Gangguan Pernapasan Saat Tidur
Dokter Spesialis | Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Pulmonologi, Spesialis Telinga Hidung Tenggorok, Spesialis terkait: Spesialis Kedokteran Jiwa, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, Spesialis Gizi Klinik, Spesialis Saraf atau Spesialis Neurologi |
Gejala | Ketika tidur: rasa tercekik saat tidur, mendengkur keras, terbangun di malam hari berkali-kali untuk berkemih, gerakan abnormal ketika tidur, periode henti napas ketika tidur Setelah bangun tidur: merasa tidak bugar, kelelahan, nyeri kepala di pagi hari, mulut kering, rasa kantuk berlebihan di siang hari, kesulitan berkonsentrasi, kesulitan mengingat, penurunan libido, gangguan kewaspadaan, gangguan ketika menyetir, mudah marah |
Faktor Risiko | Usia lanjut, laki-laki, wanita pasca menopause, rahang bawah lebih kecil dibanding ukuran normal, rahang bawah lebih mundur dibanding rahang atas, pembesaran amandel, kehamilan, obesitas, gagal jantung kongestif, stroke, posisi tidur terlentang, mengonsumsi alkohol, merokok, penggunaan obat sedatif |
Cara Diagnosis | Wawancara medis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang |
Pengobatan | Modifikasi perilaku, oksigen, Continuous Positive Airway Pressure, Oral Appliance, pembedahan |
Obat | Bergantung kondisi penderita |
Komplikasi | Tekanan darah tinggi, serangan jantung, kencing manis, depresi, kecelakaan kendaraan bermotor terkait kurang tidur, kematian |
Kapan harus ke dokter? | Terdapat gejala dan tanda gangguan pernapasan saat tidur |
Pengertian
Sleep apnea adalah gangguan pernapasan saat tidur serius. Jika tidak ditangani dengan baik, penderita akan berulang kali mengalami kondisi berhenti napas ketika tidur. Hal tersebut dapat berbahaya, karena artinya tubuh terutama otak tidak mendapatkan oksigen secara memadai sebagaimana mestinya.
Gangguan pernapasan saat tidur atau sleep apnea juga dapat menyebabkan komplikasi gangguan metabolik. Beberapa gangguan yang umum dialami orang dengan kondisi ini adalah:
- Tekanan darah tinggi
- Diabetes
- Gagal jantung
- Aritmia
- Serangan jantung
- Stroke
- Depresi
- ADHD (attention deficit hyperactivity disorder)
- Nyeri kepala
Selain itu sleep apnea dapat menyebabkan masalah pada aktivitas rutin seperti bersekolah dan bekerja, serta kecelakaan saat berkendara.
Gangguan tidur ini dapat menyerang siapa saja. Namun demikian ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan risiko sleep apnea, yaitu:
- laki-laki
- memiliki berat badan berlebih
- usia lebih dari 40 tahun
- memiliki lingkar leher besar (lebih dari 42 cm pada laki-laki dan 40 cm pada wanita)
- memiliki tonsil yang besar, lidah yang besar, atau tulang rahang bawah yang kecil
- memiliki riwayat keluarga dengan sleep apnea
- memiliki gastroesophageal reflux atau GERD
- kerap mengalami hidung tersumbat karena septum deviasi, alergi, atau masalah sinus
Ada beberapa jenis gangguan pernapasan saat tidur, yang meliputi:
1. Tipe obstruktif (Obstructive Sleep Apnea/OSA)
Tipe ini paling sering terjadi dan berhubungan dengan sumbatan pada saluran napas bagian atas.
2. Tipe Sentral (Central Sleep Apnea/CSA)
Tipe ini berhubungan dengan kelainan pada sistem saraf pusat yang mengatur kerja jantung dan pernapasan.
3. Tipe campuran (Mixed Sleep Apnea/MSA)
Kejadian MSA dimulai dengan CSA, lalu diikuti oleh OSA.
