Ruam Kulit
Dokter Spesialis | Spesialis kulit dan kelamin |
Gejala | Kemerahan pada permukaan kulit disertai gatal |
Faktor Risiko | Alergi, lembap, infeksi, paparan sinar matahari, autoimun |
Cara Diagnosis | Anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, kerokan kulit |
Pengobatan | Menjaga kebersihan kulit, terapi sesuai penyebab |
Obat | Antihistamin, antiradang, antibiotik, antijamur, antivirus (berdasarkan penyebab) |
Komplikasi | Infeksi semakin luas, infeksi sekunder |
Kapan Harus ke Dokter? | Keluhan tidak membaik, infeksi semakin luas, infeksi sekunder |
Pengertian Ruam Kulit
Ruam kulit bukanlah suatu diagnosis penyakit, melainkan suatu gejala kulit.
Kondisi ini ditandai dengan adanya kemerahan di kulit akibat peradangan atau perubahan pigmen kulit.
Kondisi ini juga bisa menimbulkan rasa gatal, kulit yang mengelupas, bersisik, atau mengalami iritasi.
Ada puluhan penyakit yang memiliki gejala ruam kulit, seperti dermatitis, ruam popok, infeksi jamur, impetigo, cacar air, campak, kurap, rubella, alergi, lupus, dan masih banyak penyakit lain.
Pada dasarnya, ruam kulit bisa terjadi baik pada orang dewasa maupun anak.
Namun, yang membedakan adalah penyebab yang mendasari munculnya ruam kulit dan faktor risikonya. Ambil contoh kasus ruam akibat infeksi jamur.
Pada anak, biasanya kondisi ini lebih sering disebabkan oleh daerah selangkangan yang lembap akibat popok basah yang dibiarkan terlalu lama atau jarang diganti.
Pada orang dewasa, faktor risikonya lebih disebabkan pakaian yang lembap karena keringat.
Penyebab Ruam Kulit
Terdapat banyak penyebab ruam merah pada kulit. Beberapa penyebab terseringnya antara lain:
- alergi makanan
- alergi obat
- alergi akibat kontak dengan benda tertentu (misalnya alergi logam)
- iritasi kulit akibat zat kimia tertentu, misalnya deterjen
- gigitan serangga
- infeksi jamur
- infeksi bakteri
- infeksi parasit
- infeksi virus
- paparan sinar matahari
- luka bakar ringan
- autoimun
- keringat berlebih
- peradangan
Artikel Lainnya: Jenis Ruam Kulit yang Umum Terjadi pada Ibu Hamil
Faktor Risiko Ruam Kulit
Faktor risiko terjadinya bercak merah pada kulit sangat dipengaruhi oleh penyebab utama yang mendasarinya.
Jika alergi, disebabkan oleh alergen yang dapat memicu terjadinya reaksi hipersensitivitas hingga terjadi ruam pada kulit.
Sama halnya dengan ruam akibat infeksi. Jika disebabkan oleh infeksi jamur, faktor risikonya adalah pakaian yang lembap dan kurangnya menjaga kebersihan kulit pada daerah yang mengalami ruam.
Gejala Ruam Kulit
Ruam kulit ditandai dengan adanya bercak kemerahan di kulit. Gejala lain yang menyertai tergantung pada penyebab ruamnya.
- Ruam merah pada kulit yang disebabkan alergi dapat disertai dengan bintik-bintik di kulit dan umumnya terasa gatal. Kulit dapat terlihat lebih kering dari kulit di sekitarnya.
- Pada ruam kulit akibat gigitan serangga, muncul pula bentol-bentol di kulit yang terasa panas dan gatal.
- Bila ruam disebabkan oleh infeksi jamur, biasanya terdapat bintik-bintik kemerahan yang melingkar di kulit, dan terdapat sisik halus di atasnya.
Ruam akibat infeksi jamur biasanya akan terasa gatal bila kulit berkeringat.
