tindakan operatif, dokter akan merencanakan tindakan tersebut untuk melakukan fiksasi internal dengan pen atau pembersihan tulang-tulang yang hancur.
- Pemberian Obat Nyeri
Umum untuk ditemukan rasa nyeri dan bengkak pada pasien patah tulang. Dokter pun akan memberikan obat nyeri untuk membuat pasien lebih nyaman.
Pemberian obat patah tulang biasanya meliputi:
- Analgesik, seperti parasetamol, ibuprofen, morfin, tramadol, atau ketorolac
- Antiinflamasi nonsteroid (OAINS), contohnya ibuprofen, meloxicam, cataflam, dan celecoxib
- Fisioterapi
Pada akhir pengobatan, dibutuhkan fisioterapi atau latihan untuk mengembalikan fungsi tulang seperti semula.
Fisioterapi sangat penting karena otot yang dibiarkan tidak beraktivitas lama-kelamaan akan mengecil, sehingga menghambat pergerakan.
Pencegahan
Untuk mencegah kejadian patah tulang, beberapa langkah-langkah ini bisa dilakukan:
- Hindari risiko cedera dengan menggunakan APD
- Meningkatkan kepadatan tulang dengan konsumsi vitamin D serta kalsium
- Jaga berat badan ideal
- Olahraga rutin
Artikel lainnya: Faktor Risiko Osteoporosis yang Jarang Disadari
Komplikasi
Apabila patah tulang tidak ditangani dengan baik, komplikasi serius bisa terjadi, seperti:
- Perdarahan hebat
Perdarahan terus-menerus yang tidak diatasi saat terjadi cedera atau patah tulang dapat memicu syok hipovolemik yang mengancam nyawa.
- Cacat fisik
Patah tulang yang tidak ditatalaksana dengan tepat dapat berujung pada gangguan bentuk, fungsi alat penggerak tubuh sehingga menimbulkan kecacatan. Misalnya, berubah bentuk, tidak dapat berjalan, dan lainnya.
Kapan Harus Ke Dokter?
Segeralah ke dokter apabila kamu:
- Mengalami cedera yang kemungkinan menimbulkan patah tulang
- Ada fraktur terbuka, atau tulang mencuat keluar kulit dan terlihat
- Perdarahan hebat yang tidak kunjung berhenti
- Perubahan bentuk tubuh
- Perubahan warna kulit pada area cedera, membiru, dan menghitam
- Nyeri hebat ketika digerakkan
- Anda menduga ada patah tulang di leher, kepala, atau punggung
- Orang tersebut tidak responsif, tidak bernapas atau tidak bergerak
Jangan tunggu sakit. Manfaatkan layanan konsultasi kesehatan langsung dengan dokter di fitur Tanya Dokter online. Yuk, sama-sama #JagaSehatmu.
[HNS/NM]
- Clevelandclinic.org. Diakses Agustus 2022. Bone fractures
- Orthoinfo.aaos.org. Diakses Agustus 2022. Fractures broken bones
- Mayoclinic.org. Diakses Agustus 2022. First Aid Fractures