Penyebab
Berikut kondisi penyebab gangguan pernapasan saat tidur:
- Struktur tubuh yang memengaruhi penyempitan faring
- Peningkatan tekanan pada saluran napas bagian atas
- Penurunan tonus otot saluran napas bagian atas
- Kelainan sistem saraf pusat yang mengatur kerja jantung dan pernapasan
Penyebabnya berdasarkan tipenya terdapat dua macam sleep apnea, yaitu:
- Obstructive Sleep Apnea (OSA)
Tipe ini merupakan jenis gangguan yang paling sering terjadi. OSA terjadi karena adanya sumbatan pada jalan napas. Biasanya disebabkan oleh jaringan lunak pada tenggorokan belakang yang terjatuh saat seseorang tidur.
- Central sleep apnea
Pada tipe ini tidak terjadi sumbatan pada jalan napas. Akan tetapi otak gagal memberikan sinyal ke otot untuk bernapas. Hal ini disebabkan oleh ketidakstabilan pusat pengendali pernapasan.
Artikel Lainnya: Mengenal Jenis dan Penyebab Suara Napas Tambahan
Diagnosis
Dokter dapat menduga adanya gangguan tidur sleep apnea dari riwayat kondisi penderita dan gejala yang terjadi. Pemeriksaan terhadap sleep apnea, yaitu polisomnogram akan dilakukan untuk memastikan masalah gangguan tidur.
Tes polisomnogram atau studi tidur adalah menguji beberapa komponen yang secara elektronik mentransmisikan dan merekam aktivitas fisik tertentu saat tidur.
Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan meliputi:
- EEG (electroencephalogram) untuk merekam gelombang aktivitas otak
- EMG (electromyogram) untuk merekam aktivitas otot seperti gerakan kaki, kedutan wajah dan menentukan adanya tahap tidur REM saat terjadinya mimpi intens sering muncul
- EOG (electro-oculogram) untuk merekam gerakan mata
- EKG (elektrokardiogram) untuk merekam detak dan irama jantung
- Sensor aliran udara hidung
- Mikrofon dengkuran untuk merekam aktivitas mendengkur
Gejala
Berikut gejala gangguan pernapasan saat tidur yang terjadi ketika tidur:
- Rasa tercekik saat tidur
- Mendengkur keras
- Terbangun di malam hari berkali-kali untuk berkemih
- Gerakan abnormal ketika tidur
- Periode henti napas ketika tidur
Berikut gejala gangguan pernapasan saat tidur yang terjadi setelah bangun tidur:
- Merasa tidak bugar
- Kelelahan
- Nyeri kepala di pagi hari
- Mulut kering
- Rasa kantuk berlebihan di siang hari
- Kesulitan berkonsentrasi
- Kesulitan mengingat
- Penurunan libido
- Gangguan kewaspadaan
- Gangguan ketika menyetir
- Mudah marah
Artikel lainnya: 10 Jenis Gangguan Tidur yang Sering Terjadi, Bukan Cuma Insomnia
Faktor Risiko
Terdapat beberapa faktor risiko gangguan tidur, seperti:
- Usia lanjut
- Laki-laki
- Wanita pasca menopause
- Micrognathia (rahang bawah lebih kecil dibanding ukuran normal)
- Retrognathia (rahang bawah lebih mundur dibanding rahang atas)
- Pembesaran amandel
- Kehamilan
- Obesitas
- Gagal jantung kongestif
- Stroke
- Posisi tidur terlentang
- Mengonsumsi alkohol
- Merokok
- Penggunaan obat sedatif
Artikel Lainnya: 8 Penyebab Sesak Napas saat Tidur Malam, Berbahayakah?
