Rematik
Dokter spesialis |
Penyakit dalam subspesialis reumatologi |
Gejala |
Kemerahan, bengkak, dan nyeri di area sendi yang terkena |
Faktor risiko |
Sering terpapar asap rokok |
Cara diagnosis |
Pemeriksaan laju endap darah (LED), C-reactive protein, rheumatoid factor, dan anti-CCP |
Pengobatan |
Obat antiradang, rehabilitasi medik |
Obat |
NSAID, steroid, disease modifying antirheumatic drugs (DMARD), imunosupresan |
Komplikasi |
Cervical myelopathy, carpal tunnel syndrome, sindrom sjogren, penyakit jantung |
Kapan harus ke dokter? |
Nyeri sendi menganggu aktivitas sehari-hari |
Pengertian
Rematik (rheumatoid arthritis) adalah autoimun sistemik yang sebabkan peradangan sendi. Ini gejala, penyebab, dan pengobatan rematik.
Penyakit ini menyebabkan peradangan pada sendi, jaringan di sekitar sendi, serta dapat mengenai organ lain di dalam tubuh, seperti kulit dan paru.
Penyakit ini biasanya muncul perlahan. Bahkan, awalnya nyeri sendi dirasakan tak terlalu mengganggu.
Namun, dalam beberapa minggu hingga beberapa bulan, akan semakin banyak sendi yang terkena. Peradangan pun akan semakin hebat.
Kita simak penjelasan lengkap seputar apa itu rematik.
Penyebab
Rheumatoid artritis terkait dengan sendi. Pada dasarnya, sendi manusia memiliki lapisan (membran) sinovial yang berfungsi untuk melindungi sendi agar tulang, otot, dan jaringan lain di sekitar persendian tidak saling bergesekan.
Pada penderita rematik, tanpa sebab yang jelas, sistem imunitas tubuh menganggap membran sinovial di sendi sebagai “benda yang asing” sehingga harus dilawan.
Hal inilah yang menyebabkan sendi-sendi mengalami peradangan.
Namun demikian, hingga kini, Penyebab pasti penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Meski demikian, ada beberapa faktor yang diduga berperan menjadi penyebab Rheumatoid Arthritis, yaitu:
- Faktor genetik
- Reaksi peradangan pada sendi dan selubung tendon
- Faktor rheumatoid
- Sinovitis kronik
- Faktor infeksi seperti virus Epstein Barr (EBV)
Diagnosis
Setelah memeriksa sendi-sendi, dokter akan menyarankan pemeriksaan darah di laboratorium, di antaranya adalah:
- laju endap darah dan C-reactive protein sebagai tanda umum adanya peradangan di tubuh
- rheumatoid factordan anti-CCP (cyclic citrullinated peptide), penanda khusus untuk penyakit rheumatoid arthritis
Bila rheumatoid factor atau anti-CCP memberikan hasil positif, disertai dengan peningkatan LED atau CRP, umumnya dapat dipastikan bahwa orang tersebut mengalami rheumatoid artritis.
Pada beberapa kasus, gejala penyakit ini sukar dibedakan dengan gangguan sendi yang lain, misalnya gout atau pseudogout.
Bila hal ini terjadi, tak jarang dokter juga akan menganjurkan pemeriksaan rontgen atau MRI sendi untuk memastikannya.
Artikel Lainnya: Penderita Rematik Boleh Dipijat? Ketahui Teknik Pijat yang Direkomendasikan
Gejala
Gejala rematik biasanya muncul pada sendi jari-jari tangan, pergelangan tangan, pundak, siku, dan pergelangan kaki.
Sendi-sendi yang mengalami peradangan itu ditandai dengan kemerahan, bengkak, dan nyeri pada daerah sendi yang terkena.
Selain itu, penderita juga mengalami kekakuan sendi di pagi hari. Pada beberapa orang, kekakuan sendi saat bangun tidur di pagi hari memang wajar terjadi.
Namun, ciri-ciri rematik yang khas, kekakuan sendi berlangsung selama lebih dari 1 jam. Tak jarang, penderita rheumatoid artritis juga merasa mudah lelah, badan sering demam atau meriang, dan merasa malas untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Selain sendi, penyakit rheumatoid artritis juga dapat menyerang:
- Paru dan selaput pembungkus paru (pleura), yang ditandai dengan keluhan nyeri dan sulit bernapas
- Selaput pembungkus jantung (pericardium), yang ditandai dengan keluhan sesak dan lemas karena tekanan darah cenderung turun
- Lapisan putih mata (sklera), menyebabkan mata merah, nyeri, dan tajam penglihatan berkurang
Artikel Lainnya: Mitos Penyakit Rematik yang Harus Anda Tahu
Faktor Risiko
Faktor-faktor risiko Rheumatoid Arthritis, meliputi:
- Usia. Penyakit ini dapat ditemukan pada usia berapapun, dan meningkat seiring bertambahnya usia.