- Jika ruam disebabkan infeksi bakteri, bisa disertai dengan bintik bernanah, rasa nyeri, dan bengkak di kulit yang terkena.
- Bila ruam disebabkan oleh infeksi virus, umumnya terjadi demam terlebih dahulu sebelum tanda kemerahan muncul.
Bercak kemerahan akibat infeksi virus biasanya muncul dari wajah atau dari dada, yang lama-kelamaan menyebar ke seluruh tubuh.
Diagnosis Ruam Kulit
Untuk mengetahui adanya ruam kulit dan penyebab yang mendasarinya, umumnya dokter hanya perlu memeriksa kulit.
Bila ruam diduga disebabkan oleh alergi, pemeriksaan uji cukit kulit atau pemeriksaan IgE dari darah dapat dilakukan untuk mengetahui penyebab alerginya.
Artikel Lainnya: Muncul Ruam Setelah Bayi Minum Susu, Bagaimana Mengatasinya?
Bila ruam diduga terjadi karena infeksi jamur, pemeriksaan kerokan kulit perlu dilakukan untuk mengetahui jamur penyebabnya.
Jika ruam diduga terjadi karena infeksi bakteri atau virus, pemeriksaan apusan cairan dari kulit dapat dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri atau virusnya.
Pengobatan Ruam Kulit
Ruam kulit umumnya tidak berbahaya, tapi membutuhkan pengobatan yang tepat tergantung pada penyebabnya.
Berikut beberapa cara mengobati ruam kulit yang dapat dilakukan:
- Mengatasi gatal dengan mengonsumsi obat antihistamin
- Memberikan pelembap pada kulit
- Ruam akibat alergi diatasi dengan memberikan krim kortikosteroid
- Ruam akibat jamur diatasi dengan pemberian krim anti-jamur, seperti clotrimazole dan miconazole
- Ruam akibat infeksi bakteri diatasi dengan krim antibiotik
Dokter yang akan menentukan pengobatan mana yang paling tepat untuk mengatasi ruam kulit yang terjadi.
Pencegahan Ruam Kulit
Tidak semua ruam kulit dapat dicegah. Bila ruam kulit dicetuskan oleh alergi, hindari zat yang dapat menyebabkan alergi untuk mencegah ruam muncul.
Ruam akibat campak atau rubella dapat dicegah dengan pemberian imunisasi MR (measles rubella).
Artikel Lainnya: Daftar Penyakit yang Ditandai dengan Flu dan Ruam Kulit
Komplikasi Ruam Kulit
Pada umumnya, ruam pada kulit tergolong tidak berbahaya. Namun, kembali lagi pada penyebab utama ruam pada kulit.
Jika ruam disebabkan oleh infeksi, bisa saja infeksi dapat meluas dan semakin berat, hingga menyebabkan komplikasi pada organ lain.
Kapan Harus ke Dokter?
Jika ruam disebabkan oleh infeksi, perlu diperhatikan pengobatan yang diberikan sudah sesuai atau tidak.
Jika dalam 3-5 hari keluhan tidak kunjung membaik, sangat disarankan untuk berkonsultasi kembali dengan dokter untuk dilakukan evaluasi apakah perlu obat tambahan atau tidak.
Terlebih jika ruam sudah meluas, terdapat infeksi sekunder, atau menimbulkan komplikasi pada organ lain, segera evaluasi lebih lanjut dengan dokter.
Konsultasikan masalah kesehatan Anda dengan dokter. Manfaatkan layanan tanya dokter spesialis kulit dan buat janji dengan dokter spesialis kulit di aplikasi KlikDokter.
(HNS/AYU)
- Medscape. Diakses 2022. Diaper Rash.
- Medscape. Diakses 2022. Atopic Dermatitis.
- Medscape. Diakses 2022. Allergic.
- Medscape. Diakses 2022. Contact Dermatitis.