Pengobatan
Modifikasi perilaku dan berobat ke dokter adalah cara mengatasi gangguan pernapasan saat tidur. Secara umum, pengobatan gangguan pernapasan saat tidur adalah:
- Modifikasi perilaku
- Posisi tidur miring umumnya lebih dianjurkan daripada terlentang
- Menurunkan berat badan bila berlebih
- Tidak mengonsumsi alkohol
- Tidak merokok
- Berolahraga secara teratur
- Diet gizi seimbang
- Oksigen
- Continuous Positive Airway Pressure (CPAP): mempertahankan patensi saluran napas atas selama tidur
- Manajemen dengan alat penopang mulut (oral appliance): menjaga patensi saluran napas atas
- Pembedahan: Uvulopalatopharyngoplasty (UPPP), trakeostomi, tonsilektomi, dan lain-lain
Pencegahan
Upaya pencegahan gangguan pernapasan saat tidur adalah dengan mengendalikan faktor risiko yang dapat diubah. Berikut upaya pencegahannya:
- Modifikasi gaya hidup dengan cara menjaga status nutrisi dan hidrasi tubuh, rutin berolahraga, dan menjaga berat badan agar di rentang indeks massa tubuh normal
- Tidak mengonsumsi alkohol dan tidak merokok
- Konsultasi kepada dokter tentang penggunaan obat sedatif
- Memilih posisi tidur miring
Artikel Lainnya: Langkah Cepat Atasi Gangguan Pernapasan anak di Rumah
Komplikasi
Berikut komplikasi gangguan pernapasan saat tidur (sleep apnea):
- Hipertensi (tekanan darah tinggi)
- Diabetes tipe 2 (kencing manis)
- Infark miokard (serangan jantung)
- Depresi
- Kecelakaan kendaraan bermotor terkait kurang tidur
- Kematian
Kapan harus ke Dokter?
Sangat penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat untuk kondisi ini. Segera ke dokter bila kamu atau yang berada dalam pengawasanmu mengalami gejala dan tanda di atas.
Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara mengatasi gangguan pernapasan saat tidur, yuk #JagaSehatmu dengan download aplikasi KlikDokter dan manfaatkan layanan konsultasi kesehatan 24 jam langsung dengan dokter melalui fitur Konsultasi Dokter online.
- Sumardi, Hisjam B, Riyanto BS, Budiono E. Sleep Apnea (Gangguan Bernapas Saat Tidur). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi ke 6. InternaPublishing. 2014.
- Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary DL. Penatalaksanaan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam Panduan Praktik Klinis. InternaPublishing. 2015.
- Mayo Clinic. Sleep Apnea. 2023. https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sleep-apnea/doctors-departments/ddc-20377637 Accessed 28 July 2023.
- Pulmonary Associates of Brandon and Sun City. Understanding The Differences Between Central Sleep Apnea and Obstructive Sleep Apnea. 2018. https://floridachest.com/pulmonary-blog/what-is-the-difference-between-obstructive-sleep-apnea-and-central-sleep-apnea Accessed 28 July 2023.
- Cumpston E, Chen P. Sleep Apnea Syndrome. StatPearls [Internet]. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK564431/ Accessed 28 July 2023.
- Slowik JM, Sankari A, Collen JF. Obstructive sleep apnea. StatPearls [Internet]. 2022. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459252/ Accessed 28 July 2023.
- Singh P, Bonitati A. Obstructive Sleep Apnea Syndrome–A Review for Primary Care Physicians and Pulmonologists. Rhode Island Medical Journal. 2021.
- AlTulaihi B, Alassafi MT, Alanazi FH, Owaiwid LN, Alasmari H, Alhaddab MM, et al. Symptoms and Risk of Obstructive Sleep Apnea in Patients Attending Primary Health Care Clinics in Riyadh, Saudi Arabia. Cureus. 2023.
- Guzek D, Głąbska D. Diet Therapy of Obstructive Sleep Apnea Syndrome Treated with Positive Airway Pressure: A Systematic Review of Randomized Controlled Trials. Applied Sciences. 2023.
- Singh J. Basics of Central Sleep Apnea. 2013. https://www.acc.org/latest-in-cardiology/articles/2014/07/22/08/25/basics-of-central-sleep-apnea
- Osman AM, Carter SG, Carberry JC, Eckert DJ. Obstructive sleep apnea: current perspectives. Nat Sci Sleep. 2018.
- Kumar JS, Bhuvaneswari P. Analysis of electroencephalography (EEG) signals and its categorization–a study. Procedia engineering. 2012.
- Rafie N, Kashou AH, Noseworthy PA. ECG interpretation: clinical relevance, challenges, and advances. Hearts. 2021.