- Jenis kelamin. Perempuan lebih berisiko dibandingkan laki-laki.
- Genetik atau sifat bawaan. Seseorang yang lahir dengan gen tertentu lebih mungkin mengidap Rheumatoid Arthritis.
- Defisiensi vitamin D. Defisiensi merupakan kondisi kekurangan vitamin D yang meningkatkan risiko penyakit ini.
- Merokok. Perokok berisiko mengidap artritis reumatoid dan dapat memperburuk kondisi ini.
- Berat badan berlebih (overweight) atau obesitas. Indeks massa tubuh yang melebihi normal meningkatkan risiko terjadinya artritis reumatoid.
Artikel lainnya: Artritis Reumatoid Berkaitan dengan Tukak Lambung, Benarkah?
Pengobatan
Tidak ada pengobatan untuk menyembuhkan rheumatoid artritis. Pengobatan bertujuan untuk mengurangi peradangan sendi dan untuk “menenangkan” sistem pertahanan tubuh penderita agar tak menyerang tubuhnya sendiri.
Penanganan dan pengobatan rematik dapat dilakukan oleh dokter penyakit dalam ahli rheumatologi. Obat-obatan rematik yang dapat digunakan antara lain:
1. Non-steroidal antiinflamatory drugs(NSAID)
Obat ini bermanfaat untuk mengurangi nyeri dan pembengkakan yang terjadi pada sendi.
2. Steroid
Obat ini diberikan untuk menekan sistem pertahanan tubuh penderita agar tak terus menerus menyerang sendi.
3. Disease modifying antirheumatic drugs (DMARD)
Obat jenis ini merupakan pilihan utama untuk pengobatan rheumatoid artritis karena bermanfaat mencegah progresivitas kerusakan sendi dan mengatasi peradangan sendi.
4. Imunosupresan
Prinsip kerja obat ini mirip dengan steroid, yaitu melemahkan sistem pertahanan tubuh agar tak terus menyerang sendi.
Selain obat-obatan, rehabilitasi medik juga perlu dilakukan agar penderita rematik masih bisa beraktivitas dengan baik.
Penderita perlu dilatih untuk tetap menggunakan sendi yang mengalami peradangan dalam aktivitas sehari-hari.
Pencegahan
Kamu bisa melakukan pencegahan dengan melakukan gaya hidup sehat, seperti:
- Menurunkan berat badan bila overweight atau obesitas
- Tidak merokok
- Berjemur di sinar matahari pagi atau sore hari
- Mengonsumsi makanan dengan sumber vitamin D seperti telur, sarden, dan lain-lain serta mengonsumsi suplemen vitamin D sesuai anjuran dokter
Artikel Lainnya: Benarkah Mandi Malam Bikin Rematik? Ini Faktanya
Komplikasi
Apabila tidak ditangani dengan baik, penyakit rematik dapat menyebabkan beberapa komplikasi berikut.
1. Cervical Myeolopathy
Apabila rheumatoid arthritis sudah menyerang sendi di area leher dan saraf tulang belakang akan terjadi gangguan cervical myeolopathy.
2. Carpal Tunnel Syndrome
Apabila rematik menyerang sendi pergelangan tangan dan menekan saraf di sekitarnya akan terjadi gangguan carpal tunnel syndrome.
3. Sindrom Sjogren
Jika rheumatoid arthritis menyerang kelenjar air mata dan ludah dapat terjadi gangguan sindrom Sjogren dengan gejala mata dan mulut kering.
4. Penyakit Jantung
Kondisi ini dapat terjadi apabila sistem kekebalan tubuh memicu peradangan di dalam pembuluh darah jantung.
5. Insomnia
Gangguan tidur dapat terjadi saat rasa nyeri sedang muncul sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman dan sulit tidur.
Kapan harus ke dokter?
Apabila Anda mendapati gejala-gejala di atas serta merasakan nyeri terus-menerus dan mengganggu aktivitas sehari-hari, segera konsultasi lanjut ke dokter.
Dokter akan melakukan pemeriksaan menyeluruh dan memberikan terapi yang tepat.
Dapatkan info seputar penyakit dan obat lainnya di aplikasi KlikDokter.
(HNS/AYU)
- Mayo Clinic. Diakses 2022. Rheumatoid Arthritis.
- Rheumatology. Diakses 2022. Rheumatoid Arthritis.